Perkampungan Di Kotagedhe |
Pagi itu secerah apa yang saya rasakan. Rasa lelah terbalas dengan tidur nyenyak selama beberapa jam saja. Hak tubuh saya untuk istirahat dicukupi dengan takaran yang pas. Sebelumnya saya bilang ke mas Susilo bahwa jam setengah dua siang saya akan pulang ke Jawa Barat. Jadi saya mesti dikembalikan ke asrama Galuh untuk persiapan berkemas. Tepat jam delapan pagi saya diantar ke asrama Galuh.
Yang Bikin Gagah Sih Iketnya |
Saya sangat berterimakasih dengan kebaikan keluarga mas Susilo dan mas Susilo sendiri. Saya tidak akan lupa akan kebaikan kalian. Semoga Tuhan selalu memberkati kalian. Amin.
Pose Alay |
Persiapan pulang dimulai dari mandi (walaupun sudah mandi di rumah mas Susilo), lipat - lipat baju, isi batrei kamera dan telpon genggam dan hal lainnya. Tak kurang dari sejam semua persiapan beres. Sisa waktu tinggal tiga jam lagi dari keberangakatan kereta api yang akan membawa saya pulang ke Tatar Galuh sana. Tiba - tiba muncul saja ide untuk berkunjung ke daerah Kotagedhe yang tak jauh dari asrama Galuh. Sehabis sarapan yang kesiangan kami pergi ke Kotagedhe.
Tendy Nugraha, Seniman Galuh |
Kotagedhe bercirikan khas kota lama khas Jawa yang terkenal akan arsitektur khas Jawa Mataram Kuno dan beberapa industri perak yang membuat wilayah ini terkenal akan kerajinan perak itu. Nampak sepanjang jalan terdapat kios maupun galleri perhiasan perak. Pantas saja orang - orang menjulukinya 'Kota Perak'.
Stasiun Kutoarjo |
Beberapa foto telah diambil oleh kamera yang saya bawa. Pose - pose sensual a la model pun tercipta di sini. Kegembiraan muncul bertubi - tubi di akhir plesiran ini. Tidak ada kata yang bisa terungkap oleh selama dua minggu ini. Terima kasih Rosi, Bu Haji, Bu Beti, Bu Joni, Bu Khadijah, Kang Tendy, dan Mas Susilo. Semoga Tuhan memberikan rahmatNya ke kalian. Amin. Akhir dan terakhir tidak ada kata yang pantas untuk diucapkan selain:
Sampai jumpa Jogja! Saya akan kembali!
Komentar