Artikel ini memang saya buat untuk program acara Baca Buku di Radio Taiwan Internasional seksi bahasa Indonesia pada hari rabu.
Senang sekali saat mendengarkan artikel review buku yang saya buat dibacakan dalam acara Baca Buku oleh kak Maria, kesenangan ini bukan hanya meluahkan sebuah hobi maupun sekedar mengisi sebuah tantangan tetapi juga kesenangan jika ada pendengar sekalian yang mendapatkan sebuah manfaat dari review buku yang telah disiarkan pekan lalu. Berbagai manfaat dari konstribusi artikel dalam acara ini sangatlah berarti bagi diri sendiri maupun orang lain misalnya mengasah diri dalam membuat ulasan buku, mengasah dalam bertutur dalam tulisan, maanfat artikel bagi yang mendengarkan maupun yang membaca. Sebuah manfaat tentu saja sangatlah berarti bagi sebuah kehidupan, baik manfaat kecil maupun besar. Bayangkan saja manfaat kecil jika dihilangkan ke orang lain akan berdampak luar biasa. Jadi marilah para pendengar untuk berkonstribusi ke acara Baca Buku ini, jangan berkecil hati jika Anda sekalian tidak memiliki notebook ataupun laptop untuk menulis ulasan Anda, saya sendiri menggunakan telpon genggam pintar dalam menulis review buku untuk acara ini. Baiklah Kali ini saya ingin menyajikan ulasan buku yang saya pinjam di Ipusnas milik Perpustakaan Nasional Indonesia. Aplikasi Ipusnas ini bisa diunduh di telpon genggam pintar anda.
Para Pendengar sekalian, saya mempunyai sepupu yang boleh dibilang mempunyai prestasi kurang baik, susah belajar, malas dan pemalu di saat duduk di sekolah dasar. Tidak ada ranking ataupun nilai bagus dalam raport semesternya, hati saya tergerak untuk merubah prestasi dia. Bagaimana tidak terenyuh saat dia dirundung (bullying) oleh orang tuanya, teman-temannya dan juga kekerasan fisik juga menimpanya. Saya menawarkan diri kepada paman untuk menerapkan ilmu keperawatan yang sedang saya pelajari. Paman dan keluarga setuju dan saya membimbing sepupu dengan konsep yang saya dapatkan dari kuliah. Kunci dari sebuah proses tentunya kesabaran, keuletan dan memahami karakter anak. Walhasil raport semester berikutnya nilai naik signifikan hingga masuk ke dalam ranking 11, ranking yang belum pernah dia dapat. Waktu berjalan dan proses pengasuhan juga berjalan dengan hasil-hasil sangat memuaskan mulai dari masuk ranking 10 besar hingga ke 5 besar. Bukan hanya soal prestasi akademik saja yang membuahkan hasil tetapi juga menaikan kepercayaan diri. Dia sendiri mendapatkan mandat untuk menjadi ketua Pramuka di sekolahnya.
Dari petikan cerita diatas saya ingin berbagi kembali kepada pendengar sekalian dengan kiat-kiat yang pernah saya lakukan dengan refrensi buku yang sangat mirip dengan konsep buku keperawatan yang pernah saya pelajari waktu kuliah. Buku yang akan saya ulas ini berjudul “Intelegent Never Look So Good” karangan dari Andri Priyatna. Buku elektronik yang saya pinjam dari Ipusnas berhalaman 242, dicetak/dikeluarkan oleh Kompas Gramedia pada tahun 2012 di Jakarta. Buku elektronik yang cukup 'tebal' ini berisikan tentang memahami, mengasuh dan mendidik anak dengan gangguan belajar.
