Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Sekilas Malang

Pagi Di Taman Walikota Malang

Lelah perjalanan panjang nan dingin karena AC sentral di setiap gerbong kereta ekonomi yang saya tunggangi membuat tubuh semakin memerlukan energi lebih untuk menghangatkan badan, untung saja tidak terlalu lama di dalam kereta. Tepat dengan jadwal yang tertulis sampai di Stasiun Malang jam 2 pagi! Sempat tidur sampai jam 4 di dalam ruang tunggu stasiun. Bersyukur banyak sekali pendaki yang menggunakan layanan kereta ekonomi ini. Sebenarnya saya ingin sekali berangkat bersama dengan teman-teman lainnya, semua hanyalah keinginan karena tiket kereta malam sudah habis! Terpaksa memakai kereta siang hari yang sampai ke Malang jam 2 malam. 

Sinar pagi menyapa setiap manusia saat itu, termasuk saya yang kesepian. Berbekal Google Map dan keberanian, setelah sarapan saya pergi jalan-jalan ke sekitaran bundaran gedung walikota Malang. Susana yang mirip dengan Bandung ataupun Bogor, kiri kanan jalan banyak pohon tua yang meneduhkan. Sempat mengambil foto untuk kenangan manis. Oh ya sarapan yang saya beli adalah nasi rames dengan lauk daging sapi, waktu itu harganya Rp 6000 perbungkus!!! Saya sempat heran dan terharu mendapatkan harga yang super murah, bagaimana tidak terharu?!, dimana kelangkaan daging sapi di Jakarta membuat resah masyarakat dan harga yang sangat mahal untuk satu kilogram daging!. Ternyata di Malang daging sapi masih dijual dengan harga wajar ataupun murah. 

Memburu Puncak Jawa 

Berbagai rintangan yang membuat putus harapan lewat begitu saja dengan kekompakan yang kami ciptakan. Kami mendaki tanpa menghiraukan rasa lelah sampai di puncaknya para dewa yang menjaga pulau Jawa ini, hanya satu teman saja yang tidak mau berangkat ke puncak. 

Sesudah Tanjakan Cinta

Sepulang 'muncak' masih banyak sekali waktu luang untuk menghabiskan masa bersenang-senang di Kota Malang. Banyak rencana yang dibuat hanya terealisasi beberapa saja. Tapi sangat beruntung bisa mencicipi nuansa Kota Malang berserta kulinernya. Sebelum Ke Malang kota, kami sempatkan untuk membelanjakan uang di warung sekitar base camp. Belanja oleh-oleh di sini diharapkan mendapatkan harga yang miring daripada beli di pusat oleh-oleh di kota. Beberapa oleh-oleh saya beli seperti keripik apel hijau, kripik nangka, keripik strawberry, teh khas Malang yang beraroma panili/vanilla, dan berbagai snack. Habislah sekali belanja Rp 200.000 tapi tidak apalah yang penting puas hahahaha.

Bakso Presiden

Berbagai refrensi kuliner dan tempat kece di kota Malang diperoleh dengan mudah dari teman-teman yang sudah menyambangi kota ini, boleh disebutkan saja untuk kuliner seperti bakso presiden. Ya saking enaknya, orang-orang Jakarta ataupun orang dari kota lainnya paham bahwa bakso presiden adalah bakso terbaik di Kota Malang. Setiap orang Indonesia tahu bahwa Malang adalah kota yang mempunyai salah-satu jenis bakso yakni bakso Malang. Paham dong bakso Malang seperti apa?!

Menikmati Bakso Presiden

Cita rasa bakso presiden mempunyai karakter rasa yang kuat dan benar-benar bakso!! Serat daging sapi masih terasa dalam setiap gigitan. Rasa kuahnya juga sangat sedap. Tidak terlalu banyak MSG maupun zat penambah lainnya. Selain bakso kuah juga tersedia bakso bakar. Bakso bakar yang satu tusuk (isi 4) mempunyai rasa yang unik seperti sate namun rasa di dalamnya benar-benar bakso. Warung bakso ini terletak di pinggir rel kereta, jadi mesti hati-hati saat melintas/hendak ke warung. Warung terbagi menjadi dua bagian sisi utama, dimana bakso dipesan dan sisi lainnya di mana pemesanan minuman berada. Berbagai jenis oleh-oleh berbahan dasar bakso juga tersedia di sini seperti bakso goreng ataupun keripik bakso, kripik kulit sapi dan yang lainnya. Puas dengan bakso presiden, kami melanjutkan ke tujuan utama yakni stasiun Malang.

Alun-alun Kota Malang 

Angkot sewaan telah telah menyelesaikan tugasnya untuk mengantarkan ke stasiun Malang, namun waktu masih tersisa sekitar 3 jam. Menunggu jenuh sekali terlebih banyaknya pendaki yang menunggu juga. Rasanya bosan melihat mereka terus. Jadi mau apa nih?! 

Keberanian menjelajah kota baru bagi saya adalah tantangan tersendiri! Dengan tenggang waktu 3 jam saja, saya manfaatkan untuk jalan-jalan ke alun-alun Kota Malang yang tidak terlalu jauh dari stasiun kereta, sekitar 1,6 Km dan untuk jalan kaki bisa menghabiskan waktu 16 menit saja. Lumayan sih ya. Tapi daripada jenuh menunggu di depan stasiun mending jalan-jalan, capek gak masalah!

