Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Agama Bukan Candu oleh Eko P Dharmawan

Adalah rekomendasi dari yang terspesial, buku ini terbaca dengan lumayan lancar dalam pencernaan. Walaupun hanya berhalaman sekitar 180-an buku ini cukup menyita waktu, terlebih proses pencernaan dari setiap kalimat yang ada. Bagi Anda yang tidak kenal filsafat mungkin seperti makan genjer, masuk genjer keluar genjer! Jika tekad yang kuat menyertai saya pastikan butuh waktu banyak untuk buka kamus dan sedikit pemahaman yang out the box untuk menjadikan asupan genjer dengan keluaran yang bukan genjer lagi!.

Eko Dharmawan memperkenalkan konsep agama yang pernah diungkapkan oleh Karl Mark, Tan Malaka, dan Ludwig Feurbach. Konsep keagamaan yang diungkapkan para filsuf tersebut bukan hal yang kuno, melainkan sangat relevan pada kehidupan keberagaman saat ini yang lebih banyak menyembah materi. Menurut beliau terdapat ketidak seimbangan diantara para pemeluk agama terutama pada sikap yang terlalu theosentris dan lebih sedikit pada antroposentris. Kembali pada sejarah lahir dan tujuan agama diantaranya membuat kesejahteraan manusia dengan roh ketuhanan, oleh karena itu para filsuf mengkritisi keberagamaan masyarakat hari ini.

Jilid Buku Mirip Buku Cerita Horor

Tujuan-tujuan agama tergambar jelas pada penjelasan Tan Malaka, pada bukunya Madilog dimana saat itu beliau mengkritisi masyarakat Hindia Belanda yang religius namun bersifat fatalistik. Kemunduran keberagaman yang ditandai oleh sikap fatalistik itu, menurut Tan Malaka akan memunculkan masalah yang serius pada sistem kenegaraan. Sebagai contoh masyarakat fatalistik tidak akan tergerak untuk menciptakan sesuatu atau berbuat inovasi terbarukan baik dalam teknologi, pertanian dan bidang lainnya. Dari contoh tersebut tentunya berdampak pada kemunduran pada peradaban manusia dannjuga negara. Di sini Tan Malaka menggerakkan manusia Hindia Belanda dengan kritik Madilog, dimana materialisme, dialektika dan logika bersinergi untuk menciptakan manusia seutuhnya.

Bagi saya buku ini membuat kita ingat kembali tujuan keberagaman dengan tujuan kesejahteraan manusia, tanpa menghilangkan kekudusan Tuhan. Untuk dapat mengerti dan paham isi buku ini memang tidak terlalu mudah terlebih pada penjelasan Karl Marx dan Ludwig Feurbach, bisa jadi anda akan muntah karena penggunaan bahasa yang rumit. Tapi jangan menyerah dulu, ada penjelasan yang cukup mudah dimengerti yakni tulisan dari Tan Malaka. 

Mungkin buku ini akan sulit didapatkan di toko buku terkenal, terlebih lagi isi kandungan buku berpaham kiri. Buku ini diproduksi oleh penerbit indie asal Yogyakarta, jika Anda ingin membeli bisa diketik judul buku di mesin pencari Google, dan semoga ada pelapak ataupun penerbitnya yang masih menjual buku ini. Saya sendiri tidak membaca dengan buku fisik langsung, melainkan melalui cara cukup nyleneh yakni halaman buku difoto.

Foto halaman buku yang dikirim melalui WhatsApp

Inilah cara saya mendapat ilmu dari buku yang langka, berjuta terima kasih pada orang yang punya jarinya terfoto di atas. Kamu yang terspesial selama ini untuk otakku. Selanjutnya untuk lebih jelasnya berikut informasi buku Agama Bukan Candu: 

Judul: Agama Bukan Candu
Penulis: Eko P Dharmawan
Penyunting: Dian Yanuardi
Dimensi: 211 halaman; 14x21 cm
Cetakan: Pertama, Oktober 2005
Penerbit: Resist Book
ISBN: 979-3723-55-6


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d