Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Cerita Awal Tahun

Tahun baru ini diawali dengan cerita kehidupan dariku, dimana boleh diambil sebagai bekal nanti. Pagi di tahun sebelumnya saya mendapatkan pesan WhatsApp dari saudara, Asri. Dia meminta tolong untuk dijengukkan ayahnya (sifat kakak) yang sedang dirawat di Inabah. Saya pun menyanggupi permintaannya. 

Kebetulan saya mendapatkan hari libur dadakan di tanggal 1 Januari, jelas kesempatan emas untuk melaksanakan amanat dari Asri. Pagi sekitar jam 09:00 saya berangkat sendiri menuju Bojingmengger untuk melihat wajah yang pernah aku kenal sejak kecil, Ang Timin. Duku Ang Timin adalah salah satu orang yang suka mengendong saya selagi kecil. Badannya tambun sejahtera dengan segala banda yang ia punya. Kini dia seorang pesakit yang jauh dari kata sejahtera. Wajahnya penuh timbunan masalah hidup, gurat-gurat di dahi seperti lukisan tumpukan psikologis yang dalam. Ucapan demi ucapan menjadi sebuah makna yang bisa saya ambil sebagai bekal nanti.

Ia dinyatakan sembuh 80% dan bisa diurus di rumah, asal ada yang menjaga dan memberi kegiatan yang layak agar psikologisnya tidak ambruk lagi. Beberapa faktor penyebab sudah diceritakan dan aku paham ini adalah sebuah kesalahan dalam bergaul, bagiku titik awal sehat mental adalah dimana seseorang membawa 'racun' atau tidak saat menjalin hubungan sosial. Dan kekuatan mental kita yang membawa untuk menjadi kuat.

Pasien di inabah tidaklah banyak, ada sekitar 6-7 orang dengan permasalahannya masing-masing. Satu dua orang mendekati saya dengan gayanya sendiri. Tampak satu orang yang pintar ceramah 'membawakan' isi ceramah dengan tiba-tiba ketawa keras dan menangis sedih. Satu lagi pemuda tampan yang mengaku orang Salopa, namun besar di Purwokerto. Dia bisa berbahasa Jawa, akhirnya saya berkomunikasi dengan bahasa Jawa untuk mendekatkan hubungan yang lebih dalam.

Dengan percakapan ringan mengalir lebih jauh hingga dia membuka cerita yang sangat dalam padaku. Usianya 18 tahun dengan permasalahan narkoba yang ia konsumsi sejak SMP. Dia mengajukan diri untuk sebuah 'pertobatan' di Inabah ini. Dengan jawaban santai "saya bersedia ke sini untuk menata hidup"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d