Bibir Sebagai Lambang Kesalahan |
Tulisan ini bisa disebut copy paste atau juga saduran dari ceramah tujuh menit dari Pak Faiz Fahrudin yang pernah disiarkan oleh Radio Unisia Yogyakarta bulan ramadhan tahun ini. Beberapa bagian saya ubah dengan dan reka. Semoga bermanfaat.
Tradisi pemaafan memang banyak sekali di Indonesia terlebih masyarakat Islam yang saban tahun selalu menyelenggarakan pemaafan akbar pada hari raya Idul Fitri, setiap orang bermaaf-maafan. Baik yang mempunyai salah dan yang tidak mempunyai salah pada yang bersangkutan, kadang juga ada yang tidak kenal meminta maaf baik langsung maupun melalui alat komunikasi. Budaya saling memaafkan ini memang tidak sedikit yang tidak suka entah karena alasan apa tapi lebih banyak orang sangat menyukai budaya ini. Alasan jelasnya mungkin harus diteliti terlebih dahulu.
Budaya memaafkan dalam hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Nifsu Syaban dan momen-momen relijius lainnya memberikan efek yang baik kepada setiap orang yang tulus memaafkan atau meminta maaf. Memaafkan itu mempunyai bentuk kepentingan yang dimaafkan tetapi juga berisikan kepentingan diri sendiri kenapa bisa? Seseorang akan merasa bebas dari dendam.
Sekedar pengetahuan dari sebuah pemaafan dan semoga pemahaman kita tantang pemaafan akan berubah dan menjadikan diri menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Pemaafan kadang setiap orang mempersepsikan berbeda-beda, di sini ada beberapa penjelasan tentang kesalahan pandangan dalam pemaafan diantaranya:
Pemaafan Akan Menumbuhkan Cinta |
Pemaafan Sebagai Melupakan Kesalahan
Banyak orang yang berpandangan bahwa memaafkan sebagai melupakan kesalahan sehingga orang enggan memaafkan, padahal seharunya tidak demikian. Memaafkan bukan melupakan kesalahan karena kesalahan yang dilupakan kemungkinan kesalahan akan terjadi kembali. Jangan sampai tertipu dua kali dan jangan sampai terdzalimi dua kali dalam ranah yang sama atau jatuh dalam lubang yang sama. Kita memaafkan tidak melupakan kesalahan itu sebagai pelajaran ke depannya. Jadi mulai sekarang memaafkan bukan identik dengan melupakan.
Banyak orang yang berpandangan bahwa memaafkan sebagai melupakan kesalahan sehingga orang enggan memaafkan, padahal seharunya tidak demikian. Memaafkan bukan melupakan kesalahan karena kesalahan yang dilupakan kemungkinan kesalahan akan terjadi kembali. Jangan sampai tertipu dua kali dan jangan sampai terdzalimi dua kali dalam ranah yang sama atau jatuh dalam lubang yang sama. Kita memaafkan tidak melupakan kesalahan itu sebagai pelajaran ke depannya. Jadi mulai sekarang memaafkan bukan identik dengan melupakan.
Memaafakan Simbol Kelemahan
Ada anggapan dari beberapa orang bahwa memaafkan adalah simbol dari kelemahan. Justru memaafkan butuh orang-orang kuat, hanya yang kuat yang sanggup memaafkan karena kebanyakan manusia secara natural/alami akan membalas atau menghukum jika ada orang yang melakukan kesalahan pada dirinya. Justru orang yang memaafkanlah orang yang kuat. Ayo latihan menjadi orang kuat biar mudah memaafkan orang lain.
Ada anggapan dari beberapa orang bahwa memaafkan adalah simbol dari kelemahan. Justru memaafkan butuh orang-orang kuat, hanya yang kuat yang sanggup memaafkan karena kebanyakan manusia secara natural/alami akan membalas atau menghukum jika ada orang yang melakukan kesalahan pada dirinya. Justru orang yang memaafkanlah orang yang kuat. Ayo latihan menjadi orang kuat biar mudah memaafkan orang lain.
