Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Kain Dan Daging

Hidangan Makanan Dengan Daging Dan Tempe Tahu

Bukan cerita kelam, melainkan cerita berkesan dalam sejarah kehidupan saya. Tidak semua orang bisa merasakan apa yang pernah saya rasakan ketika dulu. Bahkan orang kaya pun bisa jadi tidak mungkin merasakan apa yang pernah saya rasakan ketika masih kecil.

Keluarga ku termasuk golongan miskin ataupun keluarga menengah kelas sederhana, walaupun mempunyai sawah tapi kepala keluarga selalu mengarahkan kami untuk hidup sederhana baik segi pangan dan sandang. Bayangkan saja saya hanya mendapatkan jatah baju baru hanya pada lebaran saja. Baju baru itu tidak pernah sengaja dibeli selain lebaran, kadang jika kakak perempuan yang bekerja di Bandung pulang pada saat bukan hari raya membawakan baju baru. Cukup beruntung saat itu. 

Baju di rumah pun bisa dihitung dengan jari. Memakai baju belel sudah terbiasa dan kadang malu menggunakan baju baru karena tak terbiasa dan menjadi pusat perhatian orang. Sama seperti anak-anak dari keluarga kelas menengah bawah lainnya yang jarang membeli baju, kami selalu berharap membeli baju sederhana. Beberapa ingatan saat lebaran banyak anak-anak dari keluarga kelas menengah bawah yang menggunakan baju sekolah maupun baju olahraga sekolah saat lebaran. Melihat hal tersebut saya menarik nafas lebih dalam karena kondisi saya lebih baik ya walaupun hanya sekali setahun membeli baju baru.

Hidupnya Dapur Tradisional Sederhana

Selain soal baju yang hanya membeli setahun sekali saat lebaran juga soal daging, dimana saya dan keluarga lainnya yang masih segolongan hanya memakan daging setahun sekali ataupun dua kali. Memakan daging bisa dihitung dengan jari dalam waktu setahun. Lebaran adakah salah satu waktu yang mesti memakan daging baik daging ayam, bebek maupun ternak lainnya. Selain lebaran ada juga waktu di mana golongan seperti saya makan daging yakni saat Idul Adha, namun harap-harap cemas karena dahulu jarang orang berkurban. Kadang masjid besar hanya menerima satu hingga lima ekor kambing saja. 

Selain dua hari raya itu kami tidak pernah sengaja menyembelih ternak untuk disantap dengan sengaja kecuali terpaksa ternak yang sakit baru disembelih dan disantap. Kalau ternak sehat semua tidak bakal disembelih untuk sekedar makan-makan biasa. Paling banter makan daging swike alias kodok hijau. Bagi saya daging kodok lebih enak hehehehe.

Makanan Dengan Daging Saat Lebaran

Acara kondangan (berkat) dan acara kenduri merupakan salah satu acara yang bisa membuat kami makan daging. Senang sekali jika kami diundang kenduri maupun kondangan. Berkat yang dibawa selalu dimakan bersama. Nikmat sekali walaupun daging hanya satu kerat dibagi untuk mama, bapak dan saya. Padahal daging itu tidak lebih dari ukuran tiga jari saja. 

Saya sendiri lebih senang jika mama saya yang pergi ke undangan pernikahan maupun khitanan alasanya simple saja karena jika yang ke undangan perempuan maka mendaoamend berkat dan jika yang datang lelaki maka tidak diberi berkat karena sudah parasmanan di sana. Menunggu ibu pulang dari undangan adalah hal yang paling menyenangkan sama halnya menunggu ibu pulang dsri pasar dengan besar harapan membawa makanan yang lezat.

Dari cerita kehidupan ini saya merasa bersyukur karena menikmati semua ini dengan keindahan dan kekaguman akan nikmat Tuhan. Terima kasih Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...