Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Serat Centhini V - Terbitan UGM Press


Menelusuri kembali jejak Serat Centhini dari berbagai sumber adalah kunci sebuah perspektif. Kali ini jilid ke-5 menjadi yang ter-panas dalam hal seks. Sebelumnya disebutkan bahwa ada beberapa jilid yang termasuk dalam kategori satu diantaranya jilid 5 ini.

Jilid ke-5 terdiri dari atas 86 pupuh, mulai dari pupuh ke-321 (40 bait) sampai dengan pupuh ke-356. Dimulai dengan cerita Cebolang terperangkap oleh nafsu seks baik dengan perempuan ataupun lelaki hingga akhirnya bertaubat di gunung Semeru. Bagiku jilid lima ini lebih beragam isinya terutama mengandung banyak cerita duniawi baik yang bersifat menyenangkan, budaya, kehidupan seks, kehidupan agama dan ketuhanan. Sungguh lengkap. 

Awal cerita pada jilid ini dimulai dengan Mas Cebolang dan para santrinya mengunjungi Wirasaba di sana Cebolang menjadi penghibur yang menarik bagi semua masyarakat dan juga bupati. Singkat cerita bupati tertarik akan keanggunan dari Nurwitri dan Cebolang sendiri hingga akhirnya mereka masuk dalam pusaran kehidupan seks antar lelaki. Selain kehidupan seks dengan lelaki, keduanya juga membagi air mani kepada setiap perempuan di rumah bupati juga di masyarakat. Hingga akhirnya terdengar oleh Bupati, dan mereka kabur untuk menghindari pembunuhan berencana.

Setelah dilumuri dosa berzinah mereka menyesal dan bertobat di Gunung Semeru, awalnya putus asa karena tidak bertemu dengan guru suci. Setelah bertaubat akhirnya Cebolang memutuskan untuk pulang ke rumah di Sokayasa. Akhir sebuah perjalanan yang membawa banyak pengalaman berakhir di Sokayasa dengan menikahi Rancakapti. 

Di ujung barat Pulau Jawa ada cerita lain dari Syeh Amongraga yang sebelumnya bernama Jayangresmi. Kini Syeh Amongraga berjalan kembali ke arah timur demi mencari ilmu dan juga untuk mencari dua adiknya yang terpisah saat peperangan Giri dan Surabaya. Beberapa padepokan atau tempat belajar dikunjungi untuk mendapatkan ilmu, hingga akhirnya bertemu dengan Ki Bayipanurta dan dijadikan mantu. 

Pernikahan Syekh Amongraga dengan Niken Tambangraras digelar meriah, berbagai hidangan dan pertunjukan tak kalah meriah. Kedua adik Niken Tambangraras juga menyumbang cerita yang tak kalah menarik dengan Cebolang. Ada juga cerita dewasa dadu kalangan perempuan yang semakin membuat para pendengar menjadi basah dan terkencing. Nafsu tersebut ibarat menggaruk sebuah borok. Semakin digaruk semakin enak, namun nyeri.

Judul: Centhini Jilid V - Tambangraras Amongraga
Penulis: Sunan Paku Buwana V
Penyunting: Marsono
Dimensi: xviii + 181 hal
Cetakan: Pertama, Januari 2005
Penerbit: Gadjah Mada University Press
ISBN: 979-420-571-0

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...