Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Hari Raya Untuk Kita II

Hari kedua Galungan disebut juga Galungan Umanis yang memang jatuh pada pasaran / hari Manis/Legi. Pada hari raya ke dua kebanyakan orang bersilaturahmi dan biasanya mengadakan resepsi pernikahan, hari yang baik untuk menikah. Sama seperti hari pertama Galungan semua orang masih terbawa oleh perasaan suka cita ditandai dengan banyaknya suara 'ngaji' di pura - pura, sambung ayam, lomba nyanyi/kidung religius Hindu Bali dan banyak lagi.

Denpasar masih belum diserbu oleh para kesibukan yang hingar binggar namun Denpasar dipenuhi suara burung dan segarnya udara. Denpasar merana dalam suka cita kini. Kilau keemasan muncul dari ufuk timur membawa saya untuk kembali menikmati surga di pantai Sanur. Berbeda dengan hari yang lalu, Sanur kini lebih ramai oleh pengunjung. Tampak motor berjajar penuh di bahu jalan menuju pantai Sanur. Orang - orang seperti semut yang berjubel untuk mendapatkan makanan. Oooo suasana baru bagi Sanur.

Dermaga Di Pantai Mertasari
Tamparan ombak tidak terlalu besar di pantai Sanur sebelah tengah dan selatan. Tentunya lebih aman untuk orang yang tidak bisa berenang dan anak - anak. Di pantai ini banyak sekali rumput laut dan karang - karang jadi mesti hati - hati takut menginjak bulu babi. Usai mandi rasa lapar menyerang saya putuskan untuk pulang ke kosan dan sekaligus membantu Rosi.

Tusuk menusuk sate sangat menyenangkan ternyata, ya walaupun saya kalah jauh sama Rosi, satu menit bisa dapat tiga tusuk sementara, saya hanya dapat satu. Dua sampai tiga jam proses tusuk menusuk sate lumayan lama karena banyak obrolan tak penting seputar budaya diantara kita. Bu Haji dan satu karyawan perempuanya dengan acuh berbicara Bahasa Madura dengan super cepat. Saya pikir kecepatan orang Madura dalam berbicara Bahasa Madura sama dengan kecepatan orang Padang dan Aceh saat mereka berbicara. Saya hitung Bu Haji berbicara satu paragraf hanya 30 detik saja hahahaha.

Kecepatan bicara bu Haji tidak akan mengalahkan kecepatan waktu yang bergulir di setiap ruang hidup dunia. Terik perlahan menjadi teduh dan munculah gelap. Rencana ke Nusa Dua hilang oleh kalahnya argumentasi antara tamu dan tuan rumah. Sebagai tamu saya nurut saja. Rosi sepertinya ingin menyajikan pengalaman yang berbeda untuk saya, ya tentu saja berbeda dari yang biasanya di Bali.

Diri Pribadi
Dream Island - Mertasari menjadi hidangan istimewanya. Semua orang setuju bahwa Mertasari mempunyai sisi yang luar biasa. Onta hewan khas Timur Tengah ada di sini sebagai pelengkap rekreasi pantai. Dengan adanya onta ini banyak orang datang ingin melihat dan menikmati keindahan bentuk onta ini. Tak ketinggalan juga orang yang berniat untuk menikah pun datang ke sini untuk berfoto dengan onta sebagai sampul undangannya.

Lokasi pantai Mertasari tidak begitu jauh dari pantai Sanur tempat kami tinggal. Hanya dalam hitungan 20 menit saja dengan sepeda motor. Pantai Mertasari sendiri mempunyai karakter sebagai muara dengan hutan bakau yang masih asri. Sisi timur adalah kawasan bebas tiket dan sisi barat kawasan bertiket! Untuk memasuki kawasan yang disebut Dreams Island ini perlu membawa uang 20.000 rupiah saja. Dalam pembayaran itu sudah termasuk soft drink yang disuguhkan untuk pengunjung yang menukarkan tiketnya ke restaurant yang ada di Dream Island.

