Selepas santap mengakhiri hari pertama, perjalanan pikiran melalui PDF Ikhtisar Inti Jaran Buddha berlanjut ke halaman paling akhir hingga mendekati titik akhir. Disimpulkan dair buku ini bahwa umat Buddha tidaklah menyembah patung Buddha di setiap wihara, melainkan sebagai respresentasi ketenangan batin. "Buddha Rupang bukanlah perwujudan Tuhan, tetapi merupakan perwujudan dari keteguhan, ketenangan, kedamaian, dan segala pencapaian yang dapat dicapai oleh kemampuan manusia" halaman 59. Bersyukur tahun ini saya mengenal Buddha lebih dekat dengan buku elektronik ini, semoga kedepannya mendapatkan kemanfaatan yang bisa diterapkan pada diri saya dari ajaran Buddha.
Prosesi pembicaraan panjang antara aku dan Tuhan kali ini terasa kurang serius, apa karena jumlah percakapan yang terlalu panjang dan terburu-buru. Sejujurnya aku tak merasa serius dalam percakapan pada Tuhan dengan terburu-buru. Belum lagi ayat pujian usai, berganti pada yang lain. Aku tidak merasakan keintiman ini, apa aku mesti bercakap-cakap denganMu di rumah saja.
Dini hari
Santap akhir menjelang peribadatan eksklusif dengan soto Banyumasan, cukup istimewa. Lepas santap dengan lahap kini giliran aku membaca syair-syairNya yang suci, tak banyak hanya cukup untuk mengisi hati.
Pagi
Gowes pagi ini ke arah Kertahayu, tidak terlalu jauh tidak terlalu dekat juga. Sepulang dari Kertahayu melalui jalan tanggul aku bersiap dengan hawa nirwana, penuh kabut. Segar menyiram tubuh, tak ada erangan kendaraan bermesin. Hanya jangkrik dan hewan liar lainnya yang slainh bergosip. Doaku di depan Dewi Sri yang kian menguning dan merunduk pada kasih Tuhan.
Keringat sedikit keluar tanpa terasa, terhalang oleh dinginnya pagi. Putaran ban menggelinding hingga rumah.
Hari ini rencana membaca biografi Nabi Muhammad karangan Ali Sina, tak sampai 10 halaman. Buku elektronik ini saya hapus, ternya buku berisi kebencian luar biasa. Websitenya pun diblokir oleh berbagai negara Islam, kebencian yang dibuatnya adalah bibit unggul untuk kerusuhan sektarian. Tak Sudi aku membacanya, tak mau kebencian itu merasuk menjadi setan merah yang selalu berbuat kebencian. Sebagai gantinya saya memilih Tasauf Modern yang dikarang oleh Buya Hamka.
Pada awal pembahasan Buya Hamka membahas tentang kebahagiaan. Dia menukil beberapa pendapat ahli dikit dari sini internasional tentang apa itu kebahagiaan. Mulai dari Aristoteles, Imam Al Ghazali dan ahli fikir lainnya. Semua definisi diuraikan sehingga mengetahui apa itu hakekat sebuah kebahagian. Di si i Buya Hamka lebih fokus pada penjelasan dari Imam Al Ghazali.
Siang
Tur antar agamakalinini berpindah ke nasrani, saya memilih Injil Matius untuk pembacaan pertama. Injil Matius memiliki besaran data sekitar 2,3 MB dalam format PDF artinya tidak terlalu banyak dengan Perjanjian Lama. Dalam PDF tersebut tersedia sekitar 1200 lebih halaman. Jadi kalau dihitung bisa menghabiskan waktu 10 hari untuk membaca dengan daya yang saya miliki. Untuk pembacaan lintas agama saya alokasikan pada siang hari mulai sehabis sholat Dzuhur hingga habis sholat Ashar.
Awal membaca Injil Matius ada beberapa ayat yang mirip-mirip dengan ajaran Islam yakni "Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu". Matius 6:3 dan ada beberapa juga yang mirip seperti analogi membuat rumah di atas batu yang diterjang air bah padang pasir, sehingga rumah itu lenyap. Analogi ini merujuk pada perbuatan kita yang tidak bersih (suci) sehingga mengakibatkan kehancuran pahala. Di sini saya berfikir ke belakang bahwa Islam adalah "anak ragil" dari ketiga bersaudara: Yahudi, Nasrani dan Islam. Karena masih dalam satu rumpun, maka dauh sucinya mempunyai kemiripan.
Sore
Menjelang bergantinya waktu menurut kalender Hijriyah, saya menyempatkan diri untuk olahraga agar badan tetap segar dan terhindar dari imunitas rendah. Rendahnya imunitas tubuh tentunya akan membuat kepayahan, terlebih lagi akan pandemi saat ini. Beberapa jalan di desaku diportal sehingga kendaraan tidak ada yang masuk kecuali penduduk asli (warga lokal). Ya kampungku masuk pada zona kuning dari virus Covid-19.
Sumber bacaan: Seng Hassen, Upa Sasanasena. 2008. Ikhtisar Agama Buddha. Insight. Yogyakarta.
Pamarican dalam gerimis, 25 April 2020
Komentar