Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Speaker Mini Portable Philips Pixel Pop

Medio tahun 2017 lalu saya mengeluarkan banyak sekali duit untuk hal-hal yang bersifat hiburan, mulai dari hammock, mini bagpack, eco bags dan barang-barang lainnya. Tentunya semua tidak semurah yang dibayangkan dalam kantong saya sendiri. Untuk harga eco bag saya mengambil kocek IDR 80.000 padahal hanya tas selempang saja untuk menganti tas plastik. Ya begitulah kekurangan saya dalam hal belanja. Belanja buta!

Tampilan Depan Philips Pixel Pop

Kemudahan berbelanja membuat saya girang, hanya dalam genggaman dan gerakan jari saja pesanan atau belanja berlangsung dengan instan! Gaya hidup baru yang sudah dimulai tahun 2012 lalu. Semua ini sejak adanya sambungan internet dan adanya market place, terlebih lagi sekarang semua toko online tersebut sering beriklan tentu saja semakin menjadi sebuah gaya hidup. Mengenai belanja online, ada cerita unik dan konyol misalnya saja untuk kasus saya saat 2013 lalu yakni membeli barang yang harganya lebih mahal ongkos kirimnya. Lucu dan gebleg!

Baiklah, kita tinggalkan mukodimah yang cukup membosankan ini. Tepat pada bulan Juli 2017, saya kepincut untuk meminang satu salon atau speaker Bluetooth mini dari merek Philip. Sebelumnya saya melirik merek yang tak kalah kualitasnya yakni JBL, namun karena merek terkenal ini banyak sekali yang membajak/memalsukan akhirnya saya pilih merek Philips Pixel Pop.

Bungkus Dan Isinya

Saat membuka bungkusan dari toko online yang bungkusnya cukup tebal karena dibungkus oleh plastik udara berserta kardus yang melindungi barang elektronik di dalamnya. Bungkus Philip Pixel Pop ini terbuat dari plastik mika yang cukup tangguh berbentuk segitiga dan di didalamnya juga ada plastik mika yang kuat juga berbentuk pas dengan speaker tersebut. Bungkus tersebut dilapisi oleh kertas karton berwarna biru telor asin dan berisikan informasi-informasi tentang produk tersebut.

Bungkus Plastik Mika

Dalam wadah tersebut disebutkan mempunyai keunggulan dari produk misalnya penggunaan sampai 8 jam, terdapat strap, dan sertifikat anti debu dan percikan air IPX4. Dari keunggulan tersebut saya sebagai pembeli merasa kepincut untuk memilikinya, bagaimana tidak speaker ini bisa dibawa ke kamar mandi tanpa takut basah dan rusak karena kecemplung ataupun kecipratan air. Selain keunggulan tersebut produk ini juga mempunyai ukuran yang kecil dengan suara bass yang besar. 

Apa yang ada dalam kemasan ini? Tentu saja buku panduan manual, surat garansi, kabel data untuk isi daya, strap, dan satu buah speaker portable. Speaker yang saya pilih berwarna biru secara keseluruhan, bagian depannya berwarna putih, biru tua, dan biru muda membentuk garis lurus dari bawah ke atas. Tatanan corak yang elegan buat saya. Speaker ini anti cipratan air jadi tentu saja berbalut dengan karet.

Lubang Soket Pengisi Daya

Harga

Soal harga memang berbeda-beda tiap toko online yang menjualnya. Dimulai dari harga Rp 300.000 sampai dengan 700.000.  Saya sendiri mendapatkan harga yang cukup memuaskan yakni Rp 400.000 padahal pembelian pertama di toko online yang menolak transaksi karena tidak ada barang berkisar Rp 370.000. Menyesal sih tidak wong gak ada barangnya. Dibandingkan dengan JBL harga Philips pop yang saya pilih lebih mahal bagi kantong saya. JBL sendiri mempunyai harga rata-rata Rp 300.000 dengan kualitas cukup bagus namun mempunyai kekurangan diantaranya tidak ada strap dan anti percikan air.

Tampilan Belakang

Kualitas Suara Dan Kelebihannya

Kualitas suara bisa disebutkan super keren dengan bass yang cukup memuaskan. Kalau dibandingkan dengan JBL sedikit bedanya namun kualitas sama menurut saya. Speaker portable ini tidak mengendalikan volume di speaker tersebut melainkan dikendalikan dari pemutar audio di telpon genggam pintar. Keunggulan lain yang dimiliki oleh Philips Pop ini adalah anti suara soak yang biasanya disebabkan oleh pemutaran musik dengan volume sedang sampai maksimal. Hampir ketinggalan speaker portable ini juga bisa digunakan sebagai microphone saat kita melakukan sambungan telepon. Keren kan?! 

Bungkus Segitiga

Selama Penggunaan 

Selama pengunaan tidak ada gangguan sama sekali baik dari output maupun input namun yang saya alami adalah cat depan speaker yang mulai luntur terutama bagian cat yang berwarna biru muda ataupun biru tua. Lunturnya cat ini tidak saya ketahui karena apa, padahal saya sendiri menggunakan speaker portable ini dengan sangat wajar. Memang lunturnya cat hanya 10% saja hanya cukup mengganggu estetika saja.

Untuk review audio lebih lengkap bisa ditelusuri di kanal-kanal YouTube. 

Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d