Artikel kali ini saya salin tempel dari naskah yang saya buat sendiri untuk program baca buku di Radio Taiwan International.
Beberapa waktu lalu seorang YouTuber asal Amerika Serikat, Logan Paul dikecam karena telah merekam dan mengunggah mayat di hutan bunuh diri. Semua orang kecewa akan kelakuan sang bintang YouTuber tersebut, bagaimana tidak warga net kecewa dengan unggahan Paul yang berisikan hal menyakitkan. Bayangkan saja anda menjadi salah-satu keluarga, kerabat maupun teman sekantor yang bunuh diri dan jasadnya terekam dalam video yang disebarkan di media sosial. Sangat menyakitkan!. Di sini saya tidak akan menjelaskan tentang etika Di media sosial maupun hal lainnya tapi saya ingin membahas tentang BUNUH DIRI. Saya ingin membahas tema ini karena banyak sekali kasus bunuh diri Di Gunungkidul, Yogyakarta akhir-akhir ini, bukan hanya di Jogja saja tapi kasus bunuh diri selalu meningkat di Korea, Jepang dan negara lainnya. Karena penasaran tentang angka statistics yang meningkat maka dari itu saya membeli sebuah buku berjudul “Mengapa Harus Bunuh Diri?” karangan daripada Sulaiman Al Husain. Buku yang saya beli ini mempunyai 138 halaman dan dicetak di Indonesia tahun 2005 untuk cetakan pertama.
Dalam bukunya Sulaiman Al Husain membagi beberapa Bab dalam pembahasan tentang bunuh diri. Dimulai dari definisi tentang bunuh diri, jenis-jenis bunuh diri, angka statistics bunuh diri, teori tentang bunuh diri, bunuh diri dalam prespective agama, sebab bunuh diri, sampai ke terapi pencegahan bunuh diri. Dengan beberapa Bab tersebut saya ingin sekali membagikan kepada anda sekalian tentang apa itu Bunuh Diri dan segala hal yang bersangkutan tentang bunuh diri. Semoga bermanfaat dan selalu hidup optimis!.
Bunuh diri dapat didefinisikan sebagai upaya seseorang untuk membunuh dirinya sendiri dengan sengaja. Pakar sosiologi terkenal, Durkheim, mendefinisikan bunuh diri sebagai kasus kematian yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung oleh perbuatan positive maupun negative yang dilakukan oleh korban sendiri, dan dia menyadari bahwa perbuatannya akan menghantarkannya kepada hasil kematian. Durkheim tidak melibatkan unsur kesengajaan dalam definisi bunuh diri, karena menurutnya akan mengeluarkan bentuk-bentuk pengancuran diri lainnya dari definisi bunuh diri. Misalnya, seorang tentara yang maju menghadapi maut demi menyelamatkan devisinya. Dia sebenarnya tidak ingin mati atau sengaja untuk mati. Memang agak rumit tentang definisi-definisi bunuh diri, ditarik pengertian sederhana dari bunuh diri adalah membunuh dirinya sendiri.
Tidak ada sesuatu yang tidak mempunyai sejarah bukan?! Bunuh diri juga mempunyai sejarah yang cukup panjang ternyata!. Sejarah bunuh diri yang terdapat dalam buku dibagi menjadi beberapa bagian sesuai negara dan budaya misalnya bunuh diri dianggap sebagai ksatria (Jepang), bunuh diri dianggap sebagai sebuah kehormatan, dan masih banyak lagi tradisi-tradisi bunuh diri yang tercantum pada sejarah dunia. Tradisi bunuh diri Di setiap budaya dan negara disebabkan beberapa faktor diantaranya seperti aliran kepercayaan terhadap suatu ilmu filsafat, kepercayaan terhadap agama, atau sebuah kebaktian.
Para sosiolog membagi beberapa jenis bunuh diri diantaranya bunuh diri egoisitis, bunuh diri tipe ini biasanya dikarenakan tekanan faktor-faktor yang keras, bencana, dan kondisi yang tidak menyenangkan dalam keluarga maupun lingkungan tertentu. Kedua bumuh diri anarkistis, cirinya adalah adanya kekacauan besar dan krisis mengejutkan, yang mendorong sebagian orang untuk menghabisi hidup mereka. Ketiga bunub diri alturistis, seperti kesyahidan, pengorbanan, dan penyelamatan dalam peperangan. Sebenarnya masih banyak jenis-jenis bunuh diri tapi tiga jenis tersebut yang sering terjadi.
