Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Jogja Kembali II

Delman Pantai Parangtritis
Musim hujan memang sudah dimulai sejak tiga minggu yang lalu di tanah Jawa. Tiap pagi atau sore ditabur butiran air dari langit, itu sudah kemutlakan alam. Berkah dari Tuhan!

Pagi mendung namun tak kunjung hujan, hanya gumpalan awan hitam yang mengancam dari atas sana. Saya pun malas untuk bergerak banyak. Tidur, baca buku tentang sejarah kabupaten Ciamis dan diskusi dengan teman - teman mahasiswa. Menjelang siang barulah saya dan Kang Tendy keluar untuk mencari makanan. Makanan habis, tidak begitu bayar langsung pergi ke asrama ataupun ke rumah teman Facebook saya. Melainkan menunggu hujan lebat untuk reda. Lumayan ada sejam lebih. 

Deddy Susilo
Dalam janji  mas Susilo (teman Facebook), saya harus menunggu di sekitaran terminal Giwangan sekitar jam dua. Sepakat dengan perjanjian itu saya diantar Kang Tendy ke terminal Giwangan sekitar jam setengah dua. Alih - alih untuk ketepatan waktu. Namun sebaliknya terjadi. Saya menunggu begitu lama, lebih dari satu setengah jam di depan taman Lalu Lintas. Rasa khawatir muncul bertubi - tubi karena chat di Facebook tidak dijawab. Saya pikir tidak jadi ketemuan. Akhirnya mas Susilo meminta maaf karena ada rapat mendadak.

Ujung Timur Parangtritis
Keramahan khas Jogjanya membuat saya kagum akan pribadinya. Jadi bukan kagum dari pergaulan dunia maya saja namun dalam kehidupan nyata yang saya temukan dari sosoknya yang sederhana. Berbagai jamuan tradisional dihidangkan oleh ibunya mas Susilo.

Suasana Warung Sego Godog - Bantul
Tersisa waktu sekitar tiga jam dari sunset, Kami langsung bergegas menuju ke pantai Parangtritis yang terkenal itu. Jarak tempuh tidak terlalu jauh dari rumah mas Susilo. Hanya kurang dari sejam. Yang pertama kami kunjungi ialah Gumuk Pasir kemudian pantai Parangtritis. Kuasa Tuhan memberikan saya kesempatan untuk mengunjugi ujung timur pantai itu yang terkenal akan ombaknya yang besar. Kata mas Susilo bahwa ujung timur pantai Parangtritis biasanya jarang dikunjungi karena air laut yang selalu pasang dan berbahaya. Saat itu sedang surut dan tampak tiga - lima orang sedang memancing. Betapa beruntungnya saya.

Nenek dan Kakek, Juru Masak
Mendung masih menyelimuti wilayah kekuasan daerah istimewa ini. Momen sunset tidak akan terlihat! Maka dari itu kami melanjutkan perjalanan ke komplek kuburan para raja Mataram yang berada di Wonogiri. Lumayan bikin merinding malam - malam berkunjung ke kuburan. Sekadar berkunjung tanpa melihat ke dalam membuat hilang rasa pembayaran saya.

Pura-pura Mancing
Kuliner khas Jogja destinasi sebelum pulang ke rumah mas Susilo. Dia bilang kuliner ini sangat khas Jogja dan memang unik dari hidangan yang dijualnya. Beberapa yang unik bagi saya adalah nasi godhog dan magelangan. Pilihan saya dan mas Susilo adalah nasi godhog. Sebenarnya nasi godhog itu berisikan kuah soto namun saat membuatnya nasi langsung digodog bareng dengan bahan - bahan soto, maka jadilah nasi godhog. Warung yang sederhana membuat saya terpukau dan merasakan susana yang istimewa!!!

Menginap.....
Sego Godog

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...