Mari pendengar sekalian berkenalan dengan gangguan belajar pada anak. Saya yakin sebagian pendengar sekalian adalah orang tua, sebagai orang tua tentunya lebih mengenal anaknya karena pihak pertama yang mengetahui kondisi anak dalam kesulitan belajar, sementara guru di sekolah adalah pihak kedua, maklum saja banyak anak didik yang menjadi tanggung jawabnya sehingga sulit menentukan/memastikan anak didiknya mengalami gangguan belajar. Gangguan belajar dapat diholongkan sebagai gangguan neurologis. Secara sederhana, gangguan belajar terjadi akibat perbedaan cara kerja otak seseorang. Sejatinya, anak-anak dengan gangguan belajar sama pintar atau bahkan lebih pintar dari anak-anak lainnya. Tetapi anak-anak dengan gangguan belajar mempunyai kesulitan dalam membaca, menghafal, menalar, menginggat, dan mengorganisir saat disuruh menjelaskan sesuatu atau saat diberi penjelasan dengan cara-cara konvensional. Gangguan belajar tidak bisa disembuhkan atau diperbaiki dan merupakan masalah seumur hidup. Namun dengan intervensi yang baik dan dukungan dari berbagai pihak akan menghasilkan kesuksesan yang besar. Diceritakan di buku ini beberapa tokoh yang mengalami kesulitan belajar Salah satunya Albert Einstein yang mengalami kesulitan belajar dan baru dapat bisa membaca pada umur sembilan tahun.
Beberapa fakta tentang gangguan belajar diantaranya:
•1 dari 7 orang di dunia mempunyai gangguan belajar
•Gangguan belajar paling umum diantaranya susah membaca dan kesulitan dalam berbahasa
•Gangguan belajar sering disimpulkan sebagai orang-orang tunagrahita, autisme dan yang lainnya. Padahal berbeda.
•Gangguan belajar paling umum seperti disleksia, dyscalculia (gangguan dimana seseorang kesulitan memecahkan soal-soal matematika dan perlu waktu untuk memahaminya), Dysgraphia (kesulitan menulis huruf-huruf tertentu), Dan gangguan belajar jenis lainnya.
Diharapkan sebagai orang tua pendengar sekalian mengetahui beberapa tanda umum pada anak yang mengalami gangguan belajar, Karena orang tua lah pihak pertama yang bisa mengidentidikasi anaknya dengan leluasa berbeda dengan seorang guru yang mempunyai banyak tanggung jawab terhadap beratus anak didiknya. Dalam buku terdapat tanda-tanda umum gangguan belajar sesuai tingkatan akademik dimulai dari pra-sekolah hingga pada usia dewasa ataupun masa sekolah menengah atas. Pendengar sekalian, berbagai cor umum dari stase umur amuoun stase akademik terlalu panjang untuk ditulis maka dari itu saya akan menuliskan ciri-cirinya dimulai dari usia sekolah sampai dengan sekolah menengah atas. Ciri umum yang tampak pada anak kelas 1-4 sekolah dasar seperti: lamban dalam mempelajari bentuk huruf dan bunyinya, bingung pada penggunaan kata dasar: mau, pergi, dan yang lainnya; konsisten salah membaca huruf seperti gajah menjadi jagah, bisa menjadi sabi; bingung pada transposisi simbol matematika dan urutan angka, dan lain sebagainya. Sementara pada anak kelas 5-8 ciri umum seperti membalikan urutan huruf (sama=amas); lambat mempelajari awalan, akhiran dan akar kata; suka menghindari tugas menulis; menghindari membaca dengan keras; kesulitan mempunyai teman. Untuk anak yang sudah memasuki sekolah menengah atas cirinya seperti: terus salah mengeja, kesulitan meringkas, lemah keterampilan memori, dan sulit berkonsentrasi pada detail-detail spesifik.
