Sejak menganggur aku mulai jatuh cinta pada hewan peliharaan. Sebenarnya sejak kecil memang sudah suka dengan hewan peliharaan, hanya saja orang tua tidak pernah mengizinkan saya untuk memelihara hewan khususnya anjing dan kucing. Mereka hanya mengizinkan saya untuk memelihara burung saja. Tahun 2019 mulai mencintai kucing yang selalu datang ke rumah, kucing ini berwarna putih dan jingga, berjantina betina. Biasanya kucing ini berkeliaran di rumah saya dan bibi, bolak-balik terus untuk mencari sesuap makanan entah tempe, ikan ataupun tikus yang menyelinap di tumpukan karung gabah.
Kucing Ompong Alias Kucing Sukam
Kucing betina ini adalah hewan peliharaan pertama saya dengan jenis kucing. Dia dari ras domestik dengan kaki belakang yang agak tinggi, kemungkinan masuk ke jenis Anatolia. Awalnya dia hidup di rumah bibi saya namun karena saya sedang senang dengan kucing hingga akhirnya dibelikan makanan kucing yang membuat kucing Sukam betah di rumah. Saya tidak tahu umur dari kucing Sukam, kemungkinan sudah 2-3 tahunan. Bagiku dia salah kucing yang baik, bisa makan apapun yang saya kasih termasuk makan tempe, nasi dan juga ikan. Dia tidak terlalu rewel untuk makanan, kesopanan juga sangat baik saat saya sedang makan dia tidak mengeong ataupun menyambar apa yang ada di piring saya.
Sukam sendiri pernah melahirkan beberapa anak. Sukom sendiri merupakan anak kedua atau pertama dari Sukam, selanjutnya Sukam mengandung dan melahirkan tiga anak kucing berwarna kembang asem (hitam putih dan kuning), awalnya anak-anaknya sehat hingga akhirnya terpencar entah kemana. Selanjutnya Sukam melahirkan anak lagi setelah enam bulan kini dia melahirkan tiga ekor kucing dengan warna putih kuning dan hampir semua tidak terawat karena lahir di rumah Bibi Parti. Anak kucing tersebut sangat memperhatikan karena mereka ada yang ditemukan mati di jalan raya Nambo - Bangunsari di sekitaran jalan sawah, saya sendiri hapal dengan corak dari anak-anak kucing Sukam.
Saat ditemukan kucing malang itu dalam keadaan kaku dan belum banyak belatung yang menggerogoti tubuhnya, dengan berani aku menguburkan kucing malang itu ke lumpur di sawah. Semoga dengan tubuhnya menjadi subur tanah sawah dan kembali pada hakekat dari Tuhan. Sementara anak-anak lainnya sudah mati duluan dan saya makamkan di belakang rumah.
Kucing Sukom dengan nama lengkap Sukompul
Anakan dari Kucing Ompong yang entah anak keberapa (kemungkinan anak pertama). Sukompul terlahir kira-kira bulan Februari akhir tahun 2020, dia lahir bersama dua saudaranya yang berbeda jenis kelamin dan warna. Dua diantaranya berwarna putih dan hitam, satu kucing diminta sepupu dan satu lagi oleh anak dari teman kerja. Saya kedua kucing tersebut hilang, ada yang lepas saat dibawa pulang. Entah terjatuh atau kabur karena stress dalam kardus. Sementara satu lagi karena bukan kucing ras dan warna kurang menarik, kucing tersebut dipindah tangankan. Entah dibuang atau benar-benar diurus. Menyedihkan memang.
Sukom saya didik dengan kemanjaan hingga akhirnya membuat dia sedikit nakal saat beranjak dewasa. Beberapa makanan dia tidak suka, hanya makanan kucing dan tempe yang dia suka. Aneh juga saat saya kasih kerupuk dia ikut makan. Kucing Sukom sejak kecil tidur di atas dada saya hingga usia remaja dia masih tidur satu kasur dengan saya. Masa birahi datang dia jarang tinggal di rumah, keluyuran kemana saja. Akhir-akhir ini kucing Sukom sering tidur di rumah mungkin karena dia selalu kalah dalam mencari betina, juga kucing-kucing jantan selalu mengira bahwa dia kucing betina.
Kucing Panda Alias Pendol, Pendol Surondol
Kucing remaja ini terlahir di tahun 2021 dari rahim Si Kucing Ompong, lahir tiga anak dengan warna dan jenis kelamin yang berbeda. Dua warna putih hitam dan satu warna kuning putih, saat itu entah kenapa ide saya muncul untuk menamakan mereka nama hewan. Putih hitam diberi nama: Sapi dan Panda, sementara untuk warna kuning putih diberi nama Macan Loreng nama pendeknya Si Loreng.