Berita online Indonesia mengatakan bahwa angka bunuh diri di Sleman dan Gunungkidul cukup tinggi yakni 14 kasus selama 2017 Di kabupaten Sleman dan Gunungkidul, sementara statistics yang dikeluarkan oleh WHO tahun 2000 menyebutkan bahwa setiap 40 detik terjadi satu kasus bunuh diri. Sampai saat ini juga bunuh diri menjadi penyebab ketiga kematian manusia. Seperti diketahui beberapa tahun terakhir beberapa bintang Kpop meninggal dengan cara bunuh diri. Ya tepat apa yang disebutkan WHO setiap tahunnya akan banyak orang yang bunuh diri terutama di negara industri. Tentu saja angka-angka tersebut bisa dibandingkan dengan berbagai negara dan wilayah, namun kembali lagi angka kematian akibat bunuh diri dipengaruhi oleh faktor agama.
Teori bunuh diri menyebutkan bahwa seseorang memiliki indikasi perilaku bunuh diri dengan ciri-ciri: banyak berbicara tentang bunuh diri, ungkapan rasa tak bernilai, hilang harapan, ide kematian yang mendominasi, berpikir tentang bunuh diri dan merencanakannya, gangguan tidur dan makan, gelisah, takut, kesedihan berkepanjangan, pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya. Meski pun Kita tidak mampu memprediksi dengan tepat orang yang akan melakukan bunuh diri, tapi realitasnya menunjukan bahwa ada beberapa indikasi perilaku yang dapat membantu untuk mengetahui orang yang mungkin menjadi korban bunuh diri. Pakar bunuh diri Durkheim mengatakan bahwa jika ikatan agama, keluarga, dan politik menguat maka angka bunuh diri akan menjadi kecil. Tapi jika semua itu lemah, maka angka bunuh diri akan menjadi besar. Selain teori dari Durkheim juga ada beberapa teori lainnya seperti teori Pskoanalisis+/ (Freud) yang mengatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri merupakan korban dari insting dan naluri permusuhan/sadisme yang gagal mengatakan dirinya, sehingga dia berbalik dalam dirinya sendiri. Mengenai teori terdapat 6 teori yang populer dan ada dalam buku, selebihnya silahkan mencari tahu sendiri.
Kebanyakan agama di dunia menyatakan bahwa bunuh diri adalah dilarang. Dari perspective umunya mengatakan demikian tapi ada beberapa sekte agama yang mempunyai celah tertentu soal bunuh diri. Saya pikir untuk urusan agama, saya silahkan pendengar sekalian untuk menelusuri perspective-perspective sekte maupun agama yang pendengar anut.
Beberapa penyebab bunuh diri telah disebutkan sebelumnya, saya ingin mengingatkanku lagi beberapa faktor penyebab utama bunuh diri diantaranya: penyakit-penyakit jiwa, depresi, schizophrenia, pengguna narkotika ataupun pemabuk berat, krisis kepribadian, penyakit jasmani, faktor genetic, perubahan dalam buraa kerja, kondisi keluarga, pengaruh media massa, dan faktor lainnya.
Bunuh diri bukan saja berdampak pada si korban melainkan juga kepada yang lainnya seperti kerabat/teman yang menimbulkan perasaan terpukul, pengingkaran, perasaan sedih, kelapangan dan malapetaka. Selain efek pskologi yang dialami teman dan kerabatnya juga berdampak pada ekonomi dan sosial. Efek yang mebahayakan dari sebuah bunuh diri adalah timbulnya sebuah rasa kehilangan yang mendalam ataupun hal lainnya yang mengakibatkan pada depresi, setelah depresi makan akan muncul bibit untuk bunuh diri. Memang bagi saya ini seperti sebuah lingkaran setan yang terus berputar. Maka untuk memecah lingkaran setan perlu adanya pencegahan yang sesuai.
Usaha mencegah tindakan bunuh diri merupakan tanggung jawab seluruh element masyarakat. Individu, pemerintah, serta lembaga-lembaga pendidikan dan informasi memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dalam usaha ini. Mungkin saja orang di Indonesia belum mengetahui banyak soal perananya dalam usaha mencegah bunuh diri misalnya untuk peran individual, peran ini sangat penting karena dimulai dari yang kecil. Kebanyakan penderita gangguan pskologis tidak mau dianggap sebagai orang gila Dan takut membicarakan masalahnya kepada orang lain, Di sinilah peran individu muncul dimana diharapkan individu memahami, menyadari akan seseorang yang 'sakit' maka Kita akan dapat menolong banyak nyawa. Selain memahami dan menyadari, peran individu seperti menjaga hubungan yang baik, memperhatikan, mendengarkan dan menolong mereka adalah hal utama. Usaha perventif lainnya dilakukan oleh pemerintah mislanya saja mengurangi angka kemiskinan, menyediakan fasilitas pendidikan, sosial, dan kesehatan.
