Proses Panen Padi |
Sudah memasuki kemarau tahap awal dimana hampir semua wilayah di Jawa Barat khsusunya Priangan Timur sedang panen padi. Dua kali ataupun tiga kali dalam setahun para petani padi menuai panen. Bukan hanya orang kaya ataupun orang yang punya sawah saja yang merasakan panen padi, orang yang tidak punya sawah juga merasakannya.
Bagi masyarakat yang tidak mempunyai sawah mereka biasanya ikut membantu panen dan satu lagi kegiatan panen yang tak kalah berarti adalah ngasag. Berasal dari bahasa Jawa Banyumasan, ngasag berarti mencari sisa-sisa buliran padi/tangkaian padi yang jatuh dari proses panen ataupun dari batang padi yang masak terakhir. Ngasag selalu dilakukan seseorang setelah si pemilik sawah menyelesaikan semua kegiatan penennya, kasarnya ngasag bisa disebut "memulung".
Siapa pun bisa ngasag padi di sawah siapa pun, peraturan dan etikanya saja yang harus diperhatikan yakni ngasag harus dilakukan setelah proses panen selesai. Jangan ngasag saat proses panen belum benar-benar selesai misalnya saat yang panen masih nyungah (menganggkut) hasil panennya dari sawah ke rumah.
Bagaimana cara ngasag? Para petani yang ngasag biasanya membawa wadah yang terbuat dari anyaman bambu disebut telombong. Dan membawa tampah untuk "menyaring" gabah yang berisi dan gabah yang kosong. Cakupan ngasag bukan hanya soal itu saja melainkan memetik padi sisa panen.
Orang yang rajin ngasag biasanya mendapatkan setengah karung atau lebih, semua tergantung rezeki yang dicarinya. Bagi saya sendiri ngasag adalah berkah bagi semua orang yang ingin mencari rezeki. Bersyukur di desa tidak ada diskriminasi soal ngasag.
Komentar