Dalam perjalanan hidup dari anak Si Kucing Ompong ini memang tragis, Loreng dan Sapi mati. Loreng mati karena diare, mungkin salah saya memberi susu kental manis, sementara Sapi mati karena beberapa penyakit komplikasi. Riwayat hidup Sapi sangat mengenaskan, kelucuannya sangat menghibur manusia. Teringat setiap pulang dari kantor Sapi selalu menyambut saya, dia paling berani saat mendengar suara motor.
Foto di atas adalah Loreng di hari terakhirnya hingga pagi hari dia ditemukan meninggal dunia dengan posisi membujur ke barat di atas sapu injuk. Hal yang paling mengenaskan dari Loreng adalah dia yang paling sehat dan diagungkan untuk menjadi kucing peliharaan yang setara dengan Sukom ternyata meninggal oleh diare. Rasanya saya sangat bersalah dengan kematiannya, bagaimana tidakesaat sore hari dia masih paling energetik, dengan manja menghampiri saya untuk bermain-main. Loreng sebenarnya paling pintar dan paling kuat!
Terakhir yang paling tragis adalah Sapi. Dia memang bukan yang saya idamkan diantara ketiga anak dari Sukom. Dia paling nurut dan berani dengan permainan ataupun hal lain dan tak pernah rewel. Entah penyakit apa yang merusak tubuhnya, diawali dengan berat badan yang susah naik dan juga mata yang sering mengeluarkan air mata. Kasian sekali riwayatmu Sapi, deritamu memang tidak sebanding dengan kelucuan yang kamu persembahan pada kami.
Dua kucing tersebut saya makamkan di bawah pohon melinjo belakang rumah dekat kandang kambing. Dengan dibalut daun kunir tubuh kucing dimakamkan dengan kedalaman 30 centimeter. Kuburan kucing kakak beradik itu saya letakkan berdekatan. Dengan rasa kasih semoga badannya menjadi manfaat kembali pada kehidupan manusia dan semesta. Pada Sapi dan Loreng tenanglah dalam dekapan pohon melinjo.
Sapi meninggal dengan tragis, sedari pagi sudah sekarat hingga jam satu siang akhirnya dia meninggal untuk melepas sakitnya. Pagi sekali dia susah berjalan, jalan terseok-seok dan duduk menghangatkan tubuh di depan pawon. Lama tidak bangkit Sapi terpuruk dan semakin terpuruk dengan mengeluarkan cairan dari mulut dan matanya. Tampak sangat menyedihkan, tubuhnya kaku dari kaki hingga setengah tubuhnya. Sapi masih ada respon saat saya panggil namanya, beberapa kali dipanggil pun masih merespon dengan mengeong ataupun memalingkan mukanya yang mulai kaku.
Aku ikhlas Sapi pergi dengan kesakitan yang tidak banding. Sapi meninggal di teras belakang rumah. Kini hanya Panda yang menemani kami, dia tumbuh subuh dengan perut gemoy. Panda cerewet dan sangat usil, headset putus karena ulahnya. Semoga keluarga Sukam menjadi berkat tersendiri bagiku.
Panda adalah salah satu kucing yang tidak diutamakan untuk dipelihara dan direncanakan untuk diadopsi oleh orang lain. Panda terlihat lemah saat lahir, dia memang seperti makhluk lemas dan khawatir kesehatannya membawa dia ke maut. Namun semua itu salah, Panda adalah salah satu kucing yang paling kuat diantara tiga anak Sukam. Panda terlahir sebagai betina, dia tidak terlalu bergairah untuk hidup. Berat badan Panda naik seiring waktu dan makanan yang diberikan. Berat badan Panda naik signifikan tampak gendut dengan perut mendol-mendol, jalan yang bergoyang dan tampak susah untuk berjalan. Sangat menggemaskan!.
Panda sendiri mempunyai nama asli Panda, nama lainnya ada beberapa: Surondol, Pendol, dan Pendo. Semua nama itu direspon dnegan baik olehnya. Dia tidur tiap hari dengan saya baik di atas dada ataupun di pinggir dekat bantal. Panda merupakan kuncing yang menyebalkan dia sangat cerewet mengeong terus setiap pagi, selalu minta makan dan selalu mengikuti kemanapun berada. Pernah aku merasa stress karena Sapi, Panda dan Loreng hilang mengikuti Retno ke langgar. Di langgar mereka masih berada, namun saat pulang mereka mengikuti Alif. Mereka terjebak pada majikan yang berbeda hingga akhirnya aku menyusul ke rumah Alif dan ditemukan di depan rumah Wati. Saat ditemukan mereka sangat kebingungan dan mengeong terus. Ya Tuhan betapa sayangnya pada kucing lucu ini.
Komentar