Artikel ini pernah dibacakan di acara Baca Buku dengan pengasuh Maria Sukamto di Radio Taiwan Internasional seksi Bahasa Indonesia pada tanggal 25 Desember 2019, 1 dan 8 Januari 2020.
Kehidupan manusia adalah suatu anugrah Tuhan yang amat rumit jika dirunut dari segala aspek. Pada kesempatan peralihan tahun ini, paling tidak di acara Baca Buku ada refleksi sederhana tentang manusia dan kehidupannya, di sini saya mencoba untuk menulis sedikit tentang pengetahuan tentang kehidupan. Dengan kerendahan hati tulisan ini tidaklah bertujuan untuk menggurui kepada penyiar ataupun pendengar sekalian, ini hanyalah sebuah refleksi sederhana.
Tanpa adanya refleksi setiap tempo, irama, masa, periode atau mili sekon tidak selalu membawa keberartian hidup. Semua nampak sama, semua berjalan tanpa ada rasa, dan hambar. Sejatinya waktu bergulir dengan sifat yang baru, hanya saja ada sistem yang dibuat manusia hingga ada yang namanya awal dan akhir tahun. Awal dan akhir biasanya menjadi sebuah momen yang istimewa, momen untuk refleksi diri, seakan-akan menjadi sebuah hari di mana manusia diberi waktu untuk membaca laporan kehidupan-nya selama kurun setahun dan rencana apa yang hendak dibangun pada hari-hari mendatang yang masih misteri.
Ada elemen menarik dari masa peralihan tahun, bagiku Ada tiga elemen yang mesti dipikirkan kembali baik tempo yang pernah terlewati, maupun tempo hadapan. Diantaranya: harapan, ketakutan dan waktu. Ke-tiga elemen menarik ini akan saya uraikan satu-persatu, semoga para pendengar menikmati, paham dan mengerti apa yang saya tulis. Mohon dimaafkan jika saya menggunakan bahasa yang sedikit njlimet, hal ini karena keterbatasan akar-akar otak yang masih pendek.
Harapan
Apa harapan itu?.... Bagian dari kehidupan, pemberian Tuhan, berhubungan dengan waktu, eksistensial (hidupmu dalam rangka mewujudkan harapan-harapan yang dibuat oleh dirimu sendiri), bagian dari harapan manusia terkait dengan penderitaan (seseorang mempunyai harapan saat terpentok), dan masih banyak lagi.
Setiap jiwa manusia yang dikandung badan pastilah mempunyai sebuah harapan, tak terkecuali pada seseorang yang ingin mati. Semuanya mempunyai sebuah harapan. Apa sih yang membuat lahirnya sebuah harapan pada diri manusia? Pada umumnya kelahiran harapan pada diri manusia terjadi karena sebuah dorongan fitrah atau kodrat manusia yang secara alami disematkan oleh Tuhan saat penciptaan; dan dari dorongan dari berbagai aspek kehidupan seperti dorongan mempertahankan diri (survival), keamanan dan kenyamanan, cinta dan dicintai, status atau eksistensi, dan aktualisasi diri.
Apa sih komponen dari sebuah harapan? Seharusnya jika Anda mempunyai sebuah harapan harusnya mempunyai sebuah tujuan, mempunyai kemampuan untuk membuat sebuah rencana mencapai kesuksesan, dan ada orang yang mempunyai harapan. Jika seseorang yang mempunyai harapan, tapi tidak mempunyai tujuan, maka apalah arti sebuah harapan. Jika harapan tanpa kemampuan (tanpa jalan/cara/usaha) maka yang terjadi hanyalah sebuah lamunan saja, dan juga harapan tanpa orang yang mempunyai harapan maka itu hanyalah sebuah kekosongan (nothing). Jadi jika Anda mempunyai sebuah harapan seharusnya mempunyai komponen-komponen di atas. Jangan sampai sebuah harapan menjadi sebuah lamunan, bukan harapan atau lebih seremnya sebuah kehampaan atau bukan apapun (nothing).
