Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Pemberian Nama Dalam Tradisi Jawa

Selembar Akta Kelahiran Yang Memuat Identitas Nama

Hari ini memang jarang sekali orang jawa menerapkan tradisi pengubahan nama, mungkin karena otoritas Indonesia yang mengharuskan warganya mempunyai satu identitas saja. Sepengetahuan Saya sejak kecil orang jawa mempunyai tradisi unik yakni mengganti nama dalam setiap moment kehidupan. 

Perlu diketahui masyarakat jawa tidak memberikan nama anak atau nama seseorang tanpa filosofi yang berarti. Kadang pergeseran makna membuat nama seakan menjadi terkesan ndeso, padahal nama yang dianggap ndeso itu mempunyai arti yang luar biasa. Pada umumnya masyarakat jawa memberikan nama dari bahasa Jawa Kuno atau bahasa Sansekerta, bahasa Arab, dan bahasa lainnya yang mempunyai pengaruh dalam kehidupan seseorang tersebut.

Bisa disebut orang jawa adalah orang yang sangat "sederhana" akan pemberian nama, lihat saja kebanyakan nama mereka hanya berisikan satu suku kata saja (zaman dulu) dan masyarakat jawa tidak meneraomen nama klan keluarga dalam namanya. Mungkin ada yang menerapkan nama klan di akhir nama hanya saja terbatas pada golongan tertentu saja. Sekarag orang bebas memberikan nama atau mendirikan klan baru dalam tatanan kehudkehi keluarganya. 

Pemberian nama juga kadang berdasarkan pada peristiwa tertentu ataupun hal-hal yang tautan jadi bukan nama yang diidamkan karena mempunyai arti yang bagus. Misalnya saja seorang anak lahir dengan kondisi memperhatikan sehingga angka kemungkinan hidup tipis biasanya diberi nama Slamet, Waluyo, Surip. Dan ada juga karena hari kelahiran misalnya Pon, Wage dan yang lainnya. Jadi banyak sekali alasan-alasan masyarakat jawa dalam memberikan nama. Baiklah berikut beberapa alasan dan serangkaian peristiwa yang menyebabkan masyarakat jawa mempunyai banyak nama.

Nama lahir
Nama lahir adalah nama yang diberikan oleh orang tua, kerabat, atau orang lain yang dianggap spesial. Pemberian nama biasanya dilakukan pada hari ke-tujuh setelah kelahiran si bajang bayi ke dunia. Untuk yang beragama Islam ataupun kepercayaan kejawen biasanya akan mengadakan syukuran berupa kenduri. Dewasa ini nama kelahiran dijadikan nama resmi yang ditulis tetap untuk kepentingan otoritas negara, misalnya untuk KTP, SIM, Ijazah dan yang lainnya.

Nama Selepas Menikah/Nama Dewasa
Jangan heran jika seseorang di kampung mempunyai nama yang berbeda antara nama dalam sehari-hari dan nama dalam KTP. Misalnya Nurudin nama Dewasa/nama selepas menikah dari Sudiro (Nama KTP/nama lahir). Nama dewasa selalu diterapkan orang jawa sebagai pertanda kelahiran baru di dunia kedewasaan, biasanya nama dewasa diberikan pada saat prosesi ijab kobul. Pemberian nama umumnya diberikan dari pihak perempuan ataupun orang-orang yang dekat dengan keluarga tersebut.

Nama Dalam Surat

Contoh kasus nyata pada kakak iparku, sebelum menikah dia mempunyai nama asli/KTP sebagai SIMIN namun setelah menikah dia berganti menjadi KRISTIANTO dengan kesepakatan bersama antara mbak yu ku. Dan nama Kristianto ini akhirnya dijadikan nama resmi di KTP tanpa ada pengadilan perubahan nama di kantor catatan sipil. Mungkin saja urusan ini gampang karena petugas desa memasukan data sesuai dengan tuturan kata bukan dari bukti lainnya dari masa lampau.

Nama Setelah Meninggal
Umumnya orang jawa yang beragama islam akan mengganti nama/menambah namanya setelah meninggal dengan kata tambahan seperti bin atau binti. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Arab yang berarti 'anak dari'. Misalnya bapak Asep meninggal maka namanya akan ditulis di batu nisan dengan Asep Bin Kasim. Mungkin dalam tradisi jawa untuk nama setelah kematian ditujukan sebagai mempermudah seseorang mengidentifikasi mayit anak dari siapa atau keluarga dari siapa.

Tiga moment penting dalam kehidupan manusia menjadikan masyarakat sosial bangsa jawa memberikan nama baru pada setiap fase kehidupan seorang manusia. Bagiku pemberian nama di setiap fase kehidupan sangatlah filosfis. Orang jawa juga mempunyai alasan-alasan dalam mengganti atau memberi nama pada seseorang. Misalahnya:

Penggantian Nama Dengan Sebab Sakit
Masyarakat sosial bangsa jawa selalu percaya bahwa membawa makna dan membawa ke dalam setiap jiwa orang yang diberikan nama tersebut. Ada kepercayaan bahwa nama akan berdampak pada kehidupan seseorang tersebut, dan nama juga sebagai tanda kelas sosial seseorang. Penggantian nama selain di tiga fase kehidupan manusia juga bisa terjadi pada saat: si bayi selalu sakit atau selepas kecelakaan besar.

