Borongan! Dalam sehari saya mengunduh sekitar sepuluh buku elektronik alias ebook di platform gratis. Di sanalah mendapat banyak sekali buku langka dan terbaru dengan cuma-cuma, seger amat lu tong! Dengan waktu yang luang aku ingin menceritakan kembali buku yang pernah dibaca sebelumnya. Kali ini ada buku yang cukup tua dari umur ayahku, buku ini sudah dialih media menjadi digital.
Hikayat dan Dongeng Djawa Purba diterbitkan oleh Balai Pustaka dan tidak diketahui tahun terbitnya, buku ini tidak banyak informasi lengkap siapa penulisnya, hanya disebutkan diceritakan oleh da Kacha. Informasi lainnya seperti dicetak oleh PT Karya Nusantara - Bandung, lukisan gambar oleh Nasjah.
Dari jilid bukunya sangat menarik dengan ornamen batik, batuk yang bisa menceritakan fabel ataupun filosofinya. Buku yang telah terdigitalisasi ini diketik cukup rapi dengan ukuran huruf yang kecil mungkin saja 11 atau 10. Menggunakan rata kiri kanan sehingga enak dibaca, buku elektronik ini tidak menghilangkan ejaan aslinya yakni ejaan Suwandi. Begitu juga dengan karya gambar sebagai ilustrasi dari sebuah cerita, gambar ilustrasi begitu indah untuk dilihat terlebih lagi dengan pakaian wayang yang indah. Semua seakan-akan di nirwana.
Terisi oleh sepuluh cerita, dua cerita bersambung dengan judul berbeda. Berikut judul cerita yang tersedia:
1. Pasopati
2. Dewi Ngalima
3. Raden Pandji Kuda Wenengpati
4. Brawidjaja Tiung Wanara
5. Begawa Kasisapa
6. Tisna Wati
7. Polaman
8. Ikan Polaman
9. Visjna Mitri
10. Purbasari
Hampir semua adalah legenda masyarakat Jawa dan juga cerita-cerita kerajaan di Jawa pada masa lampau. Bukan hanya Jawa saja melainkan ada latarbelakang di pulau Bali, pulau yang masih saudara muda dari Jawa. Pada umumnya bernafaskan Hindu, satu judul cerita juga menceritakan transisi masuknya Islam ke dunia Hindu Buddha Nusantara.
Lukisan-lukisan di buku ini mengingatkan saya pada zaman SD dan SMP dimana sering adanya ilustrasi ilustrasi gambar di buku pelajaran utamanya pelajaran bahasa Indonesia. Seorang putri kayangan dalam busana khas Jawa, atau seorang anak sedang memetik buah mangga yang ranum. Khas sekali zaman itu. Ini suatu reuni imaji dari masa lalu, indah nian.
Cerita yang disajikan tentunya mengandung banyak hikmah-hikmah, tipikal khas dari hikayat di Nusantara yang selalu mengetengahkan baik dan buruk untuk diambil hikmahnya. Seperti contoh cerita Purbasari, menceritakan dua orang putri raja yang satu mempunyai hati mulia bernama Purbasari dan satu berpengarai buruk, Pubralarang. Ada juga yang menceritakan soal ketamakan, pelestarian lingkungan dan yang lainnya pada cerita Polaman & Ikan Polaman.
Akhir kata buku digital ini harus dibaca oleh setiap bocah-bocah di sekolah, banyak manfaat yang dirasakan. Namun bocah sekarang mungkin akan mengalami pening kepala atau bisa juga mual muntah karena ejaan yang mereka makan sudah terlalu 'tengik".
Komentar