Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Posisi Sex Menurut Budaya Jawa

Berikut beberapa pose seks dalam kebudayaan Jawa:

1. SUDAKAGA
Sang wanita duduk dengan paha terangkat, ditempatkan di samping pinggang sang lelaki. Sang lelaki berada di bawah, menekuk kedua kakinya. Sang wanita bergerak menaik-turunkan pantatnya dengan penis yang sudah tertancap di dalam vagina. Posisi ini memungkinkan sang wanita me- nekan-nekankan waga purana (klitoris) dan idrêng (itil)- nya ke tulang kemaluan sang lelaki dan membuatnya cepat mengalami orgasme.

2. YUKMAPADA
Sang wanita tidur telentang sembari mengangkat kedua kakinya sehingga lubang vaginanya terlihat jelas. Sang le- laki berjongkok sembari memasukkan penisnya ke dalam vagina. Posisi ini memungkinkan ujung penis sang lelaki menyundul-nyundul G-spot (daging song) sang wanita dan memberinya kenikmatan yang luar biasa.
3. HIRANA
Posisi sang wanita menungging, kepala ditegakkan. Bobot tubuh bertumpu pada lutut dan lengan. Sang lelaki memasuk- kan penisnya ke vagina dari belakang sembari memegangi pinggul sang wanita. Posisi ini memungkinkan penis ter- jepit dinding-dinding vagina cukup rapat dan membuatnya cepat mengalami ejakulasi.
4. MALOKA
Sang wanita tidur telentang dan menempelkan betisnya ke paha. Posisi ini membuat vagina merekah dan penetrasi penis ke dalamnya bisa maksimal. Sang lelaki menelungkup di atas tubuh sang wanita, perut atau dadanya bertumpu pada lutut sang wanita, lalu mengeluar-masukkan penis ke dalam vagina dengan kecepatan sesuai dengan selera berdua. Posisi ini memungkinkan ujung penis sang lelaki menyundul- nyundul G-spot (daging song) sang wanita dan memberinya kenikmatan yang luar biasa.

5. HASTIKA
Sang wanita berada di bawah sembari membuka pahanya lebar-lebar (mengangkang) sehingga vaginanya merekah. Sang lelaki membungkuk dengan bobot tubuh bertumpu pada lutut, lalu mengeluar-masukkan penis ke dalam va- gina dengan kecepatan sesuai dengan selera berdua. Posisi ini memungkinkan ujung penis sang lelaki menyundul- nyundul G-spot (daging song) sang wanita dan memberinya kenikmatan yang luar biasa.
6. NAGABANDHA 
Sang wanita berbaring miring dengan pantat yang sedikit ditunggingkan. Sang lelaki memasukkan penisnya ke dalam vagina dari belakang. Posisi ini memungkinkan penis terjepit dinding-dinding vagina cukup rapat. Saat sang lelaki mengeluar-masukkan penisnya ke dalam vagina, sang wanita bisa memain-mainkan waga purana (klitoris) dan idrêng (itil)-nya dengan jari dan membuatnya cepat mengalami orgasme.
7. AWAMARMADA
Sang wanita tidur telentang dengan pantat diganjal bantal kecil, kedua kaki diluruskan. Gundukan vagina akan tampak menonjol serupa bukit. Sang lelaki menelungkup di atas tubuh sang wanita dan mengeluar-masukkan penisnya ke dalam vagina yang menyempit karena posisi paha wanita berdempetan. Posisi ini memungkinkan penis menancap ke dalam vagina sedalam-dalamnya. Ketika penis keluar-masuk di dalam vagina, sang lelaki bisa mengulum bibir sang wanita atau payudaranya. Sang wanita bisa membelai-belai punggung, dada, atau bagian tubuh sang lelaki yang bisa dicapai kedua tangannya dan memberinya kenikmatan yang luar biasa.
8. UPAWITIKA
Sang wanita tidur telentang, salah satu kakinya ditekuk dan telapaknya dijejakkan ke dada sang lelaki. Sang lelaki duduk menekuk kedua kakinya ke belakang, betisnya bertemu dengan paha. Posisi ini memungkinkan ujung penis sang lelaki menyundul-nyundul G-spot (daging song) sang wanita dan memberinya kenikmatan yang luar biasa.
9. HANGSASILA
Sang lelaki tidur telentang dengan kedua lutut agak ditekuk ke atas. Sang wanita berada di atas sang lelaki dengan lutut g ditekuk ke belakang. Pinggul sang wanita bebas naik turun untuk mencari posisi paling nikmat saat penis menerobos masuk dari bawah vagina. Posisi ini memungkinkan sang wanita menekan-nekankan waga purana (klitoris) dan idreng (itil)-nya ke tulang kemaluan sang lelaki dan mem- buatnya cepat mengalami orgasme.
10. WÊRSA
Sang lelaki berada di bawah, duduk dengan kaki diluruskan. Tangan sang lelaki menyangga tubuh sang wanita. Sang wanita berada di atas dengan posisi kaki membuka, menjepit pinggang sang lelaki. Tangan sang wanita berpegangan pada kaki sang lelaki.

Sumber artikel dam gambar dari buku Gatholoco karya Damar Shashangka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d