Langsung ke konten utama

Inilah Sebuah Titik

Sale Pisang : Industri Rumahan Di Kubangpari

Segala perubahan terjadi bukan hanya karena aji mumpung ataupun hal lainnya kadang pula karena suatu kebutuhan, kepepet atau ketersediaan bahan yang biasanya tidak dibuat apa-apa. Tempat ku yang bernama Kubangpari tidak lah mempunyai sembarang kekhasan dalam hal industri makanan atau suatu kerajinan, namun setelah ada penggerak dalam industri makanan ringan berupa sale pisang krispi baru semua penduduk sibuk menjadi pengusaha ataupun pengrajin sale pisang ini.

Di sini saya ingin menceritakan singkat pembuatan sale pisang krispi, dimulai dari awal hingga proses pengeringan lembaran pisang yang telah dipotong tipis-tipis, ya saya tidak akan menceritakan sampai menjadi sale pisang siap makan atau sampai proses penggorengan. Panjang sekali bila saya tulis sampai tahap itu, mungkin lain kali bisa menulis kembali untuk cara penggorengannya.

Penjemuran Sale Pisang 


Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah pemilihan pisang karena tidak semua pisang cocok dijadikan sale pisang, ada beberapa faktor pisang bisa dibuat untuk sale misalnya soal kadar manis, kelenturan daging pisang dan hal lainnya. Pisang yang cocok dibuat sale pisang krispi diantaranya pisang longok, pisang nona Bali yang berwarna merah. Mungkin ada jenis pisang lainnya yang bisa dibuat hanya sepengetahuan saya ada beberapa tapi tidak hafal nama pisangnya. Setelah memilih pisang, usahakan pisang benar-benar matang bukan matang karena karbitan/proses pemanasan. Pisang dengan matang alami mempunyai tekstur daging yang pas untuk dibuat sale dan juga mempunyai rasa manis yang sempurna. Berbeda dengan pisang matang karena paksaan/karbitan, rasa pisang akan terasa hambar bahkan bisa saja sepat.

Beberapa peralatan yang harus disediakan diantaranya pisau tajam/pisau khusus untuk mengiris daging pisang, wadah atau sejenis tatakan untuk irisan pisang yang akan dibentuk persegi, kain lap, dan tempat duduk. Sederhana memang hanya sedikit ribet.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengiris daging pisang dengan tipis semakin tipis semakin bagus dan banyak pula hasilnya nanti. Irisan tipis daging pisang dijajarkan membentuk persegi panjang atau sesuai wadah yang tersedia. Tata sampai menutupi wadah, karena irisan-irisan pisang tidak selamanya rapat maka perlu ada penambalnya, tambalan ini dibuat dari jus pisang atau lumatan pisang. Bubuhkan lumatan pisang ke area yang kosong/bolong. Setelah semua rapat siap untuk dipanaskan dengan cahaya matahari. Tunggu sampai benar-benar kering. Cara membedakan kering atau belumnya sale pisang bisa dilihat dari sale pisang itu sendiri bisa diangkat atau belum dari wadahnya.

Jangan lupa setelah melepas sale yang kering, taburkan bubuk tepung beras untuk mencegah sale pisang rapat dengan bagian lainnya saat dilipat. Bentuk sale pisang ini memang seperti kain/jarit jika sudah kering.

Jika dilihat dari caranya memang tampak gampang namun saat pengerjaanya akan terasa susah apalagi untuk pemula. Biasanya pemula akan memotong daging pisang dengan ketebalan yang cukup besar. Manfaat ekonomi juga lumayan besar karena satu lembar sale dihargai dengan Rp 3000 - 4500. Cukup besar bukan?!.

Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Tarawih di Masjid LDII

Sepuluh menit yang lalu, usai sudah ritus tarawih ramadan. Kali ini saya sengaja untuk beribadah di masjid yang berlabel LDII. Masjid yang menurut orang-orang "serem" mesti dipel kalau bukan anggota!.  Banyak sentimen negatif pada organisme LDII bukan saja dari kalangan agama lain ataupun dari agama Islam sendiri. Bisa jadi sentimen negatif lebih parah dari golongan Islam yang lain. Rumor-rumor yang mengerikan nan menyesatkan membuat orang mbligidig untuk sekedar sembahyang lima waktu di masjid berplang LDII.  Saya mempunyai banyak pandangan terhadap Islam dan cabang-cabangnya, tentu saja tidak mau terbawa sentimen negatif nan menyesatkan. Perlu bukti nyata! Kini bukti tersebut saya rasakan dengan bertarawih di Masjid LDII Bojongnangka, Kertahayu, Pamarican, Ciamis.  Awal memasuki kawasan masjid rasanya terintimidasi oleh perasaan sendiri yang sudah terdoktrin oleh isu-isu negatif terhadap LDII. Barang sepuluh menit berlalu tidak ada lagi perasaan yang menekan diri saya, ...