Akhir tahun lalu 2020 saya mendapatkan banyak hadiah dari Kak Maria Sukamto, suatu anugrah tersendiri mengenal beliau. Saya sebagai pendengar acara beliau merasa beruntung dengan segala kebaikannya. Sejak dulu kala kak Maria memang sangat baik kepada semua orang, saya paham beliau menjalankan segala ajaran dari Sang Buddha Gautama. Sebagaimana Buddha beliau memberikan keindahan dan dharmanya kesetiap orang, termasuk saya.
Yang akan dibahas kali ini adalah teh hijau pemberian dari kak Maria. Jarang sekali saya membuat artikel soal teh, maklum saja saya tidak ahli dalam teh, apalagi kopi. Duh rasanya berat untuk menceritakan soal teh di sini. Kak Maria memberikan saya dua pak teh hijau dan satu set teh poci ala Tiongkok. Set teh poci ala Tiongkok ini sangat unik, bentuknya sederhana dan kecil, bisa dibawa kemanapun pergi. Layaknya seorang Tionghoa yang mencintai teh, poci ini didesain dengan kebiasaan masyarakat Tionghoa yang meminum teh sedikit. Tidak seperti kebudayaan Inggris atau Indonesia yang meminum teh dengan porsi yang sangat besar. Indonesia dalam hal teh terpengaruh oleh kebudayaan Inggris, Belanda dan Tiongkok, namun kebudayaan teh yang paling tertanam di masyarakat Indonesia diadopsi dari kebudayaan Inggris atau Belanda.
Baiklah kita langsung saja pada teh pemberian dari kak Maria. Teh yang diberikan kak Maria ini sebagian besar berbahasa Mandarin, jadi saya tidak paham betul merek dari teh ini. Menurut kak Maria teh yang dikirimnya merupakan jenis teh hijau organik. Taiwan terkenal akan perkebunan organik, mualindari pisang, jambu, apel dan hasil tanam lainnya diperoleh dari cara organik. Tak perlu diragukan bahwa kualitas makanan di Taiwan terutama hasil bumi adalah nomor satu, layaknya di Jepang.
Teh tersebut dikemas dengan plastik berwarna hijau, terdapat tulisan Mandarin di muka, di sebelah kiri dan sebelah kanan terdapat saran penyajian dalam bahasa Mandarin, Inggris dan Jepang. Untuk bahasa Inggris kira-kira begini isi saran penyajiannya:
Saran Penyajian Teh
1. Hangatkan poci teh dengan air mendidih dan tuangkan air mendidih ke teh dan tutup selama tiga menit sebelum disajikan.
2. Sejumlah teh dapat disajikan kembali dengan air mendidih tiga sampai empat kali.
3. Poci harus dibuat dari tanah liat untuk membuat teh semakin beraroma dan nikmat.
Teh hijau ini sangat harum segar khas teh. Bentuk dari teh ini seperti bola-bola kecil. Saya tidak paham model teh ini, tapi saya pernah melihat di acara NHK World TV tentang pembuatan teh hijau dengan cara melinting bulat. Untuk satu porsi teh bisa dibuat dengan 3-4 bola kecil teh. Nah teh yang sudah diseduh akan melebarkan daunnya, tampak ranting muda.
Warna teh hijau yang diseduh seperti keemasan, kadang kalau pekat agak tua keemasan. Aroma teh sangat lembut dan kuat, wangi segar daun teh. Untuk rasa seperti ada lemon, sereh dan rasa sepat atau pahit tidak ketara. Berbeda dengan teh hijau dari Indonesia yang dijual di mini market yang pahitnya minta ampun.
Teh ini untuk tubuh saya tidak membuat mules, ataupun rasa nyeri lambung. Teh ini terasa ringan di lambung. Namun jika disajikan terlalu pekat, bisa jadi akan menyebabkan peningkatan asam lambung. Meminum teh hijau ini cocok disajikan pada sore hari ataupun saat jam sibuk kantor.
Penyajian teh hijau ini bisa dimasak dengan suhu air tidak lebih dari 80⁰C dan bisa disajikan dengan mendiamkan di air dingin beberapa jam. Penyajian dengan air dingin akan mengeluarkan sensasi menyegarkan. Silakan dicoba!!
Komentar