"Jangan meniru perangai lampu, menerangi orang lain, tetapi diri sendiri terbakar. Tetapi contohlah perangan bulan, tiap-tiap dia bertentangan dengan matahari, dia mendapat cahaya baru". Al Kindi. Sama seperti perkataan kakak dari Imam Al Ghazali "Sadarlah saudaraku, jangan kau kau menjadi batu asah. Kau menajamkan yang lain, sementara dirimu tumpul". Dua kata mutiara ini mengantarkanku untuk segera menjadi bulan seperti Al Kindi ucapkan.
Hari ini memang terasa lebih nikmat dengan segala membaca buku, entah membaca untuk siapa ujungnya. Harapannya bisa berguna bagi diri sendiri, maupun bisa dikonstrubusikan ilmu atau pengetahuan dari hasil baca ke khalayak umum.
Pagi
Kegiatan berkebun berlanjut dengan menanam jahe, semoga berguna walaupun sedikit karya. Tak mau dilalap waktu yang mengganas untuk ruang diriku yang semakin hari semakin sempit dan pengap. Udara segar dalam berkebun membuat diriku mendapat sebuah harapan layaknya tauge yang tumbuh dalam kegelapan yang mudah sekali rapuh. Tuhan, aku terlampau naif.
Siang & Sore
Entah apa yang ada dalam sel otakku, terlalu tegang hingga terasa kaku. Aku terdiam untuk melemaskan kekakuan saraf otak. Apa terlalu banyak baca dan mikir. Semoga bukan, semoga hanya kelelahan biasa. Ada yang istimewa dengan percakapan di Telegram, rasanya terobati rasa rindu dan memberikan kesadaran pengetahuan yang sebelumnya hanya sebatas ingin tahu. Terima kasih Kriboku.
Dua kali telat nulis! Maafkan terlalu menyibukan hal sepele.
Komentar