Sering kali seorang pahlawan terlupakan oleh generasi muda yang modern ini, entah apa alasan dan penyebab utamanya yang memang tidak hanya dari satu pojok masalah saja namun dari sejuta pojok masalah orang muda modern ini. Sebut saja Jendral Ahmad Yani ataupun Cut Nyak Dien yang masyur akan keheroikannya di medan perang mungkin hanya sedikit orang yang tahu sejarah perjuangannya di laga kemerdekaan bangsa Indonesia ini, kadang nama dan wajah pun orang muda modern ini sampai lupa bahkan tidak tahu. Bagaimana bisa seorang muda modern bisa menghormati dan mencintai para pahlawan mereka tanpa ada upaya pengenalan yang lebih dalam untuk memupuk rasa kecintaan negri ataupun rasa kepahlawanan dari dalam diri mereka yang paling dasar.
Hampir semua orang Indonesia tahu dan mengenal wajah pahlawan populer di tanah Indonesia ini selain dari cerita kepahlawanannya di medan laga. Kali ini saya tidak akan menceritakan kembali sejarah heroik pahlawan nasional yang populer di Indonesia namun saya ingin menceritakan kembali dan menukil artikel dari Saudara Andi Suwirta dari UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) yang sudah bersusah payah menyusun artikel ataupun makalah tentang pahlawan yang gugur di Pamarican - Banjar. Letnan Anumerta Soediro Wirjo Soeharjo.
Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Pamarican sendiri saya baru mempunyai kesadaran akan sejarah yang telah terjadi di kampung halaman sendiri. Rasa penasaran ini memang sangat kuat terlebih seringnya melintasi lokasi monument dan lokasi sejarah yang persis di pinggir jalan raya Pamarican - Sidamulih. Tanpa banyak informasi yang didapat baik dari sekolah maupun dari masyarakat sekitar lokasi sejarah ini tampak jelas tidak terawat ataupun tidak ada perhatian yang khusus baik dari kalangan masyarakat maupun pemerintahan.
Rasa terimakasih ini saya sampai dengan bangga karena bapak Andi Suwirta yang telah membuat artikel tentang sejarah kepahlawanan di Pamarican sehingga membuat saya selaku orang Pamarican modern mengetahui sejarah apa yang telah terjadi di kampung halaman sendiri. Baiklah saya paparkan kembali dengan ringkas apa yang telah terjadi di kampung Penyusupan - Pamarican ini.
Letnan Anumerta Soediro Wirjo Soeharjo terlahir di kota Pemalang - Jawa Tengah pada tanggal 2 Februari 1900 yang telah menganyam pendidikan sekolah dasar a la barat sampai dengan sekolah menengah atau disebut juga dengan MULO. Beliau mempunyai skills yang luar biasa dengan ditunjang kemampuan berbahasa Belanda, Inggris dan bahasa lainnya disamping bahasa Melayu (Bahasa Indonesia sebelum Ikrar Sumpah Pemuda). Letnan Soediro juga pernah bertugas di daerah Pandeglang - Banten sebelum bertugas dan gugur di Pamarican - Banjar. Dari catatan sejarah pada zaman pendudukan militer Jepang Beliau mulai berpindah tugas di Banjar - Jawa Barat namun tidak diketahui pasti apa peran dan kedudukannya karena memang Beliau tidak masuk dalam daftar orang terkemuka di Jawa yang telah dibuat oleh Gunseikanbu (Pemerintah Tentara Angkatan Darat Jepang) pada tahun 1944.
Saat zaman revolusi Indonesia saat itu Beliau berusia lebih dari 40 tahun memutuskan untuk jadi tentara. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia Beliau aktif dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) wilayah kerja Ciamis dan setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk pada Oktober 1945 yang berlanjut pada Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan kemudian berubah kembali menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1946. Beliau tetap menjadi tentara dengan pangkat Bintara (Sersan Mayor).
Usia memang bukanlah halangan bagi Beliau untuk membela tanah airnya dengan kemampuan yang dimiliki Beliau dipercaya untuk menangani masalah logistik tentara untuk Batalion IV Resimen XI Devisi III Siliwangi wilayah Banjar - Ciamis. Masalah logistik pada zaman peperangan adalah bukan masalah yang gampang saat itu dikarenakan saat revolusi Indonesia yang saat itu "setengah hati " untuk badan - badan pergerakan berjuang dan berdiri sendiri sehingga membuat masalah logistik harus mencari sumber daya yang bisa menyalurkan dana untuk bisa bertahan hidup dan mempunyai eksistensi. Jadi betapa pentingnya Beliau dalam hal ini.
Untuk selanjutnya saya lanjutkan di bagian ke 2. Silahkan ditunggu.
Monumen pertempuran di Panyusupan, Golempang - Pamarican |
Komentar