Dinding Mural

Mbak Esti dan Aryani mereka ikut saya untuk berjalan-jalan, teman lainnya tidak mau, mereka rela menunggu waktu dengan secangkir kopi bersama teman-teman pendaki dari kelompok lainnya. Berjalan terus sampai balaikota dan bertanya kepada setiap orang yang lewat. Tempat pertama kami kunjungi adalah Taman Kreasi Kota Malang, ada apa di taman kreasi ini? Taman ini cukup luas dengan pintu gerbang yang megah juga, di dalamnya terdapat beberapa bus wisata gratis yang disediakan pemerintah kota Malang untuk digunakan wisatawan saat city tour mirip bus Bandros di Bandung ataupun bus Mpok Citi di Jakarta. Sayang sekali saat itu bus gratis tidak beroperasi karena bukan jadwalnya!!

Saya Dan Arni

Taman Kreasi memang penuh dengan aktivitas kreasi dari warga Kota Malang sendiri, saat itu kami menyaksikan para pemuda yang sedang latihan drum band untuk pelaksanaan upacara kemerdekaan esok hari. Beberapa kafeteria maupun galeri karya seni dan juga toko pernak-pernik tampak terbuka. Beberapa warga asing sempat berkunjung ke galeri seni itu. Kami yang masih penasaran dengan adanya taman ini masuk ke dalam lagi untuk melihat-lihat taman. Selain taman yang indah juga terdapat hewan-hewan koleksi seperti merak, ayam kalkun, kelelawar atau kalong yang sangat besar, kelinci dan berbagai jenis burung. Wah sepertinya kebun binatang kecil.

Taman ini juga menyediakan wahana kolam renang dengan aneka fasilitas pendukung seperti perosotan. Saya tidak tahu harga tiket masuknya. Selain fasilitas itu, taman ini banyak menyediakan bangku santai di bawah pohon rindang dan menghadap ke sungai. Di sebrang sungai ada pemukiman penduduk yang cukup kumuh tapi jadi indah karena dinding dicat warna-warni.

Tempat Foto Menarik Di Alun-alun

Sebuah dinding pagar rumah dan dinding jembatan bergambar kartun lucu membuat kami tertarik untuk berpose. Beberapa orang melihat kami dengan gelak sinis, mereka seperti berkata "kampungan sekali", sudahlah Kita memang sedang menikmati sebuah perjalanan. Bertanya kembali lokasi alun-alun atau  masjid  Agung ke  siswa SMA yang sedang melintas, bersyukur sekali dengan orang baik yang selalu menunjukan arah yang benar. Di sepanjang jalan menuju alun-alun terdapat sekali aktivitas warga yang menarik perhatian terutama di pasar burung. Sempat beinteraksi dengan pedagang  di pasar burung dan juga mengamati keindahan burung yang dijual.
Kota Malang, tak ubahnya kota yang penuh pesona, di beberapa titik ada patung yang menggambarkan kesenian setempat seperti patung sepasang manusia sedang menari. Wah keren sekali! Sisi lain Malang bagi saya adalah lestarinya bangunan tua warisan dari Belanda yang masih kokoh berdiri baik berupa gereja maupun komplek pertokoan dan perumahan. Di komplek alun-alun yang sangat harmonis ini tampak rumah ibadah berjejeran tanpa adanya sinisme maupun kebencian. Terlihat beberapa gereja besar yang tak jauh dari masjid, beberapa gereja juga berdampingan langsung dengan masjid. Super keren!

Bangunan bergaya indisch sangat terasa seperti di komplek pertokoan Kayutangan, hotel pelangi, kantor pos Malang, dan bangunan lainnya. Tak ketinggalan juga beberapa bangunan modern seperti Movie Max Sarinah. Kami sempat mengunjugi masjid agung Malang yang sangat ikonik dengan kubah yang sangat besar, walaupun hanya di depan masjid kami cukup puas. Beberapa foto kami simpan untuk sebuah kenangan manis.

Pose Doang Beli Kagak

Alun-alun Malang bagi saya adalah inovasi tersendiri yang disediakan oleh pemerintah kota untuk rakyatnya dan suatu prestasi juga untuk Malang. Banyak tempat foto menarik yang dibangun di alun-alun misalnya saja ada layar yang bergambar sayap malaikat, patung kuda, dan bangunan lainnya yang pas untuk berfoto ataupun swafoto. Di tengah alun-alun juga terdapat tempat duduk yang sengaja dibuat seperti stadion, mungkin untuk suatu pertunjukan ataupun sebuah pertemuan. Bangku khas taman juga dipasang di beberapa titik. Tulisan alun-alun Malang yang besar diletakkan dekat Movie Max Sarinah. 

Beberapa miss call di telpon genggam saya dari teman-teman yang menunggu di stasiun, mereka menginggatkan Kami agar tidak terlalu jauh berhubung waktu yang tinggal 1,5 jam lagi. Waktu satu setengah jam masih cukup untuk berkunjung ke tempat sekitarnya. Kali ini saya ingin mencicipi es krim legendaris Kita Malang yakni es krim Oen yang sudah populer sejak zaman Belanda. Bangunan toko es krim Oen tidak pernah berubah sedikit pun, jadi masih bergaya indisch. Para pegawai juga mengenakan pakaian kayaknya saat zaman kolonial dulu. Sebagian pengunjung saatniyu adalah orang luar, lumrah sekali jika toko es krim ini terkenal. Kembali teman-teman miss call saya untuk segera pulang, saya yang sedang pesan es krim akhirnya dibatalkan karena takut ketinggalan kereta. Padahal masih ada waktu satu jam saat itu.

Saya, Gotit, Ardi Dan Erwin

Kembali ke komplek kafeteria dekat stasiun Malang, kami makan bersama dan membeli makanan sebagai bekal pulang menuju Jakarta. Waktunya tiba, kereta yang dinanti sudah siap untuk berangkat ke Jakarta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...