Artikel ini ditulis dan diubah suai dari buletin CRI Seksi Bahasa Melayu yang pernah terbit tahun 2006.
Wilayah otonomi Uygur Xinjiang terletak di barat laut China dan berbatasan dengan delapan negara. Daerah tersebut merupakan hal yang penting bagi jalur perdagangan kuno "Jalur Sutera" dalam sejarah China Klasik. Pada masa kini, wilayah Uygur Xinjiang masih memainkan peranan sebagai jembatan yang menghubungkan negara tetangga. Terdapat 12 etnis minoritas yang masuk kedalam 59,39% dari jumlah total penduduk wilayah Uygur Xinjiang. Etnis minoritas itu diantaranya: Uygur, Hui, Kazak Dan yang lainnya.
Masjid Aitigaer merupakan masjid paling terkenal dan paling besar di wilayah Uygur Xinjiang, juga berpedikat masjid terbesar se-China dibangun pada tahun 1442 Masehi. Masjid tersebut mempunyai kapasitas lebih dari 4000 orang, sehingga banyak menampung jemaah yang banyak dikala Idul Fitri ataupun Idul Adha.
Biasanya masjid kecil di China hanya menyediakan tempat tinggal untuk Imam saja, sementara untuk Masjid besar tersedia juga ruangan untuk madrasah (sekolah agama). Masjid di wilayah Uygur Xinjiang selalu ditulisi ayat Alquran di setiap pintu gerbang, ada menara masjid di kiri dan kanan masjid yang tersambung dengan pintu gerbang. Pada umumnya menara dibangun dari bahan batu bata, seni arsitektur masjid di Uygur Xinjiang selalu berkiblat pada gaya Arab ataupun Turki.
Atap masjid di sana biasanya berbentuk rata. Ada dua ruang solat, ruang dalam untuk solat pada musim dingin dan ruang sebelah luar untuk solat pada musim panas. Seni etnis Uygur juga tertanam pada masjidnya yakni seperti menara Su Gong di Turpan, menara ini dibuat tahun 1777 pada Dinasti Qing. Bentuknya sangat unik, kerucut. Dibuat dengan susunan batu bata, tinggi menara sekitar 44 meter.
Komentar