Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

BAHASA INDONESIA: Suku Aborigin Taiwan

Teringat dengan isi lemari buku yang lama tidak dibuka atau sekedar untuk dibereskan,  memang sejak kuliah di Tasikmalaya dan bekerja di Bekasi untuk merapikan lemari buku adalah hal yang jarang karena dalam setahun bisa dibilang hanya hitungan jari pulang ke rumah namun kali ini memang berbeda daripada biasanya karena waktu yang banyak setelah pengunduran diri dari pekerjaan dan kembali pulang ke rumah orang tua yang hangat di Pamarican tentunya merapikan lemari buku yang isinya buku dari MI sampai kerja terkumpul rapi selain itu berbagai pernak pernik yang dikirim oleh radio - radio internasional seperti RTI Taipei. 

RTI adalah radio milik pemerintah Republik China atau disebut juga dengan Taiwan. Selain menyiarkan siaran Fm dengan konten lokal yang berbahasa Mandarin RTI juga menyiarkan beberapa siran berbahasa asing terutama bahasa para pekerja migran yang bekerja di wilayah Taiwan seperti bahasa Indonesia,  Thailand,  Vietnam,  Inggris yang disiarkan dalam gelombang FM (frequency modulation) dan MW (medium wave). Saya adalah salah satu pendengar RTI dari tahun 2004 saat itu saya masih duduk di MTs (setingkat SMP) namun saya mendengar melalui siaran gelombang pendek atau disebut juga dengan SW (short wave) yang disiarkan dengan berbagai bahasa diantaranya bahasa Inggris,  Perancis,  Thailand,  Mandarin,  Spanyol,  Jerman, Vietnam,  Prancis,  Russia dan dialek lokal lainnya. 

Menjadi pendengar RTI memang tidak ada yang dirugikan karena selain mendapatkan informasi tentang Taiwan juga bisa silaturahim dengan para pekerja migran di sana selain itu banyak sekali souvenir yang mungkin anda dapatkan seperti saya setiap bulan rasanya RTI mengirimkan souvenir cantik sebagai kenangan manis untuk pendengar setianya. Dari semua souvenir yang saya terima dan masih dinikmati saat ini salah satunya adalah buletin radio yang mempunyai judul redaksi "Buletin RTISI" buletin radio ini dibagi dia yakni buletin RTISI program 1 dan 2 (program 1 untuk radio yang dipancarkan melalui gelombang pendek maupun internet dan program 2 yang disiarkan melalui gelombang FM).

Untuk mengingat kembali isi daripada buletin RTISI ini saya ingin mengulang kembali artikel yang ada di buletin RTISI edisi 71 tahun 2008,  edisi 72 dan 73 tahun 2009 dari kolom Galeri Budaya yang berjudul "Suku Aborigin Taiwan" semoga dengan mengulang atau ditulis kembali artikel ini dengan sedikit gubahan dari saya, bisa bermanfaat bagi pembaca yang menyukai budaya ataupun tentang Taiwan. Silahkan dibaca. Terima kasih. 

Sebelum imigrasi bangsa Han dari dataran Tiongkok berawal dari pertengahan abad 17,  Taiwan dihuni oleh orang - orang yang tergolong sebagai ras Austronesia yang anggotanya menetap di daerah luas yang berkisar dari Madagaskar sampai kepulauan Hawaii dan dari Selandia Baru sampai Taiwan. Aborigin di Taiwan dipercayai datang dari Kepulauan Melayu secara tahap demi tahap sekitar enam ribu tahun yang lalu. Olehkarena bahasa - bahasa mereka yang berlainan,  bahkan lebih bervariasi daripada aborigin di Filipina,  sejumlah ilmuwan berpendapat bahwa Taiwan merupakan kampung halaman semua ras Austronesia. Penemuan purba memajukan,  Taiwan sudah dihuni oleh manusia sebelum aborigin datang. Namun tidak banyak mengenai penghuni asli untuk diketahui,  terutama mengenai kapan dan mengapa mereka lenyap,  sehingga sejarawan dan masyarakat umum menyebut bangsa aborigin sebagai penduduk awal Taiwan. 
Sebuah kartu pos kayu yang menggambarkan suku aborigin di Taiwan

