Triwulan terakhir tahun ini, maestro suling asal Ubud, Bali. Gus Teja kembali menelurkan satu album barunya setelah album terakhir tahun 2015, Ulah Enggar. Album paling bungsu ini diberijudul SUNDARA yang berarti keindahan.
Album yang berwarna terang keemasan dengan kulit berhiaskan foto Gus Teja saat memainkan suling besar di sebuah telaga. Sementara kulit album bagian belakang bergambar Gus Teja memainkan suling di atas perahu di sebuah telaga dengan panorama keindahan khas Bali. Kulit album ini direka oleh Nyoebali Photography. Untuk set dalam album terdapat sekapur sirih yang Gus Teja tulis sebagai rasa terima kasih terhadap Tuhan dan orang-orang yang telah berjasa dalam pembuatan album sundara. Sekapur sirih tertulis dalam bahasa Inggris, sisi lainnya terdapat perkenalan singkat tentang Gus Teja sendiri.
Aksi Gus Teja di Ubud Trash Festival |
Campur tangan professional dalam album ini terlihat sekali dengan hadirnya kolaborasi dalam membentuk sebuah inspirasi untuk album Sundara. Misalnya saja Hwang Tzu Kwang seorang dari Taiwan, ROC sebagai seorang yang memberikan inspirasi pada single Awan Putih dan Langit Biru. Kreativitas yang di sumbangkan oleh Mark Harisson dan Mark Andre Kneer turut menghiasi album ini.
Sundara sendiri terdiri dari sepuluh judul instrument musik yang dimainkan Gus Teja, diantaranya:
1. Awan Putih
2. Sandikala
3. Danu Suci
4. Kidung Giri
5. Sundara
6. Journey
7. Janger
8. Nagaraja
9. Saraswati
10. Langit Biru
1. Awan Putih
2. Sandikala
3. Danu Suci
4. Kidung Giri
5. Sundara
6. Journey
7. Janger
8. Nagaraja
9. Saraswati
10. Langit Biru
Album Sundara |
Nuansa musik intrumen yang dibawa dalam album ini terkesan lebih syahdu, melankolis dan tentunya menggambarkan akan keindahan alam Dan keagungan Tuhan. Tidak ada rentak yang rancak semua mengandung kesyahduan.
Setiap album Gus Teja mempunyai slogan sendiri. Sundara mempunyai slogan "Beautiful sound of a flute that brings peace and calmness to the soul." Dari slogan tersebut tercermin bahwa isi album ini mempunyai rentak yang lembut, kalem, yang membawa kedamaian jiwa.
Album ini saya dapatkan langsung dari Ubud, Bali. Saat itu saya membeli pada malam festival sampah di Ubud. Dalam festival itu Gus Teja turut serta. Facebook resmi Gus Teja saat itu membalas pesan saya untuk menuju toko oleh - oleh di jalan Monkey Forest, toko Pandawa.
Dari sekian kaset CD yang dipajang di rak, hanya milik Gus Teja saja yang mempunyai harga yang paling tinggi yakni Rp 100.000, yang lain berkisar antara 50.000 sampai 70.000, hal ini membuktikan bahwa Gus Teja memang sudah diakui sebagai maestro. Tidak ada perbedaan antara harga album lama dan baru, semua sama Rp 100.000. Saya sendiri saat itu mengambil dua buah album yakni Sundara dan Flutes For Love.
Baiklah kapan - kapan saya jelaskan cita rasa musik intrumen yang disajikan setiap judulnya.
Matur Suksma.....
Tim Gus Teja World Music |
Komentar