Saking banyaknya undangan pernikahan ataupun sunatan, kali ini saya akan mebeberkan tradisi-tradisi yang mungkin sama dengan tempat anda, ataupun sama sekali tidak sama. Saya harap pembeberan ini menjadi sebuah keindahan untuk selalu dilestarikan.
Dari judulnya ada sebuah kata yang memang asing bagi penutur bahasa selain bahasa Jawa. Ya beceran sendiri dari bahasa Jawa yang entah apa arti dan tetek mbengeknya. Beceran sendiri bermakna seperangkat bahan bako yang dibawa/dipersembahkan untuk pengundang dari orang yang diundang, biasanya kerabat dekat, sanak saudara dan orang-orang yang dekat dengan si pengundang.
Membalas undangan dengan beceran adalah kehormatan sendiri bagi sang pemberi dan penerima karena pentingnya suatu sembako dan nilai yang terkandung dalam sembako tersebut. Dibandingkan uang/amplop lebih terhormat beceran walaupun isi amplop lumayan besar. Beceran sendiri dihargai karena kebutuhan akan sembako saat hajatan, hal ini akan memudahkan orang yang mempunyai hajat saat stok sembako habis untuk menjamu para tamu undangan. Jadi sang pemilik hajat tidak perlu hilir-mudik untuk berbelanja ke pasar kembali.
Beceran sendiri dibawa oleh kaum ibu-ibu yang sudah setengah baya, jarang sekali ibu-ibu muda yang membawa beceran. Biasanya beceran dibawa dalam wadah tradisional ataupun tas khusus sayuran yang biasanya dipakai belanja ke pasar. Isi dari beceran sangat variatif tergantung wilayah dan tradisi masing-masing. Misalnya saja isi beceran di tempat saya, Pamarican/Banjar terdiri dari beras 1-2 Kg, mie telor satu ball/pack, buncis, tempe, kol ataupun sayur pecay. Sementara di Adipala, Cilacap terdiri hanya beras 1 kg saja dan tempe saja (menurut saudara saya).
Orang yang membawa beceran biasanya diundang dengan makanan sorogan ataupun hal yang cukup mahal. Biasanya kalau ke undangan dengan beceran sang suami tidak perlu kasih amplop/uang kepada si pengundang namun tak sedikit juga yang keduanya memberi.
Apa imbal balik dari beceran? Biasanya imbal balik dari beceran sendiri sama dengan yang lainnya yakni brengkesan/oleh-oleh atau berkat dalam istilah di Pamarican/Banjar. Imbal balik berupa nasi berkat yang siap makan seperti tumis buncis, daging/telur, goreng kentang, kerupuk, lodeh mie/bihun. Selain itu juga ditemukan pacitan atau juga snack seperti jenang/dodol, kue apem, dan yang lainnya. Tak jarang juga imbalan berupa bahan mentah/siap makan praktis seperti satu kaleng sarden, satu pack Mie instan, satu botol teh, satu pack biskuit dan satu plastik kecil beras. Semua imbalan undangan biasanya tergantung kemampuan dan ketersediaan makanan sang pengundang/yang punya hajat.
Semoga tradisi tersebut masih lestari sampai akhir nanti.
Salam
Komentar