Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Hewan Perlambang Dalam Kebudayaan Jawa

Burung Koak, sumber Wikipedia

Setiap kebudayaan mempunyai mitologi sendiri-sendiri dan setiap mitologi mempunyai nilai kearifan lokal tersendiri. Terkadang dalam kehidupan modern ini seseorang sudah mulai melupakan akan mitologi kebudayaannya sendiri. Entah karena faktor teknologi, keagamaan ataupun pendidikan, saya kurang tahu untuk penyebabnya.

Saya adalah seorang manusia yang terlahir di kebudayaan Jawa Banyumasan. Kelahiran saya tidak bisa ditolak siapa pun termasuk malaikat dengan pangkat tertinggi. Bersyukur kepada Tuhan atas kelahiran manusia yang dicipta dalam berbagai suku dan budaya. Kebudayaan Jawa Banyumasan sendiri mempunyai banyak sekali mitologi entah itu soal hewan, hantu, alam dan yang lainnya. Kali ini saya ingin memperkenalkan hewan-hewan mitologi ataupun hewan perlambang dalam kebudayaan Jawa Banyumasan. Ayo disimak saja! 

Semua penjelasan yang saya paparkan adalah berdasarkan pengalaman kebudayaan sehari-hari saya sebagai bangsa Jawa Banyumasan yang hidup di Tatar Galuh, Jawa Barat. Artikel mitologi sebagai kearifan lokal ini haruslah dibaca dengan sudut pandang ataupun kacamata budaya bukan kaca mata yang lainnya sehingga tidak terjadi benturan keras terhadap dua hal yang berbeda itu. Selalu gunakan kacamata yang sesuai saat membaca.

1. Koak, Si Burung Kematian

Burung koak dipercaya sebagai burung yang dipercaya mengabarkan masyarakat tentang kematian seseorang. Burung ini tentunya berbunyi saat malam hari dengan suara koak...koak...koak... Masyarakat di kampung saya percaya bahwa jika burung koak terbang ke selatan maka yang meninggal berada di selatan, begitu pun dengan arah yang lainnya. 

Secara ilmiah memang tidak terbukti hanya suatu kepercayaan lokal saja. Saat saya tinggal di Bekasi, burung ini selalu berkicau petang hingga awal malam. Burung koak itu terlihat jelas terbang ke suatu arah. Di Bekasi sendiri tidak ada kepercayaan terhadap burung koak sebagai pengabar kematian jadi berapa puluh cuitan pun tidak berpengaruh, lain halnya jika burung koak bercuit di kampung ku. Percaya tidak percaya, saat burung ini bercuit pada malam hari maka pagi ataupun ke-esokan harinya ada seseorang meninggal dunia.

2. Buek, Pengabar Kehamilan

Dahulu seseorang menjadi risau maupun bahagia karena suara burung hantu yang berbunyi di atas rumahnya. Masyarakat dulu menyebut burung hantu sebagai horhuk, si burung penyampai kehamilan seseorang. Entah apa alasannya orang dulu percaya jika burung horhuk ini berbunyi di atas rumahnya maka si pemilik rumah ataupun perempuan yang ada dekat rumah tersebut sedang atau akan hamil. 

Kepercayaan terhadap burung horhuk cukup kuat kala itu dan bahkan ketepatan ramalannya cukup akurat. Jika dianalisa dengan ilmu lainnya rasanya mustahil tapi mungkin karena sesuatu hal ketepatan itu tidak melenceng. 

3. Tamu Yang Ditandai Kupu Dayoh

Kupu-kupu warna cokelat yang disebut kupu dayoh merupakan tamu istimewa bagi masyarakat. Kupu dayoh dipercaya masyarakat sebagai tanda seseorang akan bertamu ke rumah tersebut. 

Tanda kupu dayoh yang akan mendatangkan tamu adalah kupu-kupu yang terperangkap di rumah. Ramalan kupu dayoh tidak akan datang jika kupu dayoh itu lepas dari rumah ataupun sekedar masuk rumah lalu lepas.

4. Ciblek Cuitan Pertanda Tamu Datang

Tanda adanya tamu bukan hanya datang dari kupu dayoh tapi ada juga dari burung. Ciblek namanya. Burung yang berbunyi khas menandakan tamu akan datang. Tanda tamu jauh akan berbeda dengan tamu dekat. Ciblek akan bernyanyi cukup lama dan di dahan yang tinggi sebagai tanda tamu jauh dan sebaliknya jika tamu datang dari dari lokasi yang tidak jauh.

5. Ular Untuk Sebuah Peringatan Keras

Ular sebagai mahluk mengerikan juga mempunyai arti penting baik dalam kehidupan nyata maupun dalam mimpi. Banyak yang mengartikan jika seseorang bermimpi tentang ular. Arti itu bisa berarti baik ataupun sebuah ancaman atau peringatan keras.

Dalam kepercayaan masyarakat di kampung ku jika seseorang sudah berjanji cukup lama dan termasuk janji penting yang belum juga terlaksana biasanya diperingatkan oleh se-ekor ular hitam yang panjang. Seseorang yang menemui ular hitam panjang itu biasanya tersadar akan janji-janjinya yang belum ditunaikan.

6. Kunang-kunang Si Kuku Mayat

Hiasan malam yang indah berupa kilauan dan kedipan lampu neon berarna kuning kehijauan yang timbul dari tubuh serangga nokturnal. Tidak ada seorang pun yang tidak tahu soal serangga ini, namanya kunang-kunang. Dalam kepercayaan masyarakat biasanya dipercayai sebagai hewan hasil reinkarnasi dari kuku manusia. 

Kepercayaan ini timbul entah apa maksudnya. Apakah untuk menakuti anak kecil agar tidak membunuh serangga nokturnal ini? Apa hanya sekedar penakut anak-anak yang susah tidur dan sering berkeliaran saat malam hari.

7. Ketiban Sial Oleh Cicak

Kepercayaan ini mungkin bisa dihubungkan dengan cerita Kanjeng Nabi sehingga cicak dianjurkan dibunuh. Pada kepercayaan masyarakat jika seorang kejatuhan cicak ataupun kotoran cicak maka dia mendapatkan sial dikemudian hari.

Analisa logika dari hal ini sebenarnya kejatuhan kotoran cicak sudah termasuk kesialan karena kotoran nempel pada tubuh kita.

9. Kecruk Si Kemarau

Burung satu ini amat terkenal dan cukup familiar untuk seseorang yang tinggal di terbis (pinggir sawah). Burung yang berbunyi cruk...cruk... cruk... Menandakan kemarau akan segera datang. Anehnya burung ini tidak muncul saat musim hujan. 

Sebenarnya masih banyak hewan mitologi lainnya hanya saja keterbatasan pikiran dan sumber saya cukupkan sampai di sini. Seminar menambah ilmu mitologi Anda sekalian. Salam.

Rabu Pon, 22 Juli 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...