Pose Di Pantai Selok |
Akhir tahun 2017 lalu saat acara pernikahan Juli dengan Atik merupakan moment paling penting dalam keluarga besar kami. Dari acara itu ada suatu janji penting yang disampaikan oleh salah-satu keluarga kami yakni ang Eeng. Dia berjanji akan datang kembali saat lebaran untuk melunasi kebahagiaan bapaknya yang ingin berkumpul dengan keluarga di Jawa Tengah.
Janji itu benar-benar terlaksana di hari ke tiga lebaran. Keluarga yang diundang selain keluarga utama ang Eeng adalah keluarga saya yang terdiri dari Retno, Ang Kasro Dan Yayu Pon. Saya sendiri diundang hanya saja tidak masuk ke mobil melainkan dengan menggunakan motornya. Kami berangkat jam lima pagi, saya menggunakan sepeda motor bersama Calvin sementara Ang Bayon dengan Teguh.
Mataku benar-benar tidak bisa digunakan dengan baik saat berkendara malam hari maupun subuh hari, karena alasan itulah saya menyerahkan setir sepeda motor ke Calvin yang masih mempunyai daya penglihatan yang bagus. Kami berangkat dengan waktu dan jalan yang berbeda, dengan janji menunggu di pertigaan Kalipucang. Dua rombongan sepeda motor berangkat dengan memotong jalan melalui jalur pesawahan dan keluar di jalan raya nasional nomor 18 arah Pangandaran.
Bu Le Samkiem Menyiapkan Minuman |
Sebenarnya saya tidak suka dibonceng, terlebih dengan orang yang suka kebut-kebutan. Rasanya mau mati saja kalau dibawa kebut-kebutan. Beberapa kali hampir saja menyerempet kendaraan lainnya dan terakhir menyerempet mobil dan lengan saya terkena, bersyukur tidak ada luka sedikit pun. Hari sudah hampir terang dengan cahaya matahari pagi, rombongan sepeda motor sampai di pertigaan Kalipucang.
Tak sampai dari setengah jam kami menunggu rombongan mobil, kami melanjutkan kembali perjalanan melalui jalur Kalipucang - Sidareja. Saya mengganti Calvin sebagai driver, saya tidak mau lagi stress karena jiwa melayang-layang oleh ngebutnya sepeda motor. Perjalanan berjalan lancar tanpa ada macet yang parah maupun jalan raya yang penuh kendaraan, berbeda dengan kondisi jalan Banjar-Pangandaran yang macet di sepanjang titik pusat kecamatan.
Di perjalanan seperti biasanya saya mengajak Calvin untuk berbincang-bincang dengan tema yang tidak jelas arahnya, percakapan sampah ini demi menghapus kantuk di sepanjang perjalanan dan untuk menjaga konsentrasi. Bibir dan tenggorokan terasa kering oleh tamparan-tamparan kering udara jalan raya, saya putuskan untuk mlipir ke Alfamart di kawasan Kawunganten untuk membeli beberapa botol air minum dan dua bar permen karet.
Para Ayah Mengasuh Anaknya |
Brakkkk.....
Suara keras timbul dari tumbukan dua sepeda motor yang berjalan bersamaan arah. Beruntung di kejadian tersebut tidak ada luka yang parah, hanya luka ringan saja. Kejadian yang berlangsung di depan mata saat istirahat di alfamart membuat saya lebih mawas diri dalam berkendara. Rombongan mobil lewat dan Ang Eeng shock karena berpikir Calvin yang terlibat kecelakan. Perjalanan kembali ke dilanjutkan dengan jalur Kubangkangkung -Jeruklegi-Cilacap dan berakhir di Adipala.
Suara keras timbul dari tumbukan dua sepeda motor yang berjalan bersamaan arah. Beruntung di kejadian tersebut tidak ada luka yang parah, hanya luka ringan saja. Kejadian yang berlangsung di depan mata saat istirahat di alfamart membuat saya lebih mawas diri dalam berkendara. Rombongan mobil lewat dan Ang Eeng shock karena berpikir Calvin yang terlibat kecelakan. Perjalanan kembali ke dilanjutkan dengan jalur Kubangkangkung -Jeruklegi-Cilacap dan berakhir di Adipala.
Sekitar jam sepuluh pagi kami sampai di rumah Bibi Keri, sesuai dengan agenda acara lebaran kami sekeluarga sungkem ke semua anggota keluarga yang ada di Kalikudi. Tak lama di Kalikudi kami melanjutkan kembali perjalanan ke rumah Mang Tugiman di Jepara Wetan, Kroya. Di perjalanan ini saya kembali memandu semua rombongan tak terkecuali Ang Bayong.