Bagaimana cara mengatur sebuah harapan yang tepat pada kehidupan manusia? Sebuah harapan akan berdampak pada sebuah kekecewaan atau hal yang menyakitkan pada setiap orang yang memiliki harapan yang tidak pernah mengatur atau mengukur harapan-nya sendiri. Ada beberapa pengaturan dalam sebuah harapan agar kita tidak terlalu kecewa atau terhindar dari rasa yang menyakitkan itu, diantaranya ada beberapa cara: harapan tersebut haruslah rasional, dapat dikontrol, dapat diterima oleh level sosial maupun moral, dan dipandang oleh individu.
Apakah harapan bisa hilang dari jiwa manusia? Tentu semua yang ada di dunia ini bisa hilang, tentunya semua mempunyai tempo, masa atau alasan masing-masing. Hilangnya harapan biasanya disebabkan oleh turun-nya atau bahkan hilangnya motivasi pada sebuah tujuan atau cita-cita; setelah motivasi turun atau hilang maka terjadilah sebuah perasaan putus asa hingga muncul-lah sebuah perasaan apathy atau hilangnya harapan dan tujuan. Jika Anda pada fase turun-nya motivasi, maka lekas-lekaslah untuk kembali menguatkan harapan itu dengan cara: membangun kembali harapan dengan cara mengukur kembali tujuan, mungkin dengan menurunkan skala cita-cita. Misalnya niai IP 3.7 terlalu tinggi, maka turunkan skala cita-cita menjadi 3.2-3.5. Jalan selanjutnya untuk menumbuhkan pohon harapan yang layu adalah mengidentifikasi jalan/cara yang kemarin dilakukan, apakah jalan/cara baru akan lebih membawa kesuksesan atau ada jalan/cara yang lebih mudah. Selanjutnya membuat kenangan kesuksesan masa depan hingga timbul kembali harapan yang baru.
Harapan bukanlah sesederhana yang kita bayangkan, setiap harapan mempunyai kadar atau batasan tersendiri. Jika seseorang yang mempunyai harapan namun tidak mempunyai kadar/batasan maka harapan itu akan melenceng jauh. Jika Anda mempunyai sebuah harapan harusnya mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni agar cita-cita yang diharapkan berjalan dengan lancar, kedua imbangkan harapan dengan usaha mencapainya, jika tanpa usaha apalah artinya. Setelah semuanya dilakukan maka kita harus percaya pada segala yang telah kita perjuangan dan kembali serahkan segala usaha kepada Tuhan.
Harapan, usaha dan doa adalah bangunan segitiga yang tak boleh hilang sisi, semua saling berkaitan. Setiap orang yang mempunyai harapan untuk mewujudkan harapan-nya harus berusaha, berjuang keras untuk mewujudkan. Setelah segala usaha dilakukan untuk mendukung dan menguatkan sebuah harapan maka dibutuhkan do'a sebagai penguat keteguhan cita-cita/harapan. Kekuatan doa biasanya menjadi sebuah telaga yang menenangkan jiwa yang mempunyai harapan.
Kira-kira apa harapan tahun 2020 ini? Jangan lupa untuk diceritakan di acara Baca Buku, siapa tahu harapan tahun 2020 Anda sekalian membawa energi yang positive bagi pendengar atau penyiar Radio Taiwan Internasional. Kalau enggak mau cerita bisikin aja di Facebook kak Maria ya!
"Segala sesuatu adalah netral, hanya pikiranmu yang membuat sesuatu menjadi hal yang bernilai atau tidak".
Ketakutan
Jika harapan terlalu besar tanpa rasa takut, maka harapan-harapan besar itu kan membawa seseorang pada sebuah kehancuran atau kekecewaan yang mendalam. Sebagai "rem" kehidupan untuk sebuah keseimbangan, maka muncul-lah rasa ketakutan sebagai penyeimbang. Dan jika rasa takut yang berlebihan menguasai hidup maka kita tidak akan kemana-mana dan musnah dengan berlalunya waktu.
