Setiap peristiwa penting selalu ada perayaan rasa bersyukur yang besar kepada Tuhan dengan segala cara sesuai dengan suku adat budaya yang dibawa dan juga agama apa yang dianut. Peristiwa penting yang selalu dirayakan atau menyelenggarakan upacara besar yakni di setiap lingkaran kehidupan: kelahiran, pernikahan, dan kematian. Dari ketiga rangkaian itu selalu ada sebuah upacara besar. Kali ini saya ikut dalam upacara pemberian nama bayi di rumah sepupu di Kesugihan, Cilacap - Jawa Tengah. Memang saya seorang Jawa, namun perlu diketahui setiap daerah beradat budaya Jawa tidaklah selalu sama dalam adat ataupun perayaan dengan berbalut keagamaan ini.
Jalan Upacara
Pertama-tama undangan masuk ke ruangan tamu atau ruangan yang disediakan, setelah berkumpul semua undangan maka upacara dimulai. Suguhan kudapan berangsur-angsur keluar menjamu para tetamu yang datang, sekitar lima menit pembukaan atau mukadimah oleh kyai ataupun sesepuh. Mukadimah biasanya tidak terlalu panjang cukup sampai tujuh menitan, dilanjutkan dengan taluan rebana. Pada mukadimah disebutkan nama pilihan sebagai nama bayi tersebut.
Taluan rebana tanda dimulainya acara pemberian nama bayi, rebana-rebana didendangkan dengan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Nyanyian riwayat kenabian dinyanyikan oleh profesional yang telah diundang sebelumnya, biasanya berasal dari pesantren terdekat. Setelah nyanyian usai dilanjutkan dengan nyanyian dari kitab Al Barzanji, setelah itu barulah taluan rebana kembali bergema untuk menyambut kedatangan si jabang bayi.
Jabang bayi digendong dan dibawa keliling ke seluruh penjuru ruangan yang ada tamu undangan, untuk diperkenalkan kepada setiap orang. Satu rombongan pembawa bayi terdiri dari penggendong, pembawa payung dan pembawa gunting dan mangkok air untuk pencukuran. Setelah berkeliling sekitar tiga kali dengan lantunan shalawat nabi, para rombongan pembawa bayi berhenti di tengah-tengah tamu undangan. Di situlah bayi mulai dicukur oleh para tamu undangan yang dianggap menjadi tokoh yang sukses, religius, saudara dekat dan yang lainnya. Biasanya tidak lebih dari sepuluh orang yang akan mencukur, alat cukur biasanya terdiri dari gunting, cincin emas ataupun pencukur kumis atau jenggot. Setelah mencukur beberapa helai rambut si bajang bayi, sang pencukur mendoakan bayi tersebut agar masa depannya lebih baik.
Semua pencukur sudah beres dengan tugasnya, rombongan pembawa bayi kembali berkeliling tiga kali dengan dendangan rebana dan salawat nabi. Bayi sudah masuk kamar bersama ibunya tinggal doa yang diucapkan oleh sesepuh hingga selesai. Semua upacara selesai, tinggal makan kudapan dengan santai dan membagikan berkat berupa satu paket makanan baik makanan siap makan atau mentahan. Musik rebana masih bertalu hingga tamu undangan bubar.
Komentar