Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Mustikarasa Resep Masakan Indonesia Warisan Soekarno

Sebagai seorang Indonesia patut berbangga dengan pemikiran bapak bangsa, Ir Soekarno. Pemikiran beliau sangat cemerlang, bukan saja orasi politik yang memabukkan orang-orang masa itu. Ketampanannya juga membuat mabuk para perempuan di Indonesia maupun luar negeri. Entah azimat apa yang dimilikinya. Kharisma yang berlebih hanya ada padanya.

Warisan Soekarno bukan saja pasa proklamasi, Gerakan Non-blok, kata-kata Go To Hell, dan patung-patung di pojok kota. Ada satu warisan yang sangat penting untuk persatuan Indonesia dan keeksistensian kuliner Indonesia di mata orang Indonesia sendiri maupun dunia. Warisan ini banyak masyarakat Indonesia tidak tahu, mungkin hanya beberapa orang saja. Bagiku warisan ini merupakan kesempurnaan dari seorang pemimpin, dimana semua menjadi pemersatu bangsa. 

Mustika Rasa adalah warisan Ir Soekarno untuk persatuan Indonesia. Cemerlangnya pikiran Soekarno menjadikan perkumpulan resep-resep Nusantara yang perlu dijaga dan eksis terus di mulut bangsa ini. Soekarno tidak mau mulut dan perut bangsanya dijajah oleh bangsa lain, menurutnya harga diri bangsa juga tertanam dalam perut bangsa ini. Bayangkan jika semua orang Indonesia memakan roti setiap hari, dimana harga diri bangsa yang setiap hari impor gandum dari Australia ataupun negara Amerika dan Eropa. Hal yang mengerikan, sementara Indonesia adalah surga pangan yang menyediakan berbagai jenis bahan pangan.

Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia tahun 1967, saat itu tulisan masih menggunakan ejaan Suwandi. Sementara buku yang saya pegang ini masih mempertahankan ejaan tersebut, dengan beberapa penyempurnaan. Buku ini termasuk sangat tebal, harganya juga cukup menguras kantong Rp 300.000 - 400.000. Buku lawas cetakan pertama lebih mahal lagi sampai tembus Rp 1 juta. 

Mustika rasa bisa dikatakan induk dari resep Nusantara, bagaimana tidak depertemen pertanian saat itu mengumpulkan sejumlah data resep masakan dari seluruh wilayah Indonesia tak terkecuali. Semuanya termasuk dari daerah terpencil. Baik yang halal maupun non-halal seperti lawar, babi guling dan bahan lainnya yang tidak boleh dimakan oleh masyarakat muslim.

Apa menariknya buku ini? Banyak!
Mulai dari martabat bangsa, berlanjut pada penaggulangan stunting, perbaikan gizi bangsa, dan pertahanan pangan Indonesia. Saat itu Soekarno tidak menginginkan masyarakat Indonesia untuk selalu mengimpor bahan makanan, juga tidak mau orang daerah lain bergantung pada bahan makanan daerah lainnya. Semisal kasus saat ini yakni masyarakat Indonesia Timur sekarang sudah kecanduan beras, sebelumnya masyarakat di sana makanan pokoknya sagu dan umbi-umbian. Tentu konsumsi beras menjadi naik sehingga membutuhkan beras yang banyak, selain ketersediaan beras perlu dipikirkan kembali eksistensi makanan berbahan sagu akan hilang seiring 'menjajahnya' beras pada masyarakat Indonesia Timur.

Yuk jelajahi keunikan dari buku ini....

Bagian 1
Kupas tuntas tentang bahan makanan tersedia di bagian pertama. Mulai dari sumber karbohidrat seperti nasi dijelaskan dengan jelas dari kandungan gizi, jenis padi (beras), cara memasak, cara penyimpanan, kualitas beras (padi), dan jenis pemasakan. Selain nasi ada juga jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, susu, kelapa, buah-buahan, sayur-sayuran, daging dan sebagainya. Semua dijelaskan secara gamblang seperti cara mencuci buah-buahan, cara mengupas kulit nanas, cara penyimpanan daging, cara memotong daging. 

Selain soal cara juga kandungan gizi dari setiap bahan makanan tertulis. Informasi ini sangat bermanfaat bagi kita semua terlebih bagi kader kesehatan dan orang-orang medis sehingga bisa menghitung kadar gizi bagi seseorang. 

Masih bagian pertama, kini soal bumbu. Semua jenis bumbu Nusantara disebutkan baik namanya, cara pemakaian, istilah pemakaian bumbu pun disebut seperti ditumbuk: Supaya mudah dihaluskan. Disangan: Supaya mudah dihaluskan untuk mempertinggi rasa. Setiap bumbu mempunyai karakteristik tersendiri, pada bagian ini juga disebutkan bahwa kunir biasanya dibakar, dikupas, adakalanya diparut. Contoh lagi Cengkeh: Dicuci, dipakai utuh, disangan, ditumbuk, ditapis.

Minuman tak luput dari buku ini, mulai dari kopi, teh, dan cokelat dijelaskan mulai dari kualitas, jenisnya, cara penyajian hingga kandungan gizi di dalamnya. 

