Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

1441: Hari Ke-13

Pelajaran hidup kali ini adalah apa yang ditanam akan berlangsung kapan pun. Saya merasa diberkati karena dengan tanaman yang dibudidaya bermanfaat bagi diri sendiri, lingkungan dan seluruh semesta. Kali ini beberapa bibit jahe dan kencur ditanam kembali, dengan harapan dapat menghasilkan lebih banyak dan berkualitas. Hari ini memang tidak banyak yang didapat, bersyukur keintiman di Telegram kembali menghangat. Serasa segara yang membawa angin samudra.

Minat membaca ayat Alquran juga kembali tumbuh sedikit demi sedikit, semoga membawa ketenangan dan pemahaman yang lebih berarti. Hari ini saya ingin menceritakan bagaimana Islam membawa kemudahan bagi umatnya. Di kampungku terdiri dua etnis yakni Jawa dan Sunda, keduanya hidup bersama dengan membentuk komunitas berbasis désa. Tidak ada masyarakat yang menganut agama lain, semuanya Islam. Homogen, tapi heterogen dalam pola pikir dan sudut pandang terlebih pada pedoman dalam berorganisasi. 

Ada yang menarik di sini terutama untuk kaum Muslim Jawa yang mayoritas sebagai petani. Para petani Muslim Jawa ini bekerja dari selepas duhur hingga jam 4 atau jam 5 sore. Agama dan profesi di sini terjadi dualisme sehingga menghasilkan hal yang baru dan dinamis. Memang Islam adakah agama yang bisa dibilang sangat toleran, dalam masalah sembahyang atau solat tidak ada waktu yang "pas" tapi menggunakannya standar rentang. Semisal Waktu shalat Dhuhur adalah waktu ketika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang sama dengan tingginya, serta selama waktu shalat Ashar belum tiba. Waktu shalat Ashar masuk selama matahari belum menguning. Waktu shalat Maghrib selama awan merah belum menghilang. Waktu shalat Isya hingga tengah malam, dan waktu shalat Shubuh semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum terbit.

Nah di sini ada istilah adzan kulon (barat) tempat komunitas Sunda dan wétan (timur) tempat komunitas Jawa bermukim. Biasanya orang di sini mengatakan "Ada kulon apa wétan?" Sebagai tanya waktu. Adzan kulon biasanya berkumandang pada awal waktu solat, sementara adzan wétan adalah waktu sejak menjelang waktu solat Ashar habis. Kenapa adzan wétan pada akhir waktu? Ini adalah dualisme agama dan pekerjaan, dimana agama lebih lentur menyesuaikan kebutuhan umatnya. Pada umumnya masyarakat Jawa bekerja di sawah hingga jam 4 sore, sehingga adzan dikumandangkan pada jam setengah lima sore. Begitulah indahnya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...