Adalah novel Jepang yang pertama saya baca, sebelumnya sama sekali tidak ada novel yang pernah dibaca. Karya Jepang yang saya nikmati biasanya adalah anime dan manga saja, selain itu tidak ada. Memang ada beberapa karya sastra berbentuk audio yang selalu disiarkan oleh NHK Radio Jepang Siaran Bahasa Indonesia. Karya tersebut dibacakan, namun pendek saja.
Novel ini menceritakan tentang Aku dengan titik utamanya adalah sensei (orang lain). Dari alur cerita sangat biasa, namun terjadi permainan emosi terutama pada tokoh Sensei dan juga tokoh Aku. Lagi-lagi porsi cerita lebih menekankan ke tokoh Sensei.
Alur yang digunakan adalah alir tarik ulur antara masa kini dan masa lalu yang digambarkan secara sederhana, tanpa memusingkan para pembaca sekalian. Namun jika anda pembaca yang tidak menyukai permainan emosi, sebaiknya jangan membaca karena akan terasa jemu terlebih ceritanya tidak ada kejadian/peristiwa yang "woow".
Novel ini terdiri tiga bagian: Pertama bagian menceritakan Aku dan Sensei, kedua menceritakan Aku dan Orangtuaku, dan terakhir (ketiga) tentang Sensei dan Pesan-nya.
Bagian Aku dan Sensei adalah bagian awal yang menceritakan bagaimana awal hubungan Aku dan Sensei terjadi dan sebuah titik balik sebelum dan sesudah Sensei meninggal dunia. Di sini Sensei digambarkan sebagai orang yang sangat misterius, sementara Aku terlalu tertarik dengan kehidupan Sensei.
Bagian Aku dan Orang tuaku, berisikan cerita hubungan antara anak (Aku) dan kedua orang tuanya yang sudah sakit keras terutama ayahnya. Di sini walaupun titik tekan pada hubungan dengan orang tua, tapi selalu juga tertuju ke Sensei. Pada bagian ini saya tidak mengerti kenapa tokoh Aku lebih berat kepada Sensei daripada kepada ayahnya yang sedang sekarat.
Bagian terakhir adalah Pesan Sensei Yang ditulisnya dan dibaca oleh tokoh Aku di dalam kereta menuju Tokyo pada gerbong kelas ekonomi. Tulisan Sensei ini mengenai kehidupan dirinya sebelum menjadi orang yang misterius (bertarung dengan ego sendiri) dan kejadian apa yang membuatnya demikian menutup diri. Saya membayangkan tulisan (surat) dari Sensei ini tebalnya lebih dari 100 halaman, entah bagaimana dia mengirimkan lembaran surat tebalnya ke tokoh Aku. Saya membaca pesan (surat) Sensei saja membutuhkan sekitar 1,5-2 jam.
Yang yang saya kurang sreg dari novel ini hanya isi cerita yang banyak berhubungan dengan emosi, saya tidak menemukan klimaks atau antiklimasnya di mana. Seperti cerita yang datar sekali. Tentu saja ini pendapat pribadi saya yang jauh dari pengalaman membaca karya sastra dunia yang lebih luas.
Judul: Kokoro (Rahasia Hati)
Penulis: Natsume Soseki
Penerjemah: Hartojo Andangdjaja
Cetakan: Pertama, Mei 2016
Dimensi: vi + 265 halaman 14 x 21 cm
Penerbit: KPG
ISBN: 978-602-424-032-5
Komentar