Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Gus Teja: Flutes For Love

Kaset CD Yang Saya Beli Di Pandawa Store
Album yang saya beli ini berjudul Flutes For Love yang berarti suling untuk cinta. Sangat dalam sekali ya maknanya. Bagi saya makna cinta sebagai kedamaian sejati. Ciri khas dari album Gus Teja adalah slogan setiap albumnya, kali ini adalah Romantic Flutes From Around The World. Cermin nyata dari slogan album, bahwa Gus Teja mempersembahkan karyanya dengan berbagai jenis suling dari seluruh dunia, tentu saja bukan suling Bali atau sunda saja yang dipakai.

Album berisikan 10 judul instrument musik diantaranya:
1. Feel With Love, menggunakan suling asli Amerika.
2. Hero, menggunakan suling Bali dan ocarina.
3. Lost Love, menggambarkan suling shakuhachi.
4. Beauty In Color, menggunakan suling Hulusi.
5. Suara Cinta, menggunakan perpaduan suling Bali dan suling pan.
6. Coming Home, menggunakan tiga jenis suling sekaligus yakni suling asli Amerika, suling Bali dan suling ocarina.
7. Jepun Putih, menggunakan suling pan.
8. Stalaktite Cave, menggunakan suling Bali dan suling asli Amerika.
9. Bali Jalan-Jalan, menggunakan suling asli Bali.
10. Melody Of Peace, menggunakan suling asli Bali.

Album ini memang mempunyai banyak single yang populer diantaranya Feel Of Love, Hero, Lost Love, Bali Jalan-Jalan, dan Suara Cinta.

Konser Gus Teja Di Festival Sampah Ubud
Flute For Love ini berkulitkan potret Gus Teja yang sedang bermain suling di sebuah pantai. Kulit album belakang bergambar para personnel Gus Teja Music World yang sedang pentas di pantai. Bagian kulit belakang terdapat daftar "menu" instrumen musik yang dimainkan dengan keterangan suling apa yang dipakai.

Album ini terlahir pada 2011 dan menjadi album dengan penjualan terlaris di Bali. Woow sangat menggembirakan bukan?! Memang setelah album pertama sebagai perkenalan ke masyarakat, Gus Teja mendapatkan perhatian besar dari penggemar musiknya di Bali, sehingga album pertama membuahkan hasil yang sempurna.

Perkenalan singkat tentang Gus Teja menjadi pembuka di halaman dalam album ini. Perkenalan personnel lainnya ditemukan di halaman dalam sebelahnya. Gambar paling atas diduduki oleh I Komang Bagia sebagai Perkilusi, I Wayang Supatra sebagai Tingklik Baro 1, Baris tengah ada I Wayang Marjana sebagai Tingklik Baro 2, dan I Wayan Sucipta sebagai Slokro. Paling akhir ada I Wayan Mukayasa sebagai Acoustic Guitar dan ditutup oleh I Gusti Ngurah Adi Putra sebagai Bass Guitar.

Tidak ada sekapur sirih yang diberikan,  hanya special thanks yang diberikan kepada Mark Andre Kneer, Brandon Zuelke, Blueberry Guitar dan orang yang telah berjasa dalam pembuatan album.
Sebagai informasi

Email : ubudteja@gmail.com namun di album terbaru sudah berganti info@gustejamusicworld.com
Website: www.gustejamusicworld.com
Telephone: +62 81 338 464 606 Facebook: GUS TEJA World Music


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Sebutan Bentuk Penis dalam Tradisi Bali

Unggahan kali ini terinspirasi dari status ataupun thread  dari seorang netizen dari dunia Twitter @Kismin666oys. Thread ini sangat menarik sekali dan isinya pun sangat jarang sekali dibahas, terlebih Indonesia negara yang agamis. Netizen ini berasal dari Bali, tahu kan Bali?! Pulau indah penuh seni, agamis dan surgawi. Selama ini saya plesiran di wilayah Indonesia hanya ada dua wilayah yang menjual dengan "pantang" kontol-kontolan alias hiasan berbentuk penis. Dua wilayah itu adalah Jogjakarta dan Bali saja, yang lainnya masih malu-malu. Dalam dunia kesehatan penis dianggap hal lumrah, namun di kalangan masyarakat awam Indonesia adalah hal tabu. Tapi tidak demikian jika kita mengorek sejarah leluhur kita, semisal saja candi Sukuh yang terkenal penggambaran betapa sucinya hubungan seksual. Pada agama leluhur yang kini masih eksis di Bali dalam beberapa kitab ada ajaran suci mengenai seksual yakni Kamasutra. Ilmu olah seksual yang diperuntukan untuk menuju kesempur

Secangkir Kopi Instan Vietnam: G7 CA PHE THU THIET

Kopi Instan Vietnam G7 3In1  Pulang dari kantor perwakilan VOV di Jakarta saya mendapatkan beberapa oleh-oleh istimewa dari Vietnam, salah satunya kopi instan asal Vietnam. Jenama kopi instan itu adalah G7 CA PHE THU THIET, milik perusahaan besar kopi Vietnam. Perusahaan kopi ini menyediakan berbagai produk kopi instan yang didagangkan ke beberapa negara dunia. G7 CA PHE THU THIET mempunyai beberapa jenis diantaranya: G7 2in1, G7 3in1, Pure Black, Cappuccino, Strong X2, Passiona dan White Coffee. Di Indonesia sendiri kopi Vietnam G7 3in1 masih dijual secara online melalui Shopie.Id, Bukalapak dan yang lainnya. Setiap toko online membandrol harga yang bermacam macam, berkisar dari Rp 70.000 sampai 150.000.  Cara Penyeduhan Cara penyeduhan seperti pada umumnya kopi instan lainnya dengan air panas baik 80°C atau 100°C atau bisa menggunakan air es sebagai hidangan kopi dingin. Siapkan cangkir kopi, sobek bagian atas kemasan, masukkan kopi, tuang air panas atau d