Pelajaran hidup kali ini adalah apa yang ditanam akan berlangsung kapan pun. Saya merasa diberkati karena dengan tanaman yang dibudidaya bermanfaat bagi diri sendiri, lingkungan dan seluruh semesta. Kali ini beberapa bibit jahe dan kencur ditanam kembali, dengan harapan dapat menghasilkan lebih banyak dan berkualitas. Hari ini memang tidak banyak yang didapat, bersyukur keintiman di Telegram kembali menghangat. Serasa segara yang membawa angin samudra.
Minat membaca ayat Alquran juga kembali tumbuh sedikit demi sedikit, semoga membawa ketenangan dan pemahaman yang lebih berarti. Hari ini saya ingin menceritakan bagaimana Islam membawa kemudahan bagi umatnya. Di kampungku terdiri dua etnis yakni Jawa dan Sunda, keduanya hidup bersama dengan membentuk komunitas berbasis désa. Tidak ada masyarakat yang menganut agama lain, semuanya Islam. Homogen, tapi heterogen dalam pola pikir dan sudut pandang terlebih pada pedoman dalam berorganisasi.
Ada yang menarik di sini terutama untuk kaum Muslim Jawa yang mayoritas sebagai petani. Para petani Muslim Jawa ini bekerja dari selepas duhur hingga jam 4 atau jam 5 sore. Agama dan profesi di sini terjadi dualisme sehingga menghasilkan hal yang baru dan dinamis. Memang Islam adakah agama yang bisa dibilang sangat toleran, dalam masalah sembahyang atau solat tidak ada waktu yang "pas" tapi menggunakannya standar rentang. Semisal Waktu shalat Dhuhur adalah waktu ketika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang sama dengan tingginya, serta selama waktu shalat Ashar belum tiba. Waktu shalat Ashar masuk selama matahari belum menguning. Waktu shalat Maghrib selama awan merah belum menghilang. Waktu shalat Isya hingga tengah malam, dan waktu shalat Shubuh semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum terbit.
Nah di sini ada istilah adzan kulon (barat) tempat komunitas Sunda dan wétan (timur) tempat komunitas Jawa bermukim. Biasanya orang di sini mengatakan "Ada kulon apa wétan?" Sebagai tanya waktu. Adzan kulon biasanya berkumandang pada awal waktu solat, sementara adzan wétan adalah waktu sejak menjelang waktu solat Ashar habis. Kenapa adzan wétan pada akhir waktu? Ini adalah dualisme agama dan pekerjaan, dimana agama lebih lentur menyesuaikan kebutuhan umatnya. Pada umumnya masyarakat Jawa bekerja di sawah hingga jam 4 sore, sehingga adzan dikumandangkan pada jam setengah lima sore. Begitulah indahnya!
Komentar