Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Berapa Judul 2022?

Pada 2022 lalu beberapa judul buku sudah terbaca baik yang sempurna maupun setengah saja. Maklum saja kadang gak berselera untuk membaca ataupun isi buku yang tidak klik dengan hati. Berikut senarai judul buku yang telah dibaca:
1. Nietsche Membunuh Tuhan - Zahmalika
2. Jemini - Suparto Brata
3. Seks dan Revolusi - Jean P Sartre
4. Mata yang Enak dipandang - Ahmad Tohari
5. Perempuan di Titik Nol - Nawal El Saadawi
6. Senyum Karyamin - Ahmad Tohari
7. Apakah Batjaan Tjabul? - Hamka
8. Robohnya Surau Kami - AA Navis
9. Mustika Rasa - Ir Soekarno
10. Lelaki Tua dan Laut - Ernest Hemingway
11. Kumpulan Kisah Nyata Pantangan Zina - Kuil Buddha
12. Di Bawah Bendera Hitam - Darsono dkk.
13. Jalan Tak Ada Ujung - Mochtar Lubis
14. Hikayat dan Dongeng Jawa Purba - da Kacha
15. Teknik Mengarang - Mochtar Lubis
16. Filosofi Teras - Henry Manampiring
17. Belenggu - Armijn Pane
18. Robert Anak Surapati - Abdoel Moeis
19. Hawa Nafsu Orang Jawa - Wawan S.
20. Ihwal Sesat Pikir dan Cacat Logika - Fahruddin Faiz
21. Sebelum Filsafat - Fahruddin Faiz
22. The Last Moor - Yoga A
23. Filsuf Juga Manusia - Fahruddin Faiz
24. Timun Mas - Gun (Komik)
25. Bekerjalah Sel-sel Tubuh (Komik)
26. Kamasutra - Rastyayana
27. Cinta - Eric Fromm
28. Khalilla wa Dimnah - Qisthi Press
29. Rasa Sejati: Misteri Seks Dunia Kejawen - Suwardi Endraswara
30. Pengasingan Sultan Hamengkubuwana II di Saparua - Museum Sonobudoyo Yogyakarta
31. Laku Hidup Kanjeng Sunan Kali Jaga 

Judul mana yang paling berkesan?? Apa alasannya??

1. Jemini - Suprapto Brata, novel berbahasa Jawa yang pertama aku baca.
2&3. Mata yang Enak Dipandang & Senyum Karyamin - Ahmad Tohari, penulis novel/cerpen yang selalu membawa makna yang dalam. Hampir semua ceritanya mengandung banyak makna.
4. Ihwal Sesat Pikir dan Cacat Logika - Fakhruddin Faiz. Penjelasan dengan contoh kejadian sehari-hari, jadi mudah menangkapnya. 
5. Khalilah wa Dimnah - Qisthi Press. Karya sastra klasik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d