Ketika bangsa Han datang ke Taiwan mereka membagi 2 kelompok atas bangsa aborigin yakni orang Pingpu yang berarti orang di dataran dan orang Gaoshan yang berarti orang gunung. Namun pembagian tersebut karena dinilai tidak cocok dengan kebudayaan dan keadaan dari 2 kelompok aborigin tersebut. Mayoritas imigran bangsa Han adalah jejaka banyak dari mereka menikah dengan gadis Pingpu sebagai upaya untuk membaurkan kedua etnik yang berbeda. Dikarenakan perkawinan antar dua etnis yang berbeda tersebut maka ada salah satu etnik yang kalah dalam melaksanakan budayanya dalam hal ini etnis Pingpu mengikuti budaya suaminya yang beretnis Han namun dalam kehidupan sehari - hari di Taiwan masih ditemukan beberapa kosa kata yang berasal dadi bahasa aborigin. 

Aborigin Taiwan tidak mengenal tulisan sehingga banyak ahli atau peneliti mendapatkan kesulitan saat menjalani penelitian tentang etnis Pingpu. Namun hal yang berbeda terjadi pada saudara etnik Pingpu yang hidup di gunung yakni etnis Gaoshan yang masih melestarikan bahasa dan budayanya terutama mereka yang hidup di wilayah pegunungan Taiwan Timur dan pulau Orkid. Budaya yang unik dari suku Gaoshan adalah tattoo (kecuali suku Yami dan Bunun), panteisme,  shamanisme dan lain sebagainya. 

Berikut ini adalah suku - suku aborigin di Taiwan :
1. Atayal,  suku ini menetap di Taiwan Utara bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Atayal dan Sendiq dan tidak berhubungan dengan etnis yang lainnya. Karakteristik dari perempuan Atayal adalah penenun yang rajin dan lelaki Atayal adalah seorang pemburu yang ulung. Wajah suku Atayal kebanyakan diberi tattoo dengan tujuan untuk kecantikan dan membuang aura jahat namun karena penjajahan Jepang yang mempunyai aturan tidak boleh membuat tattoo di wajah maka generasi suku Atayal tidak mentatatto wajahnya. 

2. Saisiyat,  salah satu suku paling terancam karena populasinya yang sangat sedikit dan pengaruh daripada etnis lainnya seperti etnis Hakka dan Atayal. Suku ini merupakan suku pertama yang mengadopsi nama yang berasal dari etnis Han. Ada festival unik di kelompok etnis ini yakni festival pygmies atau pas ta'ai yang bertujuan untuk mengusir roh jahat.

3. Bunun,  merka menetap di daerah pegunungan tengah Taiwan. Lambang kedewasaan daripada suku Bunun adalah mencopot gigi depan. 

4. Ami atau Amis dengan populasinya yang banyak menjadikan aborigin yang terbesar di Taiwan. Orang Ami bekerja sebagai petani yang ulung dan perburuan hanya sebagai hiburan semata. Sistem kekeluargaan matrilinial sistem yang menjadikan kaum wanita sebagai ketua keluarga. Setiap bulan Juli dan Agustus suku Ami menyelenggarakan festivals panen raya.

5. Puyuma, hidup daerah dataran kecil Taitung dan daerah perbukitan di Taiwan Tenggara. Suku ini mempunyai sistem dwilinial dimana perempuan dan laki-laki bisa menjadi pemimpin. Anak perempuan sulung adalah pewaris utama di keluarga. 

6. Yami,  hidup di pulau Orkid (Lanyu) pulau kecil di samudera pasifik sekitar 60 kilometer dari Taiwan. Hampir semua orang Yami adalah nelayan yang ulung dan mempunyai festival sendiri yang disebut festival ikan terbang. 

Demikian ringkasan beberapa suku aborigin yang ada di Taiwan,  semoga dengan ini bisa menambahnya pengetahuan Anda sekalian. Terima kasih.

Komentar

BELAJAR BAHASA mengatakan…
ada beberapa suku asli terbelakang yang dijuluki suku aborigin Taiwan
Waluyo Ibn Dischman mengatakan…
Sebenarnya banyak sekali hanya yang diakui dan populep seperti Bunun, Amis, Atayal dan yang lainnya. Terima kasih sudah mampir.

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...