Merupakan buku Tua dan tipis, namun bernilai emas. Buku yang sudah lepek, berbau khas kertas tengik terselamatkan oleh teknologi digital yang terekam halus oleh alat pemindai. Buku ini menggunakan ejaan Soewandi ejaan yang populer pada zaman Orde Lama, zaman dimana Ir. Sukarno berkuasa. Perlu usaha nyata untuk membaca buku ini, maklum saja orang sekarang diajar dalam penulisan sistem EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Buku Ibnu Farabi karangan H Aboebakar Atjeh merupakan ikhtisar dari kehidupan dan pemikiran filsuf Islam yang bernama Ibnu Farabi atau Ibnu Suraqah atau juga Muhyiddin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah al-Hatimi. Terlahir di negeri Islam Eropa yang bernama Andalusia, tepatnya di Murcia pada 17 Ramadhan 560 Hijriyah bertepatan pada 29 Juli 1165 Masehi. Beliau dibesarkan dengan pengajaran pendidikan yang luas mulai dari belajar Alquran kepada Abu Bakar bin Khalaf di Sevilla hingga ke penjuru negeri Islam saat itu.
Ibnu Arabi dengan Pandangannya
Pemikiran tasawuf Ibnu Arabi sempat ditolak oleh penguasa Baghdad saat itu, mungkin karena masalah perpolitikan antara penguasa dengan ulama yang bersebrangan dengannya, hingga akhirnya banyak karyanya dibakar. Hasil pemikirannya begitu cemerlang terlebih pada bidang tasawuf akidah yakni pada paham wihdatul wujud, ajaran yang mempercayai bahwa hanya Tuhan saja yang berwujud.
Ibn Arabi tidaklah dapat disebut menganut paham Hului atau Ijttihad, ia mempunyai pendirian tersendiri terhadap Tuhan dan makhluk. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Hului itu ialah suatu keadaan menurut keyakinan orang sufi, bahwa Tuhan itu berada dimana-mana, di luar dan di dalam mahkluk (tnuhith tersebut dalam Quran dan immanent dalam ilmu filsafat). Quran mengatakan, bahwa Tuhan meliputi segala sesuatu, dan suatu aliran dalam sejarah filsafat menerangkan, bahwa zat pencipta itu terdapat dalam mahkluk. Hal itu juga ada ayat Quran yang menyebutkan bahwa Tuhan itu lebih dekat daripada urat leher.
Ibn Arabi membuat teori Wihdah dengan maksudnya, hanya ada satu zat Tuhan yang berkuasa dalam segala-galanya, selain itu tidak ada. Semua mahkluk itu hanyalah akibat dan gambaran, mirah. Daripada kekuasaan pencipta yang amal hebat itu, yang bernama Allah. Sepintas lalu kelihatan, bahwa keyakinan Ibn Arabi itu bersamaan dengan Hului atau Ittihad, apalagi dengan ucapannya, bahwa hal itu adalah 'ainnl khalk, yang dapat ditawilkan orang dengan Hak itu adalah intipati segala ciptaan, yang lalu diartikan, bahwa Ibn Arabi menyamakan mahkhluk dengan khalik, serta atas dasar ini orang-orang menuduhnya kafir atau sindiq.
Selanjutnya pembahasan pemikiran Ibnu Arabi di jelaskan dengan sederhana di buku ini, juga buku ini menjelaskan perbedaan pendapat antara ahli fikih dan ahli tasawuf. Terlebih perbedaan pada Ibnu Farabi atau Ibnu Siena dengan Imam Al Ghazali. Buku ini cocok untuk Anda yang ingin belajar teologi Islam ataupun mengenal lebih dekat pada sosok dan pemikiran Ibnu Arabi, gambaran sederhana membuat Anda lebih mudah untuk paham apa yang dipikirkan oleh Ibnu Arabi.
Saat ini buku tersedia di internet dalam bentuk buku elektronik format PDF, sila cari sendiri. Saya mendapat buku Elektronik ini dari sambungan facebook. Saya pikir buku ini juga sangat langka jika Anda mencari dalam bentuk cetakan-nya, maklum saja buku keluaran tahun 1960-an.
Judul: Ibn Al Arabi - Tokoh Tasawuf dan Filsafat Agama
Penulis: H. Aboebakar Atjeh
Penerbit: Penerbit Tinta Mas - Djakarta
Tahun terbit: 11 Juli 1965
Komentar