Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Preman Dalam Sebuah Buku: Para Jagoan

Dunia preman biasanya dianggap sebagai dunia hitam, dunia yang dipandang sebelah mata. Jarang orang mengambil tema ini untuk dijadikan buku, walaupun banyak cerita fiksi ataupun nonfiksi yang bercerita mengenai golongan preman. Dunia marginal memang selalu tersisih dan termarjinalkan.

Kata preman, diduga berasal dari bahasa Belanda Vrije Man alias orang bebas. Dengan pengertian orang yang tidak bergantung pada suatu institusi ataupun kedinasan negara. Pada buku ini dijelaskan serba-serbi tentang preman, jagoan, jawara ataupun bromocorah. Sejarah awal hingga eksistensinya hari ini, termasuk problematika yang dihadapi dan manfaat yang diperoleh. 

Ini merupakan buku pertama yang saya baca tentang preman yang dipandang sebagai pahlawan, tokoh hebat dan terpuji. Ya sisi lain dari preman yang biasanya dianggap hal yang buruk. Dari buku ini juga saya mendapatkan pengetahuan tentang sejarah leluhur kita, yang tak lain juga seorang preman. Baik kelakuannya preman ataupun otaknya yang preman. Pada awal belajar sejarah di sekolah dasar ataupun di SMA, saya mengira Ken Arok adalah orang yang suci, pahlawan, tokoh kerjaan yang tanpa cacat. Begitu juga tokoh lainnya yang disajikan di buku ini seperti Untung Suropati dan Ken Arok. Sementara tokoh Si Pitung sudah dikenal sejak kecil, dia adalah pahlawan orang miskin dengan cara derma yang "tak biasa". Tokoh lainnya saya belum pernah kenal seperti: Tollo, Entong Endut, Ibnu Hajar dan yang lainnya.

Pahlawan ataupun penjahat adalah suatu istilah yang timbul dari sudut pandang. Jika Anda seorang pahlawan, berarti Anda juga seorang penjahat bagi golongan lainnya. Cara yang "haram" akan terasa dan menjadi "baik" di mata golongannya. Itulah tindakan dan peran para preman yang diceritakan pada buku ini. Hampir para preman atau jagoan di buku ini berasal ataupun berkejadian di Jakarta, entah kenapa banyak tokoh preman yang dimunculkan dari Jakarta. Padahal mungkin ada ratusan ribu jagoan atau preman dari luar Jakarta. Selain bercerita soal kepahlawanan rakyat miskin, para jagoan yang diceritakan juga berasal dari kekecewaan para pejuang kemerdekaan pada negara sehingga dirinya dan kelompoknya merasa tidak dihargai. Oleh karena kekecewaan itu terjadilah pembelotan yang meresahkan warga masyarakat yang pada umumnya masyarakat miskin di daerah.
Dari tata tulis beberapa ditemui kekurangan berupa kesalahan penulisan yang sekarang disebut typos, walaupun demikian tidak mengurangi arti maksud dari kalimat yang ditulis salah. Hanya saja kurang terlihat sedap di mata. Bahasa yang digunakan juga sederhana dan mudah dimengerti baik oleh kalangan anak SMP sampai dewasa. Buku ini bisa dalam katagori pengajaran "budi pekerti" yang harus diawasi ataupun dibimbing oleh orang dewasa agar si pembaca kecil mendapatkan hikmah yang baik pula.

Judul: Para Jagoan dari Ken Arok Sampai Kusni Kasdut
Penulis: Petrik Matanasi
Penyunting: Agung Dwi Hartanto
Penerbit: Trompet Book
Cetakan: Pertama, Juli 2011
Dimensi: iv + 100 halaman 13x19 cm
ISBN: 978-602-99131-1-8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Tarawih di Masjid LDII

Sepuluh menit yang lalu, usai sudah ritus tarawih ramadan. Kali ini saya sengaja untuk beribadah di masjid yang berlabel LDII. Masjid yang menurut orang-orang "serem" mesti dipel kalau bukan anggota!.  Banyak sentimen negatif pada organisme LDII bukan saja dari kalangan agama lain ataupun dari agama Islam sendiri. Bisa jadi sentimen negatif lebih parah dari golongan Islam yang lain. Rumor-rumor yang mengerikan nan menyesatkan membuat orang mbligidig untuk sekedar sembahyang lima waktu di masjid berplang LDII.  Saya mempunyai banyak pandangan terhadap Islam dan cabang-cabangnya, tentu saja tidak mau terbawa sentimen negatif nan menyesatkan. Perlu bukti nyata! Kini bukti tersebut saya rasakan dengan bertarawih di Masjid LDII Bojongnangka, Kertahayu, Pamarican, Ciamis.  Awal memasuki kawasan masjid rasanya terintimidasi oleh perasaan sendiri yang sudah terdoktrin oleh isu-isu negatif terhadap LDII. Barang sepuluh menit berlalu tidak ada lagi perasaan yang menekan diri saya, ...