Artikel ini pernah disiarkan di acara Jelajah Kuliner di Radio Taiwan Internasional seksi Bahasa Indonesia pada tanggal 2 Januari 2020.
Indonesia dianugrahi iklim tropis yang terdiri dari dua musim: penghujan dan kemarau. Dua musim ini mempunyai karakter sendiri dan membawa keberkatan pada setiap masyarakat Indonesia. Iklim tropis ini juga membawa keberkatan yang luar biasa pada kekayaan hayati yang ada di tanah Nusantara, baik berupa tanaman herbal, tanaman pangan dan segala jenisnya. Dengan keberkatan yang luar biasa inilah Indonesia menjadi kaya akan dunia medis tradisional dan kuliner tradisional.
Pada setiap musim, manusia Indonesia mengikuti pola yang semesta sudah sediakan. Saat musim kemarau alam Nusantara menyesuaikan dan menyediakan aneka pangan yang bisa disajikan pada musim kemarau. Begitu pun dengan musim penghujan, alam Nusantara merespon kehendak semesta untuk menyajikan berbagai hidangan yang melezatkan lidah.
Desember ini Indonesia memasuki musim penghujan, sementara Taiwan memasuki musim dingin. Cocok kiranya dengan resep wedhang yang akan saya bagikan kepada para pendengar sekalian. Wedhang tradisional ini berasal dari tanah leluhur saya, Banyumas - Jawa Tengah. Para leluhur sedianya sudah merasakan manfaat dari wedhang yang diciptakan-nya sendiri, baik manfaat kesehatan maupun manfaat lainnya. Wedhang ini bernama Kopi Rempah, karena dibuat dari rempah-rempah Indonesia yang dikenal mujarab khasiatnya. Ayok daripada ngobrol terus mari kita buat Kopi Rempahnya!
Bahan-bahan
Kopi hitam 2 sendok makan
Gula pasir 1 sendok makan
Cengkeh 2 biji
Kapulaga 2 biji
Jahe 1 ruas kecil
Kayu manis 2-3 cm
Sereh 1 batang
Air 1-1,5 gelas
Cara
Geprek kapulaga, jahe dan sereh
Masukkan semua bahan kecuali sereh, setelah dimasukkan ke panci segera dimasak dengan api kecil hingga sedang. Jika sudah mendidih masukkan air ke gelas dan masukkan batang sereh ke wedhang. Sruput sedikit demi sedikit hingga kenikmatan menjalar pada saraf-saraf lidah dan dinding kerongkongan.
Komentar