Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Pertama! Mega Wisata Icakan - Ciamis

Gembar-gembor akan wisata nasional sudah bergeming sejak tahun 2004 dengan branding cintai negrimu....bla bla bla. Seiring dengan gembar-gembor pariwisata, aplikasi media sosial yang berbasis foto dan video pun turut andil dalam industri wisata. Wajar saja orang Indonesia sekarang lebih senang untuk mengeluarkan uangnya untuk berwisata. Jumlah tempat wisata pun tumbuh bak jamur di musim hujan, dimana-mana ada titik wisata, baik wisata alam, wisata swafoto ataupun wisata lainnya.

Lanskap Icakan
Kali ini saya berkunjung ke tempat wisata yang terbilang baru di wilayah kabupaten Ciamis. Namanya cukup unik yakni Megawisata Icakan, entahlah artinya itu Icakan. Yang pasti Icakan tempat wisata berupa pemandangan alam berupa hutan pinus, kolam ikan, kolam renang ombak/waterboom dan berbagai fasilitas wisata lainnya. Untuk memasuki wilayah ini, memang mudah sekali karena dipinggir jalan terdapat penanda yang cukup besar. Saya pikir untuk memasukan tempat wisata ini cukup dekat ternyata sangat jauh sekali, barang kali sekitar 5-6 kilometres dari jalan raya. Tidak tampak kendaraan umum yang melayani ke lokasi wisata ini, oleh karena itu saya sarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi saja.

Suguhan alam yang masih terbilang asri sepanjang jalan menuju tempat wisata akan memanjakan mata. Jalan yang cukup bagus tidak akan menghilangkan kenikmatan mata dalam memandang keindahan alam di sana. Pohon pinus berjajar sepanjang jalan, terkadang jenis pohon lainnya menjadi hiasan cantik. Gerbang masuk terlihat megah dengan design modern berwarna biru. Saat memasuki gerbang kami disambut oleh dua petugas tiket yang menggenakan jilbab. Sambil menghitung jumlah uang yang harus dikeluarkan, sang petugas menjelaskan bahwa kolam renang/waterboom mempunyai aturan khusus (aturan Islam) dimana perempuan dan laki-laki mempunyai jadwal renang sendiri-sendiri, jadi di tempat wisata ini tidak membolehkan laki-laki dan perempuan untuk berenang bersama.
Saya - Solih - Rylo

Baiklah saya akan jelaskan aturan yang berlaku di sini. Diyakini bahwa Icakan adalah tempat wisata yang benar-benar melaksanakan peraturan agama islam (wisata syariah). Beberapa peraturan yang sangat islami sangat ketara di sini misalnya saja ada plang peringatan jangan pacaran di sepanjang jalan menuju Icakan, peraturan tidak bolehnya pengunjung pria dan wanita mandi bersama di waterboom sehingga pihak penyelenggara menetapkan jadwal renang untuk pengunjung berdasarkan jenis kelamin. Aturan lainnya yang saya temukan adalah dilarangnya foto pre-wedding atau sejenisnya yang melanggar syariat islam, dan kemungkinan banyak aturan syariat yang diterapkan di tempat wisata ini. Bahasa Arab menjadi bahasa sekunder selain bahasa Inggris dalam papan petunjuk seperti tempat sampah, pintu masuk dan yang lainnya. Nuansa islami begitu ketara dengan ditambahnya masjid bergaya Turki yang cukup besar di atas bukit. Uniknya di dalam area waterboom terdapat mushola. Omong-omong aturan islami ini, para karyawannya pun harus menggenakan pakaian islami juga, entahlah untuk pengunjung boleh masuk atau tidak jika tidak menutup aurat.

Tiket masuk bagi saya termasuk mahal sekali karena tidak sebanding dengan yang didapatkan apalagi lokasi sangat jauh sekali. Untuk masuk ke dalam area wisata ini para pengunjung ditarif dengan katagori berbeda misalnya jalan kaki Rp 2000, sepeda motor 10.000/orang, namun jika berboncengan tiket masih sama perorangnya untuk motor dipaket langsung dengan tiket parkir sebesar Rp 2000. Dan untuk mobil dikenakan Rp 20.000. Selain mahalnya tiket masuk juga tidak semua fasilitas di tempat wisata gratis. Untuk sewa gazebo pinggir empang saja Rp 30.000 Mahal kan!
Beberapa wahan mempunyai tarif tersendiri misalnya saja untuk masuk ke waterboom dikenai Rp 10.000, flying Rp 10.000 dan hampir semua bertarif Rp 10.000 Bagi saya dengan sistem pembayaran terpisah akan menimbulkan kesalnya hati karena terlalu sering mengambil uang untuk membayar fasilitas wisata.

