Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Nyanyian Kudus Dari Langgar Desa

Dibesarkan di desa tidak mungkin melupakan aroma dan suasana khas desa, kekhasan tersebut selalu tersimpan dalam otak dan hati para penduduk desa baik yang sudah menetap di kota ataupun sekedar merantau ke luar negri. Selain hal tersebut tradisi agama pun tak luput dari ingatan. Ya desa membawa keindahan tersendiri!

Kidung Nirwana 

Magrib atau petang hari di mana aktivitas keagamaan paling utama di desa. Hampir semua jemaat melakukan aktivitas keagamaan bersama-sama di surau/langgar maupun masjid terdekat. Panggilan kudus dari rumah Tuhan mengawali aktivitas tersebut, berbagai suara khas muncul di pengeras suara yang terpasang di setiap langgar maupun masjid, gemuruh bersahutan bak kokok ayam pagi hari.

Terlepas panggilan kudus itu tak serta merta suara redup tenggelam oleh kegelapan petang hari namun kidung-kidung nirwana bersuara menyayikan pujian terhadap sang Kudus, junjungan alam, budi pekerti maupun sejarah akan tanah gersang di barat jauh. Berbagai lagam berseruak sesuai dengan kesukaannya baik alunan khas Jawa sampai alunan khas Makkah maupun Madinah. Saya sendiri paling suka dan terasa merinding dengan suara khas kakek-kakek yang mengalunkan lagam Jawa. Nelangsa!

Ilustrasi: Sebuah Masjid

Kidung ini menggema untuk mengisi waktu saat sang pemimpin ibadat belum muncul maupun sedang dalam ibadat sunnah. Orang yang mengalunkan sebuah kidung mestinya hafal semua syair karena sangat malu jikalau Salah terlebih lagi suara disambungkan ke pengeras suara. Tak hanya satu orang saja yang bersenandung tapi semua jamaat baik orang dewasa maupun kecil, wanita pria semuanya bersenandung untuk memuji Ketunggalan!

Syair Menjelang Tidur 

Ada satu tradisi agama yang paling aku sukai saat malam Purnama ataupun terang bulan. Perjanji istilah kami untuk menyebut kidung-kidung khas Timur Tengah yang selalu disenandungkan saat upacara keagamaan. Bagaimana tidak menyentuh saat kidung-kidung klasik itu disenandungkan saat terang bulan. Seperti uro-uro dalam adat Jawa, dimana seseorang bersenandung untuk berpesan kebaikan kepada diri sendiri maupun orang lain. Perjajen ini biasanya dilaksanakan malam hari setelah solat isya sampai larut malam, paling lama sampai jam 12 malam. Diikuti oleh beberapa jamaat baik laki-laki atau pun perempuan. 

Imajinasiku tidak terlalu bagus untuk menggambarkan keindahannya dalam sebuah susunan huruf, menunggu kembali saat pas untuk mendapatkan inspirasi. Disambung lagi!

Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...