Memaafkan Membiarkan Ketidakadilan
Tidak sedikit orang berpandangan atas ketidakadilan jika seseorang memaafkan orang lain yang berbuat salah padanya. Memang dalam hal keadilan harus ditegakan pada ruang dan ranah tertentu namun jika kesalahan selalu menuntut keadilan maka nilai manusia hanya sebatas itu.
Tidak sedikit orang berpandangan atas ketidakadilan jika seseorang memaafkan orang lain yang berbuat salah padanya. Memang dalam hal keadilan harus ditegakan pada ruang dan ranah tertentu namun jika kesalahan selalu menuntut keadilan maka nilai manusia hanya sebatas itu.
Memaafkan adalah hal mulia dan mempunyai nilai yang lebih tinggi dari menuntut keadilan. Antara keadilan dan kesabaran saat memaafkan orang lain adalah fenomena kesamaan namun memiliki nilai yang berbeda.
Memaafkan Mudah Dilakukan
Memaafkan memang mudah sekali dilakukan oleh setiap orang hingga akhirnya menyepelekan permaafan itu sendiri. Dan setiap pemaafan yang disepelekan akan berujung pada pemaafan yang ditunda-tunda. Padahal memaafkan itu tidaklah simpel (mudah), bukan di mulut saja melainkan pada hati sehingga tampak pada perilaku dan perbuatan. Maka permaafan harusnya dilakukan sejak awal karena menyangkut kepentingan diri sendiri.
Memaafkan memang mudah sekali dilakukan oleh setiap orang hingga akhirnya menyepelekan permaafan itu sendiri. Dan setiap pemaafan yang disepelekan akan berujung pada pemaafan yang ditunda-tunda. Padahal memaafkan itu tidaklah simpel (mudah), bukan di mulut saja melainkan pada hati sehingga tampak pada perilaku dan perbuatan. Maka permaafan harusnya dilakukan sejak awal karena menyangkut kepentingan diri sendiri.
Bayangkan jika permaafan ditunda-tunda maka hidup kita akan terbelenggu. Misalnya kita butuh pacul sementara yang mempunyai pacul hanya orang yang dibuat salah oleh kita, namun belum meminta maaf. Maka terjadilah belenggu. Jadi bersegeralah untuk meminta maaf.
Memaafkan = Membiarkan Orang Lain Salah
Persepsi ini bisa muncul di setiap orang karena logika yang keliru soal essensi dari sebuah pemaafan. Pemaafan bukan membiarkan orang lain untuk salah namum jika seseorang berbuat salah ingatkanlah.
Persepsi ini bisa muncul di setiap orang karena logika yang keliru soal essensi dari sebuah pemaafan. Pemaafan bukan membiarkan orang lain untuk salah namum jika seseorang berbuat salah ingatkanlah.
Berawal dari kesalahan persepsi tentang pemaafan, mari kita tinjau lebih jauh apa saja manfaat dari memaafkan orang lain.
Pembebasan Jiwa |
Bebas Dari Penyakit Jiwa
Orang yang membiarkan atau mememdam kesalahan orang lain pada dirinya itu sama dengan orang yang memilih jiwanya sakit oleh kemarahan dan dendam. Obat dari sakit jiwa tersebut yang paling manjur dan satu-satunya adalah memaafakan orang lain, dengan memaafkan maka diri kita bebas dari marah dan dendam.
Orang yang membiarkan atau mememdam kesalahan orang lain pada dirinya itu sama dengan orang yang memilih jiwanya sakit oleh kemarahan dan dendam. Obat dari sakit jiwa tersebut yang paling manjur dan satu-satunya adalah memaafakan orang lain, dengan memaafkan maka diri kita bebas dari marah dan dendam.
Bergerak Lebih Maju
Memaafkan bisa membuat diri kita lebih bergerak maju karena sebelum memaafkan orang lain kita akan lebih banyak tenggelam di masa lalu, kita lebih banyak sibuk dengan luka dan kesalahan orang lain yang dilakukan pada masa lalu sehingga membuat kita tidak bergerak ke masa depan. Jadi memaafkan akan melahirkan kita kembali ke dunia yang bergerak lebih maju tanpa terkungkung oleh luka lama.
