Kami sangat hangat saat itu, awal Februari.
Rylo, Gingin dan Saya berencana untuk membuat kemah di tengah pesawahan yang sedang menghijau, tepatnya di pesawahan belakang rumah saya, Kubangpari Kulon. Perencanaan ini hanya sebatas small talk sehabis pesta durian, malam itu. Beruntung rencana yang sekedar basa-basi akhirnya terjadi. Berbekal peralatan kemah sederhana yang saya dan Rylo punyai seperti tenda dome, satu lampu petromak, dua tiker, satu sleeping bag dan satu selimut.
Peralatan sederhana itu kami boyong ke gubug di tengah pesawahan. Memang tidak ada lahan khusus untuk mendirikan kemah hanya saja ada lahan cukup luas yang sangat pas dengan ukuran tenda yang kami bawa. Jadi kami mendirikan tenda di tengah gubug!!! Yang penting berkemah hahahaha.
Ilustrasi Sawah |
Tenda sudah siap dipakai tentu saja kami yang sudah kenyang dengan bakso, durian dan biji durian bakar merasa butuh istirahat. Tak ada percapakan panjang di malam ini kecuali Gingin yang cukup lama menelpon sang kekasih. Saya sendiri merasakan nikmatnya tidur di tenda malam itu, maklumlah perut kenyang.
Bukan kokok ayam yang membangunkan kami, melainkan sorot sinar matahari yang kuat sehingga membuat mata terbuka dari tidur. Wah rasanya nikmat sekali!!! Rylo yang bangun duluan pergi ke rumah untuk menyiapkan makanan. Sekitar sejam Rylo datang dengan nasi goreng Jawa dan jengkol!!! Nikmatnya!!
Kesimpulannya bahagia kita yang buat sendiri bukan dicari! Terima kasih Tuhan!
Salaam
Salaam
Komentar