Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Pesta Layang-layang Pangandaran

Rangkaian panjang liburan dimulai dari lebaran hingga sebulan selepasnya. Liburan panjang terutama untuk siswa mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), mereka libur lebih dari satu setengah bulan lamanya. Libur panjang ini bukan serta merta lebaran saja melainkan sudah ditambah dengan liburan akademi.

Kemeriahan Pesta Layang-layang Di Pangandaran

Pangandaran sebagai tempat wisata unggulan Jawa Barat ternyata tidak membiarkan wilayahnya sepi pengunjung. Berbagai acara digelar demi menggaet turis lokal maupun mancanegara. Gelaran tahunan selalu dilaksanakan misalnya festival layang-layang dan perlombaan selancar. 

Dua acara tersebut menjadi gelaran paling utama di Pangandaran. Gelaran ini semakin ramai takala Pangandaran memisahkan diri dari wilayah kabupaten Ciamis. Dengan dinas terkait dan semangat pemuda lokal, gelaran terlaksana dengan meriah. 

Pesta layang-layang atau biasanya disebut Festival Layang-layang International Pangandaran dihadiri oleh beberapa kontestan nasional dan regional (mancanegara) misalnya dari Cilacap, Jakarta, Tulungagung dan beberapa daerah lainnya. Sementara dari negara lainnya yang berpartisipasi adalah Singapura, Malaysia, Hongkong, Macau, China, dan India. Menurut peserta dari Cilacap mengatakan "Sing ikut jadi peserta sebenarnya sing lokalan mas, bukan dari luar negri. Kalau dari luar negri kur go ngrameni" dalam bahasa campuran Indonesia dan Jawa. 

Layangan Gatotkaca Melayang Di Atas Awan

Pesta layang-layang dan lomba selancar ini dilaksanakan dalam dua hari yakni hari sabtu dan ahad, namun untuk lomba selancar dirubah menjadi satu hari dikerenkan ombak yang bagus pada hari itu. Saya sendiri tidak beruntung karena tidak menyaksikan lomba selancar. 

Keramaian gelaran ini tampak kurang saat pagi hari, menjelang jam sepuluh pagi barulah pengunjung nampak berdatangan. Jalan masuk ke lokasi, Lapangan Katapang Doyong menjadi penuh dan sesak oleh kendaraan. Dalam gelaran ini semua kendaraan tidak dipungut biaya parkir.

Hampir sekitar 20 layang-layang melayang di atas lapangan Katapang Doyong mulai dari layangan jenis dua dimensi hingga yang tiga dimensi. Layangan yang diterbangkan unik-unik dari mulai rentetan badut, rentetan ikan laut, kuda, tokoh kartun, layangan tradisional, dan paling istimewa adalah layangan naga. Layangan naga panjangnya sekitar 200 meter, layangan ini terbang dengan buntut di atas dan kepala di bawah. Seakan-akan naga hendak memangsa apa yang ada di bawah. 

Layangan yang mencuri perhatian saya adalah layangan dari kontestan Cilacap. Layangan ini berjenis dua dimensi bergambar Gatotkaca. Layangan ini hidup sekali jika langit dalam kondisi banyak awan sehingga imajinasi kita menggambarkan si Gatotkaca sedang terbang di gumpalan awan. Keren! 

Favorite ke-dua bagi saya adalah layangan badut. Layangan ini bukan hanya satu melainkan rentetan layangan bergambar badut yang berjajar memanjang melebihi 100 meter. Badut yang lucu meliuk dan berjajar seakan-akan sedang melucu di depan banyak orang. Sayang sekali saat itu layanan ini putus dan terbawa angin hingga jauh.

Layangan Naga

Untuk memasuki gelaran ini pengunjung tidak dipungut biaya tiket, hanya mungkin biaya tiket masuk wilayah wisata pantai Pangandaran. Begitu pula dengan lomba selancar yang berlokasi di pantai barat Pangandaran. Saya sendiri berangkat tidak sendiri melainkan dengan tetangga yakni Imam. Sebagian keluargaku juga hadir hanya menggunakan mobil.

Selepas acara pesta layang-layang, kami pergi ke tempat wisata lainnya sekitar Pangandaran. Tempat pertama yang dikunjungi adalah pelabuhan perikanan Cikidang. Di pelabuhan ini kami hanya menikmati suasana sekaligus melihat pesta layang-layang dari kejauhan. Di sekitar lokasi pelanggan perikanan Cikidang banyak orang yang memancing ikan dan tak sedikit juga nelayan yang pulang melaut.

Nelayan Sepulang Melaut

Tujuan kedua yakni pantai Karapyak, pantai karang yang berada di timur Pangandaran. Untuk menuju lokasi tersebut membutuhkan waktu sekitar setengah jam saja dari pantai Pangandaran. Akses jalan bagus dengan aspal jenis hotmix yang masih baru. Berbagai hidangan alam Karapyak begitu menarik pengunjung. Ombak yang besar dan hamparan pasir putih menghiasi wajah ayu Karapyak. 

Pantai Karapyak sendiri bukan pantai yang bisa dipakai untuk mandi, tapi ada beberapa lokasi yang aman untuk mandi. Pantai karang ini mempunyai bibir pantai berupa karang yang cukup panjang dan lebar. Banyak biota laut terdapat di sana. Pada umumnya pengunjung akan mencari biota laut misalnya kumang atau disebut keong laut. Selain kumang para pengendara suka membawa karang-karang yang mati ataupun rumput laut.

Saya sendiri membawa banyak anakan kumang untuk menjadi buah tangan keponakan yang baru masuk kelas satu SD. Empat genggam pasir putih juga menjadi oleh-oleh yang istimewa bagi saya. Pasir putih ini rencananya akan saya jadikan hiasan di toples. 

Sisi Barat Pantai Karapyak

Saya sendiri tak puas berdiam diri di pantai Karapyak. Imam mempunyai ide bagus dengan menjelajah ke sebelah barat pantai Karapyak. Di sebelah barat pantai Karapyak ini mempunyai karakter pantai yang unik. Satu sisi ada pantai dengan batu besar, satu lagi pantai dengan bibir pantai lebar berupa pasir  cokelat yang indah. Jarang sekali pengunjung datang ke sini karena akses dan juga jauhnya jarak dari pantai utama Karapyak. Pengunjung yang datang hanyalah anak muda dengan gelora seksualnya yang membara. 

Tak jarang ditemui sepasang remaja bermesraan di bawah pohon ataupun di bibir pantai. Pantai ini memang sepi pengunjung sehingga mereka dengan mudah mengekspresikan kerinduan dan kebutuhan akan kasih sayang dan seksualitas. Pernah saya ceritakan sebelumnya di artikel yang diunggah tahun lalu bahwa pantai Karapyak yang sepi ini sering digunakan untuk meluahkan kerinduan dan kebutuhan seksualitas, terbukti dengan bekas kondom dan tissue mejik yang berserakan.

Waktu merubah angka di setiap jarum hingga matahari sudah agak ke barat. Saya teringat untuk menjemput ibu, kaki berjalan dan mengapai gas motor untuk segera pulang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...