"Orang yang tidak mempunyai tekad dan tenggelam dalam keseharian dapat kehilangan waktu, tetapi orang yang mempunyai kebulatan tekad tidak pernah kehilangan waktu". Dawuh terakhir dari Kanjeng Wali Heiddeger di pengawal hari menuju hari kelima bulan sakral ini. Ya tema waktu memang adalah hal yang sering diceritakan dalam Alquran, beberapa kali tema waktu selalu muncul. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan pada waktu, baik waktu yang vulgar maupun waktu subjektif.
Dawuh Rasullullah Muhammad mengatakan pentingnya waktu, bunyi dhawuhnya kurang lebih seperti ini: "Sehatmu sebelum sakitmu, lapangmu sebelum sempitmu...." Dari sinilah saya lebih fokus pada waktu, baik waktu mekanis ataupun subjektif. Pada masa pandemi ini paling tidak bisa mengerjakan apapun yang ada baik membaca, berkebun, mendengarkan radio et cetera yang bisa berujung pada kemanfaatan. Untuk bahan bacaan setelah Heiddeger, saya alihkan ke sastra anak agar otak segar, buku elektronik itu berisi hanya 85 halaman saja. Cukup menghibur bukan?! Buku kedua ada profil Siddhartha Gautama, yang mempunyai 180 halaman. Mungkin dua buku elektronik tersebut bisa tertelan mudah seperti agar-agar rumput laut, glegek...glegek...glegek... Tak sampai empat sampai lima jam saja.
Pagi, Siang & Sore
Ketiga waktu itu terisi dengan agak buyar, membaca sedikit dan mengerjakan pekerjaan rumah yang masih terbengkalai. Sore hari untuk gowes dan tidak ada kegiatan lainnya. Mandek! Mungkin inilah yang disebut ketidakbulatan tekad dan tenggelam dalam keseharian. Kehilangan waktu!
Komentar