Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Sego Godog

Sego Godog
Berawal dari ajakan seorang temen yang merupakan warga asli Bantul. Lidah saya akhirnya bisa mencicipi rasa dari makanan yang bernama sego godog atau nasi godog kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dari namanya sendiri sedikit menarik ya. Masa iya nasi digodog lagi buat dimakan? Apa gak jadi bubur tuh?!. Yuk simak saja cerita icip - icip saya.

Sepulang dari pantai Parangtritis, saya dan teman Facebook, mas Susilo namanya. Mengajak saya untuk mencicipi kuliner yang tidak ada di tempat saya. Apa iya gak ada di tempat saya?! Ternyata memang tidak ada ya hahahaha. Apalagi kota sekelas Banjar yang masih dalam katagori kota kecil.
Wah sesuatu yang menarik bukan?! Makanan baru yang mengandung cita rasa khas, mutlak akan menjadi koleksi rasa dalam perpustakaan lidah saya tentunya. Saya saat itu tidak ingat alamat warung itu berada, dan sayang sekali telpon pintar tidak dibawa kalaulah dibawa pasti merekam aktivitas perjalanan saya di aplikasi Google Map sehingga alamat warung itu terdekteksi.
Sang Juru Masak

Warung yang mempunyai karyawan empat orang dengan komposisi dua orang perempuan dan dua orang lelaki ini, sangatlah sederhana. Baru pertama sekali saya menjumpai warung sesederhana ini. Pawon atau juga disebut dapur/kompor dengan bahan bakar kayu, meja dapur seadanya, dan ruang makan tamu yang seadanya juga. Ruang makan tamu hanya beralaskan kain terpal berwarna biru dengan dinding anyaman bambu/bilik bambu (seperti rumah saya), ventilasi bambu lumayan lebar yang bisa melihat bagian dapur untuk meracik semua minuman yang dipesan. Di sisi lain ventilasi itu juga dapat melihat kondisi di luar sana.

Dinding bambu sederhana ini, tidak dihiasi dengan lukisan atau pernak - pernik lainnya, melainkan daftar menu yang ditulis tangan diatas karton. Saya kagum!. Dua diantara empat orang petugas (kemungkinan pemiliknya) adalah seorang lanjut usia. Nenek sebagai chef utama dan sang kakek membantu mengiris bahan - bahan makanan yang akan disajikan.

Untuk mendapatkan satu porsi Sego Godog ataupun Sego Goreng Magelangan butuh waktu antara 15 menit sampai satu jam. Maklumlah pelangganya lumayan banyak ditambah lagi proses memasak dengan kayu bakar yang hanya satu tungku saja. Selain faktor itu juga usia sang juru masak yang sudah renta.

Juru Masak Mempersiapkan Minuman
Apa sebenarnya Sego godog itu? Sego godog ternyata olahan makanan yang termasuk dalam keluarga sop - sopan atau soto. Bagi saya sego godog lebih ke soto, hanya saja saat pembuatannya disertakan sego/nasi. Nasi yang digodog bersama bahan - bahan soto tentunya akan menghasilkan rasa dan keadaan yang berbeda pada nasi yang digodog. Bandingkan jika nasi bisa dicampur dengan mie instan kuah ataupun soto maka nasi akan mengembang dan Rasa menjadi tidak jelas. Namun sebaliknya dengan nasi godhog, nasi akan bersatu dengan bumbu - bumbu khas soto.

Apa saja dalam sego godog? Persis dengan "saudara kandungnya" yakni soto yang berisikan kuah kuning yang beraroma dan bercitarasa khas, ceplok telor ayam/bebek, potongan halus daun kol, beberapa irisan daging ayam dan mentimun, dan bihun. Tidak ada sambal yang disediakan, melainkan memesan terlebih dahulu mau pedas atau tidak saat  sang juru masak hendak memasak ataupun meminta sang juru masak untuk mencampurkan beberapa biji cabe untuk digodog bersama dengan bahan lainnya.

Mengenai rasa bagi saya sama halnya dengan soto lainnya tidak ada yang beda dari Sego godog ini. Mungkin hanya penyajian atau cara memasaknya yang berbeda (hanya memasukan nasi saat membuatnya). Sego godog ini disajikan dengan kerupuk melinjo ataupun jenis keripuk lainnya untuk menambah kelezatan makanan itu.

Suasana Warung/Rumah Makan
Untuk minuman pendamping yang tersedia es teh ataupun teh hangat, mungkin ada juga aneka jus buah. Saat itu saya memesan es teh tawar. Bagi saya cocok sekali karena sajian sego godog yang panas/hangat akan dipadamkan oleh sejuknya es teh. Mantap bukan?!

Pesan saya terakhir saat anda berkunjung ke Yogyakarta jangan lupa mencicipi kuliner ini. Tidak ada ruginya menambah khazanah kuliner di lidah. Jumpa lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Secangkir Kopi Instan Vietnam: G7 CA PHE THU THIET

Kopi Instan Vietnam G7 3In1  Pulang dari kantor perwakilan VOV di Jakarta saya mendapatkan beberapa oleh-oleh istimewa dari Vietnam, salah satunya kopi instan asal Vietnam. Jenama kopi instan itu adalah G7 CA PHE THU THIET, milik perusahaan besar kopi Vietnam. Perusahaan kopi ini menyediakan berbagai produk kopi instan yang didagangkan ke beberapa negara dunia. G7 CA PHE THU THIET mempunyai beberapa jenis diantaranya: G7 2in1, G7 3in1, Pure Black, Cappuccino, Strong X2, Passiona dan White Coffee. Di Indonesia sendiri kopi Vietnam G7 3in1 masih dijual secara online melalui Shopie.Id, Bukalapak dan yang lainnya. Setiap toko online membandrol harga yang bermacam macam, berkisar dari Rp 70.000 sampai 150.000.  Cara Penyeduhan Cara penyeduhan seperti pada umumnya kopi instan lainnya dengan air panas baik 80°C atau 100°C atau bisa menggunakan air es sebagai hidangan kopi dingin. Siapkan cangkir kopi, sobek bagian atas kemasan, masukkan kopi, tuang air panas atau d

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d