Bisa disamakan antara ketakutan dan harapan bagai ngerem dan ngegas dalam berkendara. Harapan dianalogikan sebagai tarikan gas dan ketakutan dipadankan pada pijakan rem. Rangkaian aktifitas ini ada sebagai taktik bijaksana dalam kehidupan, kapan kita harus tanjap gas, dan kapan kita harus menarik rem. Ya hidup bukan sebuah jalan yang mudah sehingga hanya menggunakan tancapan gas saja.
Apa sih ketakutan itu?...bagian dari hidup, bagian dari pengalaman manusia, berhubungan dengan masa depan manusia, mekanisme bertahan, sebuah eksistensi, sebuah pemberian Tuhan…
Apa sebenarnya manifestasi dari sebuah perasaan ketakutan? Kira-kira apa ya? Ketakutan adalah sebuah tekanan, keraguan, kekhawatiran, dan rasa malu. Kenapa manusia diberi rasa takut dan apa yang ditakuti manusia? Pada umumnya manusia mempunyai rasa takut terhadap apapun termasuk takut gagal, takut terisolasi, takut pada hal yang belum diketahui (mystery), takut tidak diakui atau hilangnya eksistensi diri. Kita sebagai manusia pasti takut jika terisolasi baik terisolasi oleh waktu, tempat atau sebuah interaksi sosial. Siapa yang mau terisolasi (dijauhi) oleh masyarakat sekitar? Sepertinya tidak ada ya. Kita juga takut pada hal yang belum diketahui seperti pada gua yang gelap, langit yang terlalu luas, dalamnya lautan, masa depan dan pada sebuah misteri-misteri lainnya. Namun dari semua ketakutan ada sebuah harapan.
Rasa takut memang boleh ada, boleh juga mesti lekas dihilangkan. Ya kita tahu bahwa kehidupan ini mempunyai kadar dosis yang pas untuk menjadikan kehidupan yang baik atau seimbang. Di sini ada beberapa katagori tentang ketakutan: Pertama, ketakutan yang sehat yakni rasa takut yang berfungsi sebagai proteksi atau tameng. Ke-dua ketakutan yang tidak sehat yakni ketakutan yang membawa petaka atau kekacauan. Dan ke-tiga ketakutan yang rasional dan irasional atau yang pada umumnya orang bilang sebagai phobia.
Bagaimana cara menyikapi rasa takut? Hal pertama yang harus kita lakukan saat terperangkap rasa takut adalah dengan menyadari rasa itu sendiri, katakan pada jiwamu bahwa rasa takut muncul dengan alami dan sebagai sebuah kodrat manusia. Siapkan diri dan pelajari penyebab, dampak dari rasa takut, selanjutnya hadapilah rasa takut dengan tenang. Jangan lakukan segala yang tidak alami.
"Kapanpun aku melihat orang yang menderita karena ketakutan, Aku berpikir kira-kira apa yang dia inginkan. Andai saja dia tidak menetapkan tujuan pada hal-hal yang tidak dapat dijangkau, maka ketakutan-nya akan lenyap" - Epictetus.
Waktu
Plato, seorang filsuf kolot Yunani pernah berkata: "Waktu diciptakan bersama surga, karena keduanya menjadi secara bersamaan". Sementara muridnya (Aristotleles) bilang: "Dunia diciptakan dalam waktu yang merupakan perluasan tak terbatas dan berkesinambungan". Jadi sebenarnya waktu itu apa? Kapan diciptakan-nya waktu?
