Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Memenuhi Undangan Dengan Beceran

Saking banyaknya undangan pernikahan ataupun sunatan, kali ini saya akan mebeberkan tradisi-tradisi yang mungkin sama dengan tempat anda, ataupun sama sekali tidak sama. Saya harap pembeberan ini menjadi sebuah keindahan untuk selalu dilestarikan.

Dari judulnya ada sebuah kata yang memang asing bagi penutur bahasa selain bahasa Jawa. Ya beceran sendiri dari bahasa Jawa yang entah apa arti dan tetek mbengeknya. Beceran sendiri bermakna seperangkat bahan bako yang dibawa/dipersembahkan untuk pengundang dari orang yang diundang, biasanya kerabat dekat, sanak saudara dan orang-orang yang dekat dengan si pengundang.

Membalas undangan dengan beceran adalah kehormatan sendiri bagi sang pemberi dan penerima karena pentingnya suatu sembako dan nilai yang terkandung dalam sembako tersebut. Dibandingkan uang/amplop lebih terhormat beceran walaupun isi amplop lumayan besar. Beceran sendiri dihargai karena kebutuhan akan sembako saat hajatan, hal ini  akan memudahkan orang yang mempunyai hajat saat stok sembako habis untuk menjamu para tamu undangan. Jadi sang pemilik hajat tidak perlu hilir-mudik untuk berbelanja ke pasar kembali.

Beceran sendiri dibawa oleh kaum ibu-ibu yang sudah setengah baya, jarang sekali ibu-ibu muda yang membawa beceran. Biasanya beceran dibawa dalam wadah tradisional ataupun tas khusus sayuran yang biasanya dipakai belanja ke pasar. Isi dari beceran sangat variatif tergantung wilayah dan tradisi masing-masing. Misalnya saja isi beceran di tempat saya, Pamarican/Banjar terdiri dari beras 1-2 Kg, mie telor satu ball/pack, buncis, tempe, kol ataupun sayur pecay. Sementara di Adipala, Cilacap terdiri hanya beras 1 kg saja dan tempe saja (menurut saudara saya).

Orang yang membawa beceran biasanya diundang dengan makanan sorogan ataupun hal yang cukup mahal. Biasanya kalau ke undangan dengan beceran sang suami tidak perlu kasih amplop/uang kepada si pengundang namun tak sedikit juga yang keduanya memberi.

Apa imbal balik dari beceran? Biasanya imbal balik dari beceran sendiri sama dengan yang lainnya yakni brengkesan/oleh-oleh atau berkat dalam istilah di Pamarican/Banjar. Imbal balik berupa nasi berkat yang siap makan seperti tumis buncis, daging/telur, goreng kentang, kerupuk, lodeh mie/bihun. Selain itu juga ditemukan pacitan atau juga snack seperti jenang/dodol, kue apem, dan yang lainnya. Tak jarang juga imbalan berupa bahan mentah/siap makan praktis seperti satu kaleng sarden, satu pack Mie instan, satu botol teh, satu pack biskuit dan satu plastik kecil beras. Semua imbalan undangan biasanya tergantung kemampuan dan ketersediaan makanan sang pengundang/yang punya hajat.

Semoga tradisi tersebut masih lestari sampai akhir nanti.
Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...