Pendengar sekalian sebagai orang tua tentunya segala tentang kebutuhan anak harus direspon dengan baik terlebih lagi dengan gejala-gejala pada anak dengan gangguan belajar. Orang tua menjadi tonggak utama dalam keluarga untuk memahami kekuatan anak. Anak dengan gangguan belajar biasanya mempunyai karakter lebih pada bidang tertentu misalnya dalam hal musik, keterampilan seni, dan keterampilan lainnya. Sebagai orang tua yang bijak tentunya tidak akan memfokuskan pada kekurangan anak melainkan memberikan dukungan besar dan menghargai terhadap potensi yang di miliki oleh anak tersebut. Buku ini menjelaskan bahwa dukungan orang tua sangatlah berarti disamping dukungan dari guru-guru dan teman sekelasnya. Dukungan guru dan teman sekelasnya bisa terjadi jika orang tua dengan beberapa data tentang masalah gangguan belajar anaknya dibuat dan dilaporkan langsung kepada gurunya di sekolah. Evaluasi yang dilakukan guru tentunya akan memberikan pendidikan khusus untuk anak yang mempunyai kesulitan belajar. Diskusi melibatkan anak memang membutuhkan kesabaran untuk meyakinkan bahwa mereka tidak bodoh atau malas. Penjelasan pada saat diskusi dengan anak berdampak pada semangat anak untuk selalu belajar dengan giat dan percaya diri. Partisipasi guru juga sangat berarti mislanya saja dengan mengubah rutinitas pada anak gangguan belajar misalnya tambahan waktu saat ujian, memberikan opsi informasi dengan tulisan, merekam pelajaran ataupun menggunakan alat bantu teknologi untuk mendukung kegiatan belajar.
Berbagai penjabaran di dalam buku elektronik tentang intervensi pada anak gangguan kesulitan belajar sangat banyak sekali hingga berpuluh-puluh lembar sesuai dengan jenis gangguan yang dialami anak. Perlu ditekankan bahwa gangguan belajar tidaklah satu jenis saja namun banyak sekali jenisnya, tentunya membutuhkan waktu yang banyak untuk merangkum ataupun menjelaskan kepada pendengar sekalian. Beberapa kiat yang saya lakukan dalam memgintervensi kurang lebih sama dengan yang dikatakan buku elektronik ini. Misalnya seperti membimbing anak dalam menyelesaikan PR, berikan waktu anak untuk 'mendinginkan' otak beberapa menit dan ajak kembali untuk memecahkan masalah kembali, memberikan tugas-tugas ringan yang terkordinasi dalam catatan kecil, melatih memori dengan strategi Mnemonic (strategi yang meningkat memori siswa dalam memperoleh informasi baru) missing dengan metode akronim/penyingkatan, Akrostik/mengambil satu huruf di depan kata, dan menggunakan metode puisi/lagu. Selain strategi tersebut saya juga memberikan bahan bacaan yang menghibur dan ringan, tentunya dengan tujuan agar si anak 'jatuh cinta' pada kegiatan belajar. Berbagai metode belajar pada anak gangguan kesulitan belajar memang banyak sekali tinggal pilih sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu dukung anak dalam kegiatan yang dia suka.
Banyak berita kegagalan orang tua dalam mendidik anaknya yang mempunyai gangguan belajar. Hal itu dikarenakan menuduh anak maupun pihak sekolah yang menyebabkannya. Perlu diingat kembali bahwa peran utama datang dari orang tua. Pendengar sekalian demikian ulasan buku yang saya pinjam dari Ipusnas, kiranya bermanfaat pada anda sekalian. Bila anda tertarik dengan topik parenting ini, saya sarankan untuk mengunduh aplikasi Ipusnas untuk membaca lebih lanjut buku tentang gangguan belajar pada anak. Ipusnas sendiri memberikan waktu 3 hari kepada pembaca, setelah tiga hari buku elektronik yang telah diunduh tidak bisa lagi dibuka dan mesti meminjam lagi. Saya ucapkan terima kasih kepada kak Maria yang telah memberi kesempatan kepada para pendengar untuk berkonsentrasi dalam acara ini. Saya tunggu ulasan dari ibu Liana Safitri yang saya ketahui sebagai pegiat literasi dan mempunyai beberapa karangan buku. Terima kasih. Salam.
Komentar