Waktu sebagai sumber segala hal, waktu bisa menjadi sebuah harapan dan waktu bisa jadi sebagai sumber ketakutan. Waktu sebagai sumber harapan, saat seseorang ingat bahwa waktunya dia untuk berbuat sesuatu untuk mengerjakan tujuan dan harapan-nya. Dan waktu juga menjadi sumber ketakutan dimana waktu menjadi sebuah kendala, pengingat dan yang lainnya. Kita sejatinya tidak boleh kalah oleh waktu karena jika kita kalah maka lambat laun musnah oleh waktu, sementara saat kita menang dan menguasai waktu segala hal ada dalam tangan kita sendiri.
Waktu itu sirkular (berputar), waktu tidaklah lurus dan tidak terbagi, terpisah antara masa lalu, masa kini dan masa depan, namun waktu itu berulang. Dalam falsafah Jawa disebut dan digambarkan pada sebuah roda Cokromanggilingan atau lingkaran waktu. Untuk menguasainya maka seseorang dituntut memiliki triwikrama yakni masa lalu, masa kini dan masa depan dengan ukuran yang pas. Umumnya seseorang yang percaya bahwa waktu bersifat sirkular adalah masyarakat Timur (Asia).
Waktu bersifat linear dan terbatas, waktu berjalan terus dan tidak bisa terulang. Pada konsep ini biasanya orang akan terburu-buru karena mempunyai pedoman waktu berjalan terus dan tidak kembali lagi. Ini merupakan salah satu sudut pandang masyarakat Barat (Eropa, Amerika dan Australia) sehingga pepatah Barat mengatakan "Time Is Money" atau "Kesempatan tidak datang dua kali".
Waktu bersifat objektif, di sini waktu bisa dikatagorikan sebagai hal yang objektif bisa diukur dan mempunyai sistem. Waktu dalam katagori contohnya sistem kalender baik kalender masehi, hijriyah, imlek atau jenis kalender lainnya. Hitungan jam dari 00-24 jam, mili detik sampai hitungan jam, hari sampai minggu, tahun sampai abad dan seterusnya.
Waktu bersifat subjektif, wah ternyata ada ya waktu itu sebagai hal yang subjektif. Seperti apa contoh sederhananya? Waktu bersifat subjektif ini adalah waktu yang dirasakan melalui batin, jiwa atau pikiran misalnya duduk di depan kobaran api besar selama satu menit akan terasa sangat lama, berbeda dengan duduk dengan pacar selama dua jam serasa sangat singkat. Itulah sebuah kesubjekan dari waktu, sangat bersifat relatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa waktu itu berjalan dengan logika yang berbeda-beda.
Menurut filsuf Heiddeger bahwa waktu eksistensial adalah keberadaan di dalam waktu, semua mahluk berada dalam aliran/lingkup waktu. Jadi manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta berjalan dalam ruang waktu yang tak akan pernah terpisahkan. Saat seseorang meninggal dunia, tumbuhan mati, benda hancur juga masih dalam lingkup waktu.
Pada konsep waktu ini manusia diingatkan betapa petingnya waktu, dengan waktu manusia memperoleh harapan dan ketakutan. Waktu saat ini adalah waktu milik anda-anda sekalian, sekalipun waktu terdahulu adalah sebuah catatan sejarah yang mesti menjadi pelajaran, sementara sedetik, sejam, setahun kedepan itu adalah sebuah misteri besar. Kuasailah waktumu hari ini jangan sampai lengah hingga waktu akan menelan diri Kita sendiri. Bagi para pemuda janganlah GR soal waktu bukan berarti yang muda mempunyai waktu hidup yang panjang, dan bagi yang tua jangan bersedih karena umur yang sudah tua, ingatlah bahwa sedetik di depan kita adalah suatu misteri besar yang penuh harapan.
Sekian dari saya semoga tahun ini penuh pengharapan dengan batas-batas yang membuat kita mawas diri dan sadar bahwa kita masih seorang manusia. Sekali lagi Saya di sini bukan untuk mengajari, namun hanya merangkum Bab filsafat yang mungkin bermanfaat bagi kita semua. Salam buku!
Komentar