Jajaran saung khas Nusa Tenggara menghiasi bibir pantai Mertasari. Lebih dari sepuluh buah saung berjajar rapih dan indah. Sisi sebelah barat dari jajaran saung terdapat kandang onta. Sayang sekali para pengunjung dilarang ke sana karena ada seorang pasangan yang sudah sewa tempat untuk sesi foto pernikahan.

Rosi Mahendra, Tuan Muda Madura
Drama langit saat adegan terakhir dengan matahari sangat mengaggumkan. Dimana langit menjadi kemerahan dan sebagian jingga walaupun saat itu matahari tidak tampak seluruhnya namun inilah akhir drama yang istimewa. Angin tidak terlalu kencang saat itu hanya berhembus lembut membelai semua bagian tubuh sampai kulit merasa dingin dan sepi.



Beruntung! Saya bertemu dengan sekelompok wanita Bali yang luar biasa keren. Sayang sekali saya tidak meminta Facebook atau nomor WA nya. Satu diantara enam orang menjelaskan tradisi hari raya Galungan ke saya dan Rosi. Wah suatu yang istimewa bukan?! Gelapnya hari pertanda menutupnya gerbang pantai untuk para pengunjung. Saya bergegas pulang bersama Rosi.
Tamat........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Sebutan Bentuk Penis dalam Tradisi Bali

Unggahan kali ini terinspirasi dari status ataupun thread  dari seorang netizen dari dunia Twitter @Kismin666oys. Thread ini sangat menarik sekali dan isinya pun sangat jarang sekali dibahas, terlebih Indonesia negara yang agamis. Netizen ini berasal dari Bali, tahu kan Bali?! Pulau indah penuh seni, agamis dan surgawi. Selama ini saya plesiran di wilayah Indonesia hanya ada dua wilayah yang menjual dengan "pantang" kontol-kontolan alias hiasan berbentuk penis. Dua wilayah itu adalah Jogjakarta dan Bali saja, yang lainnya masih malu-malu. Dalam dunia kesehatan penis dianggap hal lumrah, namun di kalangan masyarakat awam Indonesia adalah hal tabu. Tapi tidak demikian jika kita mengorek sejarah leluhur kita, semisal saja candi Sukuh yang terkenal penggambaran betapa sucinya hubungan seksual. Pada agama leluhur yang kini masih eksis di Bali dalam beberapa kitab ada ajaran suci mengenai seksual yakni Kamasutra. Ilmu olah seksual yang diperuntukan untuk menuju kesempur

Secangkir Kopi Instan Vietnam: G7 CA PHE THU THIET

Kopi Instan Vietnam G7 3In1  Pulang dari kantor perwakilan VOV di Jakarta saya mendapatkan beberapa oleh-oleh istimewa dari Vietnam, salah satunya kopi instan asal Vietnam. Jenama kopi instan itu adalah G7 CA PHE THU THIET, milik perusahaan besar kopi Vietnam. Perusahaan kopi ini menyediakan berbagai produk kopi instan yang didagangkan ke beberapa negara dunia. G7 CA PHE THU THIET mempunyai beberapa jenis diantaranya: G7 2in1, G7 3in1, Pure Black, Cappuccino, Strong X2, Passiona dan White Coffee. Di Indonesia sendiri kopi Vietnam G7 3in1 masih dijual secara online melalui Shopie.Id, Bukalapak dan yang lainnya. Setiap toko online membandrol harga yang bermacam macam, berkisar dari Rp 70.000 sampai 150.000.  Cara Penyeduhan Cara penyeduhan seperti pada umumnya kopi instan lainnya dengan air panas baik 80°C atau 100°C atau bisa menggunakan air es sebagai hidangan kopi dingin. Siapkan cangkir kopi, sobek bagian atas kemasan, masukkan kopi, tuang air panas atau d