Setiap jilid Serat Centhini ternyata selalu ada Prakata, Kata pengantar, dan Bab 1 yang isinya pengantar (perkenalan tentang Serat Centhini). Jadi hal-hal di atas adalah sebuah kewajiban pada setiap jilid baik yang lama ataupun baru. Bagiku Bab 1 sangat penting terlebih bagi seseorang yang tidak kenal tentang Serat Centhini, baik dari segi sejarah, penyusunan, tokoh-tokoh, studi kasus dan lain sebagainya.
"Adapun pengertian Karma, segala macam kejadian dan perbuatan yang disebut baik, seperti: bagusnya raga, lurusnya tubuh, rasa enak dan nyaman, kesenangan makan, kewibawaan dan sebagainya, akibat dari perbuatan utama. Sebagai imbangannya ialah sifat jahat, cacat tubuh, sengsara, celaka, mendapat malu, semua itu tidak lain disebabkan oleh perbuatan hina, jahat. Jadi pada dasarnya Lauh Mahfudz dan Karma memang hampir sama. Kebahagiaan ataupun kesengsaraan adalah hasil perbuatan sendiri. Sebagai contoh, jika ada orang yang tidak merasa mempuyai dosa atau kesalahan kemudian dianiaya oleh seseorang, sedangkan orang yang menganiaya hidupnya lebih bahagia".
Jilid ini tidak terlalu porno ketimbang versi novel, pada novelisasi tergambar jelas bagaimana kehidupan seksual yang hot. Contohnya saat Cebolang bertemu dengan Nyi Demang Puspamadu dan juga saat Cebolang pertama kali masuk dalam kehidupan homoseksual dengan para warok.
Berbagi pelajaran didapati pada bab ini seperti pelajaran asmaragama (seks), manfaat asmaul husna, tasawuf, dan lain sebagainya.
Judul: Centhini Jilid IV - Tambangraras Amongraga
Karya: KGPA Amangkunagara III (Sunan Pakubuwana V)
Penyunting: Marsono
Dimensi: 222 halaman
Cetakan: pertama, Mei 2010
Penerbit: UGM Press
ISBN: 979-420-724-1
Komentar