Wahana Explore Hutan Bakau Selok |
Jalanan Kalikudi-Kroya tampak lebih lancar dan sedikit kendaraan bermotor yang lewat. Kecepatan saya tarik ke 60-70 Km saat jalan lurus, gas turun saat ada pertigaan dan perempatan agar rombongan yang lainnya tidak salah arah.
Jepara Wetan tampak sepi sunyi seperti waktu lainnya. Suara gesekan daun bambu oleh kibasan angin terdengar berirama indah. Rumpun bambu itu menjadi keteduhan tersendiri di hari-hari kemarau.
Seorang wanita muda dengan kesuburan badannya nampak melambai ke arah saya, nampaknya dia mengenali wajahku. Wanita muda itu bernama Wendy, seorang yang selalu ceria. Wendy merupakan anak nomor dua dari Mang Tugiman, dia mempunyai dua suadara lainnya yakni Slamet dan Erwin. Sayang sekali Erwin saat itu tidak ada di rumah.
Pantai Teluk Penyu Dua Hari Selpas Lebaran |
Temu keluarga ini berjalan sangat damai dan mesra, rasanya tidak ingin berlalu begitu saja. Matahari tepat di atas kepala membakar kulit kusam kemarau, anak-anak yang sudah tidak mampu menahan kebosanan akan agenda orang tua yang menjemukan. Rengekan-rengekan kebosanan anak-anak membuat temu mesra keluarga berakhir begitu cepat. Anak-anak memang lebih tertarik apa yang mereka anggap menarik terlebih jika dijanjikan sesuatu yang menarik pasti akan merengek terus hingga apa yang ia inginkan didapat.
Destinasi terkakhir adalah pantai Selok, Adipala. Tugas pemandu jalan masih di tampuk gagang setir saya. Gas ditarik tidak begitu banyak mungkin hanya sepertiganya saja. Semakin mendekati tempat wisata volume kendaraan mulai penuh baik oleh sepeda motornya ataupun mobil. Jalanan Binangun-Widarapayung sedikit penuh dan jalan penuh menumpuk di jalan menuju pantai Selok.
Saya cukup bingung dengan kemacetan ini. Padahal kalau dipikir pantai Selok adalah pantai biasa yang sangat sedikit keistimewaannya dibandingkan dengan Pangandaran maupun Menganti, Kebumen. Sejauh 4 Km jalanan penuh oleh semua kendaraan. Antrean masuk begitu meng-ular panjang. Usut punya usut ternyata pantai ini sedang famous di media sosial terutama kalangan masyarakat kabupaten Cilacap. Jadi wajar saja pengunjung membludak kayaknya pantai Ancol saat perayaan tahun baru.
Sunset Di Teluk Penyu |
Bimbim (adik Calvin) memang mempunyai ketertarikan khusus akan dunia air baik kolam renang, empang, hujan, dan pantai. Saat melihat pantai dia berkeluh menyesal karena ibunya tidak membawa baju ganti. Tanpa obrolan apapun dia lari mendekati lidah ombak laut selatan. Bermain layaknya sedang bergaul dengan mainanya. Saya sebagai pamannya merasa khawatir kontrol pantau hilang karena banyaknya pengunjung sementara Bimbim anak yang aktif.
Khawatir tidak bisa pulang cepat dan gagalnya agenda lainnya, saya dan Calvin pulang lebih dulu. Saya mempunyai rencana berkunjung ke pantai Teluk Penyu. Perjalanan menuju Teluk Penyu tidak semulus yang dibayangkan, beberapa ruas jalan macet total. Kemacetan parah saat keluar dari pantai Selok, Pasar Adipala, dan pertigaan di Kesugihan Kidul.
Bersyukur tickets gate toll pantai Teluk Penyu tidak seramai pantai Selok, bahkan keadaannya lebih sepi daripada pantai Selok. Suasana lebih tenang dan mengasikan. Kami menikmati sekali atmosphere pantai dengan sunset sempurna. Tidak banyak kegiatan yang dilakukan di Teluk Penyu hanya berjalan-jalan di sekitaran pantai dan berfoto saja.
Makan Bakso Tulangan Sebelum Pulang Ke Rumah |
Pesan Whatapp masuk ke telepon genggam pintar milikku. Pesan dibaca oleh Calvin bahwa Juli sudah menuju Cilacap. Sebelumnya Juli dan Atik ingin bergabung dan ikut kami pulang ke Jawa Barat namun tidak ikut ke Teluk Penyu melainkan pulang ke Kalikudi untuk persiapan baju dan yang lainnya.
"Tunggu nang Bandara bae" penggalan pesan singkat yang dikirim Calvin melalui telpon genggam pintar milikku ke kontak milik Juli. Bersyukur kami bertemu di tempat yang ditentukan. Perjalanan berjalan lancar dan selamat walaupun beberapa titik macet parah hingga lebih dari 10 Km.
Puji Tuhan kami sampai di rumah jam 21:00 tepat.
Komentar