Banyak cerita yang tak tersampaikan bahkan hilang, luruh kalimat demi kalimat karena hanya terucap saja. Demi menjaga sebuah kenangan indah, saya ingin sekali menulis kembali tentang waktu yang telah berlalu itu. Keceriaan saat diplonco memang tidak terlalu berkesan tapi saat drama-drama kekerasan malah menjadi suatu ingatan yang kuat. Saya sendiri saat diplonco tidak pernah mengalami kekerasan malah peristiwa konyol yang saya dapatkan.
Cerita konyol saat diplonco diantaranya saat sang senior memberi arahan dalam bahasa Sunda sementara saya dan kawan dari Lampung tidak mengetahuinya. Seketika juga para senior mendatangi saya dan seorang teman dari kampung itu. Sepertinya mereka memarahi saya tapi saya tidak mengerti, rasa marah atau takut tidak ada dalam diri, wajar saja masalah bahasa. Saat ditanya suku saya mereka baru sadar dan malu. Senior pergi begitu saja disertai tawa dari senior lainnya! Hahahaha.
Komentar