Nama Dalam Sebuah KTP Terbitan Tahun 1976

Keabotan jeneng (keberatan nama) kalimat ini sangat umum di masyarakat jawa yang percaya bahwa nama memiliki nilai mistik atau magis. Nilai ini juga berhubungan dengan status sosial seseorang. Misalnya bayi dari keluarga pak Sudiro yang ekonomi menengah bawah memberikan nama bayinya Giri Wardana nama tersebut terinspirasi dari nama raja kerajaan jawa kuno. Maka si bayi akan sakit-sakitan sebagai pertanda "keabotan jeneng". Maka orang tua bayi biasanya mengadakan syukuran kecil berupa among-among untuk merayakan penggantian/pemberian nama baru.

Sebab lainnya seseorang berganti nama adalah saat seorang anak yang sakit keras yang dibawa kemana-mana namun tidak kunjung sembuh namun saat berobat ke dokter/mantri/dukun/kiyai tertentu dia sembuh. Sebagai tanda syukur dan tanda kehidupan baru untuk menuju ke kehidupan selanjutnya maka anak tersebut diberi nama baru. Selain sebab sakit juga sebab peristiwa besar yang hampir menghilangkan nyawa seseorang misalnya kecemplung sumur, tenggelam di sungai, tertabrak bis namjn seseorang tersebut masih hidup. 

Pada umumnya landasan masyarakat jawa memberi nama baru untuk segenap peristiwa penting adalah sebagai kelahiran kembali, meninggalkan nama yang dianggap sial/kurang cocok.

Pemberian Nama Selepas Pindah Agama
Seseorang yang pindah ke agama Islam biasanya diwajibkan untuk mengantikan namanya yang lama ke nama yang baru baik bersifat keislaman ataupun nama 'netral'. Penggantian nama ini tentunya untuk kehidupan barunya di agama yang baru dipeluknya sekarang.

Pemberian Nama Selepas Ibadah Haji
Saya tidak paham akan sejarah awal masyarakat jawa memberikan nama baru pada seseorang sehabis menunaikan ibadah haji. Mungkinkah ada kaitannya dengan sejarah masa kolonial yang mengharuskan nama seseorang ditambah kata depan "Haji" selepas ibadah haji atau sebagai kelahiran baru seseorang dalam pengalaman kehidupan relijius. 

Pemberian nama selepas haji sangat umum terjadi di masyarakat jawa khususnya yang muslim dan mutlak nama yang diberikan juga menggunakan nama-nama populer dalam sejarah tokoh keislaman misalnya Aisyah, Muhammad, Ibrahim, Khadijah dan yang lainnya. Dan paling unik pada masyarakat Nusantara biasanya yang perempuan memberikan nama depan "SITI".

Nama Yang Muncul Sebab Hari Kelahiran

Nama Landian
Pemberian nama yang terakhir ini tanpa adanya proses kenduri ataupun peristiwa yang monumental, namun pemberian nama ini biasanya terjadi karena kekonyolannya sendiri atau memang ada ciri khas yang dia tampilkan sehingga seseorang mudah menginggat dan terjadilah nama landian.

Nama landian bisa dibilang nama panggilan yang sangat 'brutal' diberikan masyarakat kepada seseorang, apapun bisa jadi nama!. Nama landian ini umumnya diberikan dari sekelompok teman sejawat yang sehari-hari hidup bersama/bermain bersama. Misalnya Asep yang mempunyai kebiasaan mabuk alkohol diberi nama Si Teller; Joko yang pemalu diberi nama Si Kuya. 

Nama landian ini kadang spontan munculnya layaknya sebuah wahyu turun dari langit. Anehnya seseorang kadang menerima saja nama landian itu. Nama landian yang brutal sekali yang pernah aku jumpai yakni teman kuliah, nama aslinya Lili (bukan nama sebenarnya), seorang lelaki ya! Memang nama Lili umumnya untuk perempuan bukan untuk lelaki. Dengan alasan nama yang identik perempuan maka Lili diberi nama si "Heunceut" oleh temen-temen satu kelas. Dan dia menerima begitu saja sampai sekarang!. 

Kesimpulannya masyarakat jawa memang penuh dengan filosofi untuk setiap fase kehidupan manusia. Tulisan ini tercipta dari inspirasi kehidupan sehari-hari saya yang menjadi seorang jawa. Saya sendiri bukan antropolog ataupun ahli khusus dalam kebudayaan jadi jika ada kesalahan dalam berpandangan ataupun dalam tulisan mohon maaf karena tulisan ini tercipta dari rangkaian kehidupanku sehari-hari dengan kacamata orang awam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d