Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Jogja Kembali III

Perkampungan Di Kotagedhe
Pagi itu secerah apa yang saya rasakan. Rasa lelah terbalas dengan tidur nyenyak selama beberapa jam saja. Hak tubuh saya untuk istirahat dicukupi dengan takaran yang pas. Sebelumnya saya bilang ke mas Susilo bahwa jam setengah dua siang saya akan pulang ke Jawa Barat. Jadi saya mesti dikembalikan ke asrama Galuh untuk persiapan berkemas. Tepat jam delapan pagi saya diantar ke asrama Galuh.
Yang Bikin Gagah Sih Iketnya

Saya sangat berterimakasih dengan kebaikan keluarga mas Susilo dan mas Susilo sendiri. Saya tidak akan lupa akan kebaikan kalian. Semoga Tuhan selalu memberkati kalian. Amin.

Pose Alay
Persiapan pulang dimulai dari mandi (walaupun sudah mandi di rumah mas Susilo), lipat - lipat baju, isi batrei kamera dan telpon genggam dan hal lainnya. Tak kurang dari sejam semua persiapan beres. Sisa waktu tinggal tiga jam lagi dari keberangakatan kereta api yang akan membawa saya pulang ke Tatar Galuh sana. Tiba - tiba muncul saja ide untuk berkunjung ke daerah Kotagedhe yang tak jauh dari asrama Galuh. Sehabis sarapan yang kesiangan kami pergi ke Kotagedhe.

Tendy Nugraha, Seniman Galuh
Kotagedhe bercirikan khas kota lama khas Jawa yang terkenal akan arsitektur khas Jawa Mataram Kuno dan beberapa industri perak yang membuat wilayah ini terkenal akan kerajinan perak itu. Nampak sepanjang jalan terdapat kios maupun galleri perhiasan perak. Pantas saja orang - orang menjulukinya 'Kota Perak'.

Stasiun Kutoarjo
Beberapa foto telah diambil oleh kamera yang saya bawa. Pose - pose sensual a la model pun tercipta di sini. Kegembiraan muncul bertubi - tubi di akhir plesiran ini. Tidak ada kata yang bisa terungkap oleh selama dua minggu ini. Terima kasih Rosi, Bu Haji, Bu Beti, Bu Joni, Bu Khadijah, Kang Tendy, dan Mas Susilo. Semoga Tuhan memberikan rahmatNya ke kalian. Amin. Akhir dan terakhir tidak ada kata yang pantas untuk diucapkan selain: 
Sampai jumpa Jogja! Saya akan kembali!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Secangkir Kopi Instan Vietnam: G7 CA PHE THU THIET

Kopi Instan Vietnam G7 3In1  Pulang dari kantor perwakilan VOV di Jakarta saya mendapatkan beberapa oleh-oleh istimewa dari Vietnam, salah satunya kopi instan asal Vietnam. Jenama kopi instan itu adalah G7 CA PHE THU THIET, milik perusahaan besar kopi Vietnam. Perusahaan kopi ini menyediakan berbagai produk kopi instan yang didagangkan ke beberapa negara dunia. G7 CA PHE THU THIET mempunyai beberapa jenis diantaranya: G7 2in1, G7 3in1, Pure Black, Cappuccino, Strong X2, Passiona dan White Coffee. Di Indonesia sendiri kopi Vietnam G7 3in1 masih dijual secara online melalui Shopie.Id, Bukalapak dan yang lainnya. Setiap toko online membandrol harga yang bermacam macam, berkisar dari Rp 70.000 sampai 150.000.  Cara Penyeduhan Cara penyeduhan seperti pada umumnya kopi instan lainnya dengan air panas baik 80°C atau 100°C atau bisa menggunakan air es sebagai hidangan kopi dingin. Siapkan cangkir kopi, sobek bagian atas kemasan, masukkan kopi, tuang air panas atau d

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d