Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

BAHASA INDONESIA : Curug Cipanas - Cikupa, Banjarsari

Angin segar untuk pariwisata di Ciamis yang sudah berkurang wilayah kekuasaannya terutama Pangandaran namun sangat disayangkan angin segar hanya berlalu begitu saja tanpa ada usaha untuk mengipaskan kembali angin segar itu. Ya Cipanas atau kolam pemandian air panas yang berlokasi di desa Cikupa kecamatan Banjarsari ini memang sudah lama diresmikan sebagai objek wisata tepatnya pada tahun 2009. 

Memang saat tahun pembukaan semua fasilitas terasa lebih baik dan lebih indah utamanya kolam yang disediakan terlebih akses jalan yang super mulus. Mungkin karena pendapatan dari pengunjung yang kurang sehingga membuat lingkaran setan yang menyebabkan fasilitas yang ada tidak terurus. Lingkaran setan ini pun selalu erat tidak ingin putus dari bagian-bagian lainnya terlebih diri pemerintah yang seakan-akan tidak mempedulikan objek wisata ini. Dari promosi atau sekedar papan petunjuk jalan pun tidak mendukung hal inilah yang menyediakan orang tidak akan pernah tahu atau orang tidak akan tertarik dengan apa yang ada di Cipanas ini. Sejatinya promosi pariwisata lebih diutamakan selain dari fasilitas umum yang disediakan di objek wisata itu sendiri. Semoga dari pihak pemerintah kabupaten bisa mengangkat kembali objek wisata ini yang mungkin sudah teralihkan oleh pengembangan objek wisata sejarah dan alam yang berada di wilayah Ciamis Utara. 

Baiklah obrolan soal dinamika kepariwisataan di Ciamis ditutup dulu sekarang mari saya jelaskan apa yang ada di Cipanas ini?  Sempet ingat juga bahwa saya sudah berjanji untuk edisi ini memang titah dari edisi bahasa Jawa yang memberikan titah untuk menjelaskan curug atau air terjun saja. Silahkan bagi Anda yang ingin baca kolam pemandian air panas Cikupa silahkan baca di edisi bahasa Jawa. Bagi yang tidak bisa bahasa Jawa khas Pamarican silahkan hubungi saya saja hehehehe. 

Selain keindahan sawah - sawah khas pegunungan Priangan yang menjadi kosmetik indah di objek wisata Cipanas ini ada juga perhiasan yang menakjubkan bagi siapa saja yang akan mengunjunginya. Ya curug atau air terjun ini memang mempunyai keistimewaannya sendiri dikarenakan mempunyai beberapa aliran air terjun. Yang terbesar berada di sebelah kiri yang terjun bebas dengan kekuatan air yang kuat sementara sebelah kanan terdapat air terjun yang berbentuk zigzag atau berkelok dengan aliran air yang sedang. Cukup menakjubkan bukan?! 

Curug Panganten di Cikupa - Banjarsari - Ciamis
Jangan khawatir bagi Anda pemburu keabadian kulit atau pemburu awet muda di sini Anda bisa berenang dan merasakan sensasi air yang segar dari curug ini. Dengan kesegaran sempurna kulit Anda bisa lebih sehat dan cantik sempurna apalagi setelah mandi dengan air segar yang bisa menutup rongga pori kulit yang sudah terbuka karena berendam air panas. Persis sama dengan metode klinik kecantikan yang ada sekarang ini. 

Manusia modern sekarang ini memang tidak pernah ketinggalan untuk sekedar mengambil gambar sebagai tanda keabadian dan perasati bukti pernah berkunjung ke objek wisata ini. Anda bisa selfi ataupun foto bersama dengan keindahan air terjun ini. Sekedar informasi saja nama curug ini tidak mempunyai nama yang spesifik sehingga orang-orang hanya menyebutkan curug atau air terjun Cipanas saja. Walaupun dari segi lokasi antara kolam air panas dengan curug hanya berjarak 100 meter saja. 

Gratis adalah kata yang tepat untuk memasuki objek wisata curug ini bagi Anda yang berjalan kaki untuk yang menggunakan sepeda motor akan dikenakan biaya retribusi sebesar 5000 rupiah untuk bisa menikmati kolam air panas,  curug dan pesawahan yang indah. Cukup buat kantong Anda bukan?! Dan di sini tidak dikenakan biaya tambahan untuk parkir. 

Tidak ada warung dan fasilitas lainnya di air terjun ini. Kenapa bisa begitu?  Mungkin pihak pengelola beranggapan masih satu lokasi dan tidak terlalu jauh dengan fasilitas yang ada di kolam air panas. Namun ada keuntungannya juga tanpa adanya fasilitas berupa warung, sampah pun tidak akan membludak seperti lokasi yang berdekatan dengan warung. Yang saya perhatikan selama berkunjung sebagian besar sampah yang berasal dari hutan di atas gunung seperti serpihan kayu,  bambu dan dedaunan. 

Kedalaman air dan luasnya bidang air di depan air mancur membuat Anda lebih leluasa untuk berenang kesana kemari. Sangat berbeda dengan yang ada di curug 7 ataupun curug 3 di wilayah perhutani. Batu besar dan kecil menahan air yang mengalir dari air terjun membuat gemersik khas air terjun maupun aliran sungai yang indah. 

Kadang kala ada wisatawan yang memang memiliki keberanian tinggi seperti spiderman bisa memanjat tebing yang berada di sisi air terjun namun untuk keselamatan pihak pengelola tidak memberikan jaminan. Jadi harus berhati-hati jika Anda memang ingin mencoba. Baiklah semoga Anda terhibur dan mendapatkan faedah dari artikel yang saya persembahkan dengan edisi khusus bahasa Indonesia. Sampai jumpa di edisi bahasa Indonesia lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d