Memaafkan bisa membuat diri kita lebih bergerak maju karena sebelum memaafkan orang lain kita akan lebih banyak tenggelam di masa lalu, kita lebih banyak sibuk dengan luka dan kesalahan orang lain yang dilakukan pada masa lalu sehingga membuat kita tidak bergerak ke masa depan. Jadi memaafkan akan melahirkan kita kembali ke dunia yang bergerak lebih maju tanpa terkungkung oleh luka lama.
Menyehatkan Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial akan leluasa dan sehat jika kita saling memaafkan kesalahan orang lain. Cita-cita sosial akan lebih mudah terwujud dengan pemaafan, orang akan bersatu dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita sosial yang telah disepakati sebelumnya. Jika ada anggota masyarakat yang tidak saling memaafkan maka terdapat jurang keretakan yang membuat perjalanan cita-cita sosial akan sulit ditempuh dan diwujudkan. Terlebih masyarakat yang saling membenci akan terjadi kerusahan sosial.
Kehidupan sosial akan leluasa dan sehat jika kita saling memaafkan kesalahan orang lain. Cita-cita sosial akan lebih mudah terwujud dengan pemaafan, orang akan bersatu dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita sosial yang telah disepakati sebelumnya. Jika ada anggota masyarakat yang tidak saling memaafkan maka terdapat jurang keretakan yang membuat perjalanan cita-cita sosial akan sulit ditempuh dan diwujudkan. Terlebih masyarakat yang saling membenci akan terjadi kerusahan sosial.
Sadar Sebagai Manusia
Pemaafan menunjukan bahwa orang yang memaafkan adalah manusia yang sadar pada dirinya yang berbuat salah dan keliru pada orang lain. Memaafkan menunjukan kesadaran kita masin manusia tidak hanya pada dia yang bersalah pada kita, melainkan kita bisa saja salah pada orang lain dan kita yang berbuat salah membutuhkan pemaafan. Dan harus berfikir bahwa kita manusia bisa saja berbuat salah kapan pun dimana pun dan kapan pun dimana pun kita bisa membutuhkan pemaafan dari orang lain.
Pemaafan menunjukan bahwa orang yang memaafkan adalah manusia yang sadar pada dirinya yang berbuat salah dan keliru pada orang lain. Memaafkan menunjukan kesadaran kita masin manusia tidak hanya pada dia yang bersalah pada kita, melainkan kita bisa saja salah pada orang lain dan kita yang berbuat salah membutuhkan pemaafan. Dan harus berfikir bahwa kita manusia bisa saja berbuat salah kapan pun dimana pun dan kapan pun dimana pun kita bisa membutuhkan pemaafan dari orang lain.
Energi Baru
Terlepas dari segala kekangan dendam dan marah dengan pemaafan seakan-akan hidup kita mengalami kelahiran baru yang memiliki energi kehidupan yang baru. Energi baru inilah hasil dari pelepasan dan penahanan rasa marah dan dendam dalam hati. Energi yang baru ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai cita-cita bersama ataupun cita-cita individual.
Terlepas dari segala kekangan dendam dan marah dengan pemaafan seakan-akan hidup kita mengalami kelahiran baru yang memiliki energi kehidupan yang baru. Energi baru inilah hasil dari pelepasan dan penahanan rasa marah dan dendam dalam hati. Energi yang baru ini bisa dimanfaatkan untuk mencapai cita-cita bersama ataupun cita-cita individual.
Perlu diingat bahwa permaafan bukan hajya dimulut atau dengan kata-kata tapi meminta maaf itu harus dalam kondisi jiwa yang baik, suci, tulus dan murni baik dari segi kognitif, afektif (behavior), dan pskomotorik. Secara kognitif memaafkan berarti kita sadar untuk tidak lagi menyalahgunakan/merencanakan balas dendam pada orang yang dianggap berbuat salah pada kita. Kita sadar orang yang melakukan kesalahan itu adalah orang yang salah berfikir, salah dalam mengambil keputusan dan dia sadar sebagai manusia melakukan hal itu. Secara afektif memaafkan berarti membuang semua emosi negative dan diganti dengan kasih sayang.
Semoga kita selalu memaafkan orang lain selalu meminta maaf kepada orang yang yang pernah dibuat salah. Dan semoga Tuhan selalu memaafkan kita.
Komentar