Masjid Icakan
Cuaca cerah saat itu membuat saya dan Rylo (sepupu) girang untuk menikmati suguhan wisata di Icakan. Saya pikir di waktu liburan sekolah ditambah libur panjang natal membuat tempat wisata ini ramai pengunjung, namun sangkaan saya salah besar. Saat masuk di gerbang utama hanya tampak satu mobil Suzuki APV Arena, tidak ada antrean yang lainnya kecuali saya berdua dengan satu motor. Sampai di lokasi hampir sepi sunyi, beberapa pekerja kebun dan pekerja bangunan lalu lalang memeperbaiki fasilitas wisata yang rusak. Motor saya parkirkan di tempat parkir yang sepertinya 'merana' karena tidak ada yang parkir di sana. Tempat parkir cukup luas dengan lantai dari tanah merah yang cukup gembur karena habis hujan.

Udara segar masuk ke hidung dengan tenang dan damai sama halnya dengan suasana Icakan yang tidak ramai. Empang cukup besar berisikan ikan koi, ikan emas dan ikan sejenisnya nampak berkerumunan mengemis makanan kepada pengunjung. Nampak indah dan menarik. Jajaran pohon pinus di atas bukit membawa udara segar berbau pinus yang membuat ada berkata "wooow". Saya pikir tempat ini luar biasa sekali karena dibangun dengan tatanan yang sangat apik. Dekorasi-dekorasi yang ditata begitu indah, nampak gazebo-gazabo berjajar di pinggir empang, lantai dengan seni yang indah, dan tatanan tanaman yang rapi. Beranjak ke tempat yang lain saya menemukan satu baris toko oleh-oleh/warung makanan yang sepi pembeli dan nampak hanya satu warung yang buka dari sederet warung berjajar itu. Pemandangan itu pun terlihat di tempat lainnya seperti di area waterboom, area masjid, dan area hutan pinus. Banyak warung yang tutup dengan show case minuman dingin yang masih menyala dan terdapat botol-botol minuman ringan di dalamnya. Botol-botol itu nampak warnanya memudar.

Sedikit Pose Di Hutan Pinus
Beberapa foto saya ambil untuk sebuah kenangan dengan kamera maupun dengan telpon genggam pintar yang saya miliki. Setelah puas berjalan-jalan kami duduk di bangku hutan pinus yang tersedia tanpa pungutan biaya. Tak beberapa lama Solih (sepupu) yang sedang kuliah di Universitas Galuh datang bergabung bersama kami, memang lokasi kampus dengan Icakan tidak terlalu jauh. Lumayan rame nambah satu orang lagi!

Solih sendiri sudah pernah mengunjugi Icakan dan ini kali kedua baginya. Tentu saja saya jadikan dia sebagai pemandu wisata. Berjalan keliling di area Icakan cukup membuat peluh keluar deras dari pori-pori yang terbuka. Wilayah Yang berbukit memang memerlukan energi lebih untuk menjangkau semua wilayah. Jalan tampak sepi saat kami beranjak ke villa, saking sepinya pintu masuk ke area waterboom terbuka sehingga kami masuk dengan leluasa. Disinilah kami menjadi orang yang tidak bertanggung jawab! Tidak pantas dicontoh dan diceritakan. Censored!

Deretan Gazebo

Waterboom
dari kejauhan nampak indah dan asri dengan berbagai tanaman yang menghiasi begitu teduh dan indah, namun tidak demikian dengan kualitas kebersihan kolam. Saat kami mandi di kolam ombak dan kolam khusus anak-anak banyak sekali kerak lumut yang bertebaran, selain itu air juga tidak begitu bersih. Tingkat kaporit juga terlalu tinggi. Prosotan tidak berfungsi karena terdapat banyak kerusakan, shower bilas tidak ada yang berfungsi jadi kami harus bilas di toilet/WC.
Kami tidak mengambil waktu banyak untuk bermain air di sini. Maklumlah kami khawatir kulit jadi budug atau gudig mimir. Baiklah seiring habisnya cerita saya akhiri dengan ucapan "jangan menjadi orang tidak bertanggung jawab".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...