Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Bali Di Akhir Kunjungan III

Pagi itu terasa sepi dan mencekam hath saya yang kadung cinta Bali dan orang - orang yang istimewa seperti Bu Haji, Edi, Rossi, Bu Kos, Bu Beti dan Khadijah. Cinta itu membuat saya ragu untuk lepas dari mereka. Air mata kebahagiaan dan juga kesedihan menggantarkan saya keluar gang nomor sepuluh, Tukad Nyali.

Tak akan terhapus semua keindahan yang saya terima. Dan saya tidak akan berkhianat untuk membalas kebaikan mereka. Mudah - mudahan Tuhan selalu menginggatkan saya untuk membalas setiap derajat kebaikanya. Amin.

Berlari tergopoh - gopoh di pagi hari seakan maling yang lari karena khawatir akan ketahuan oleh masyarakat. Oh itulah saya Tuhan yang telah mencuri perhatian mereka. Sedih memang wajar bagi siapa pun manusia di dunia tak kecuali seorang raja, seorang yang kuat ataupun seorang yang lemah. Setiap perpisahan akan membuat seseorang tersentuh hatinya.

Denpasar Airport
Aplikasi Grab saya buka untuk memesan kendaraan menuju bandara. Beberapa kali memesan ojek Grab tidak ada yang mau menerima pesanan saya. Mungkin karena jarak yang jauh sehingga mereka enggan menerima pesanan saya. Solusi lain adalah Mobil Grab atau Grab Car yang tersedia di sekitaran Sanur. Jelas saja ada yang menerima pesanan saya. Hanya menunggu setengah menit saja pesanan saya sudah diterima. Sepuluh menit kemudian pesanan mobil datang. Selamat tinggal Tukad Nyali!

Speedo meter semakin naik pertanda saya menjauh dari Tukad Nyali dan semakin dekat jarak saya dengan bandara sebagai penghubung saya ke tanah Jawa di barat sana. Mengeluarkan kocek 65K untuk sekali jalan dari Sanur ke bandara termasuk katagori murah dibandingkan dengan taxi yang hampir menyentuh angka 200K!!! Gila!!!

Bandara masih tutup!!! Kejadian kedua saya menjadi saksi mata bandara Yang tutup karena tidak ada penerbangan domestik pada pagi hari itu. Menunggu sampai dua jam lebih bandara dibuka dengan penerbangan pertama ke Bandung dan disusul kota lainnya.

Tidak ada perubahan jadwal penerbangan untuk Air Asia yang terbang ke Yogyakarta saat itu.
Terbang.......
Terima kasih Rosi !!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...