Selanjutnya bukan bab, tapi merupakan bahasan baru dari Bagian 1, yakni Kimia Bahan Makanan. Dari bagian ini dijelaskan lebih detail mengenai kandungan gizi dari suatu bahan makanan secara lengkap baik dari segi jenis makanan juga jenis kandungan gizi seperti kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fospor dll. Penjelasan ini menghabiskan 30 halaman.

Kini giliran sub-bagian: Memasak Makanan. Pada sub-bab ini menerangkan perencanaan makanan seperti variasi menu, jenis menu (menu Indonesia, menu Tionghoa, dan menu Eropa). Bukan sekedar pembahasan menu makan pagi, siang dan malam. Bahasan ini juga menyangkut kondisi uang untuk membeli bahan makanan. "Syarat-syarat gizi: makin sedikit uang yang tersedia, makin sukar untuk menyusun menu yang mengandung semua zat makanan, yang dibutuhkan oleh badan manusia". Contoh-contoh menu pun tersedia berikut kandungan gizinya.

Contoh menu tersedia dalam gaya Jawa dan Sumatra, unik sekali bukan. Jadi buku ini bukan saja untuk orang Jawa melain semua rakyat Indonesia. Buku ini mengerti apa yang ada pada masyarakat setiap budaya dan pulau. Tiap menu juga dihitung kebutuhan akan gizinya, seperti kebutuhan gizi pada ibu hamil 20 Minggu, remaja putra, laki-laki 55 kg yang bekerja sedang.

Adalagi sub-bab: Istilah Memasak. Menjelaskan istilah-istilah yang dipakai saat memasak seperti diaduk, diasap, dibakar, dibesta, diangin-anginkan, disembam (membuat masak bahan makanan dalam abu panas), dan istilah lainnya. Selain istilah memasak juga terdapat cara membuat berbagai jenis ketupat, berbagai bentuk bungkusan makanan, dan ukuran-ukuran rumah tangga.

Jangan bosan dengan sub-bab, sekarang anda memasuki sub-bab dapur dimana dijelaskan bagaimana dapur yang baik, pengaturan susunan dapur, alat-alat masak, sumber energi untuk memasak, bahan-bahan alat dapur juga dijelaskan semisal besi yemla cocok untuk alat anglo, capit, sodet, pisau dan serok arang. Bahan bakar dari kayu dijelaskan dengan detail semisal kayu jati tua memiliki 5028 kalori pembakaran, sementara kayu randu sebesar 4517 kalori. Panasnya api yang keluar dari bahan bakar dihitung secara lengkap bukan saja dari kayu juga batu bara, areng, minyak tanah dan gas. Suhu panas dari bahan bakar juga dihitung semisal kayu bakar menghasilkan panas 215°C dan Batubara 330°C. 

Masih di lingkungan dapur, sub-bab ini bukan mengada-ada. Banyak buku resep tidak pernah mencantumkan sedemikian rupa dari alat, gizi, panas bahan bakar hingga kemananan dapur. Sub-bab sekarang adalah Mencegah dan Mengurangi Bahaya Kebakaran. Cara-cara mengindari kebakaran di dapur ditulis dengan apik dari poin 1 hingga 6, sementara poin 7 berisi tindakan jika dapur telah terbakar. "Jangan mempergunakan air untuk memadamkan kebakaran kompor, sebab minyak adalah lebih ringan daripada air dan dapat dibawa oleh air kemana-mana".

Ini adalah sub-bab terakhir, Menutup Meja Makan. Setiap budaya mempunyai tradisi makan yang berbeda, pada bagian ini menjelaskan tatacara, norma sopan santun saat di meja makan. Muaki dari dekorasi meja makan, hingga tata letak alat makan. "Jikalau makanan sudah dihidangkan, anggota keluarga segera makan. Apabila ada seorang anggota keluarga karena sesuatu hal tidak dapat makan pada waktunya dan ia tidak memberitahukan terlebih dahulu, dapat makanan untuknya ditinggalkan di atas meja dalam pinggan-pinggan yang tertutup atau dalam pinggan terbuka ditutup saji".

Bagian 2-9
Pada bagian ini berisi semua resep Nusantara, resep ini termuat dalam 977 halaman. Bagian 2: Makanan Utama, Bagian 3: Lauk pauk basah berkuah. Bagian 4: Lauk pauk basah tidak berkuah. Bagian 5: Lauk pauk gorengan. Bagian 6: Lauk pauk bakaran. Bagian 7: Sambal-sambalan. Bagian 8: Jajan dan Bagian 9: Minuman. Resep masakan dibuat sangat sederhana, setiap resep diberikan judul makanannya dan asal makanan tersebut.

Demikian rangkuman buku resep paling tebal yang pernah saya baca, dari sekian resep saya belum pernah membuatnya. Mudah-mudahan suatu hari dapat membuatnya satu persatu dari resep nomor satu hingga nomor buncit. Hingga akhirnya telah safari kuliner Nusantara di dapur sendiri.

Judul: Mustikarasa - Resep Masakan Indonesia Warisan Soekarno
Prakarsa: Ir Soekarno
Penyunting: Tim Komunitas Bambu
Desain Sampul: Redi Murti
Cetakan: Ketiga, Komunitas Bambu, Januari 2020.
Penerbit: Komunitas Bambu
Dimensi: xlii + 1208 hlm; 15x23,5 cm
ISBN: 978-623-7357-05-6



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...