Merupakan tantangan besar untuk semuanya terutama seorang pskiater untuk melakukan terapi terhadap perilaku bunuh diri. Berikut beberapa langkah terapi bunuh diri mencakup: Pertama target terapi, memeperhatikan perubahan yang akan terjadi pada setiap keadaan, mengurangi Rasa frustasi, menghindari adanya bahaya-bahaya masa depan yang berkaitan tentang kondisi ini. Kedua yakni memprediksi keinginan bunuh diri dan kemungkinan terulangnya. Beberapa terapi penunjang sangat dibutuhkan untuk terapi bunuh diri mislanya saja terapi perilaku kognitif yang mana usaha terapi ini berkesinambungan antara pasien dan dokyer, terapi perilaku kognitif bertujuan merubah perilaku bunuh diri dan dampak-dampak yang menyertainya dengan cara memfokuskan diri pada usaha merubah paradigma berfikir. Strategi pemecahan masalah merupakan metode yang sering banyak digunakan dan menunjukan efektifitas klinis dalam mengatasi bunuh diri. Metode terapi ini memberikan dorongan kepada pasien untuk berlatih berbagai kemampuan yang dibutuhkan agar dia merasa bahwa dia mampu mengatasi problem-problem kehidupan yang bermacam-macam. Metode ini mengharuskan pasien untuk memainkan peran yang efektif dan positive dalam mengidentifikasi dan memahami persoalan-persoalannya, serta dalam mencari solusi dan alternative berikut pelaksanaanya.
Permasalahan bunuh diri merupakan masalah dunia global. Bunuh diri dan percobaan bunuh diri memberikan banyak beban, baik kepada individu yang melakukannya, keluarganya, maupun masyarakat. Diharapkan setelah mendengarkan artikel ini semua pendengar mempunyai peran untuk menanggulangi usaha bunuh diri baik itu kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Berpandangan positive kepada kehidupan, menjalin kehidupan sosial, dan mempunyai pemahaman agama yang kuat akan memberikan konstribusi besar terhadap menurunnya angka bunuh diri. Tetap semangat dalam kehidupan!
Dalam bukunya Sulaiman Al Husain membagi beberapa Bab dalam pembahasan tentang bunuh diri. Dimulai dari definisi tentang bunuh diri, jenis-jenis bunuh diri, angka statistics bunuh diri, teori tentang bunuh diri, bunuh diri dalam prespective agama, sebab bunuh diri, sampai ke terapi pencegahan bunuh diri. Dengan beberapa Bab tersebut saya ingin sekali membagikan kepada anda sekalian tentang apa itu Bunuh Diri dan segala hal yang bersangkutan tentang bunuh diri. Semoga bermanfaat dan selalu hidup optimis!.
Bunuh diri dapat didefinisikan sebagai upaya seseorang untuk membunuh dirinya sendiri dengan sengaja. Pakar sosiologi terkenal, Durkheim, mendefinisikan bunuh diri sebagai kasus kematian yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung oleh perbuatan positive maupun negative yang dilakukan oleh korban sendiri, dan dia menyadari bahwa perbuatannya akan menghantarkannya kepada hasil kematian. Durkheim tidak melibatkan unsur kesengajaan dalam definisi bunuh diri, karena menurutnya akan mengeluarkan bentuk-bentuk pengancuran diri lainnya dari definisi bunuh diri. Misalnya, seorang tentara yang maju menghadapi maut demi menyelamatkan devisinya. Dia sebenarnya tidak ingin mati atau sengaja untuk mati. Memang agak rumit tentang definisi-definisi bunuh diri, ditarik pengertian sederhana dari bunuh diri adalah membunuh dirinya sendiri.
Tidak ada sesuatu yang tidak mempunyai sejarah bukan?! Bunuh diri juga mempunyai sejarah yang cukup panjang ternyata!. Sejarah bunuh diri yang terdapat dalam buku dibagi menjadi beberapa bagian sesuai negara dan budaya misalnya bunuh diri dianggap sebagai ksatria (Jepang), bunuh diri dianggap sebagai sebuah kehormatan, dan masih banyak lagi tradisi-tradisi bunuh diri yang tercantum pada sejarah dunia. Tradisi bunuh diri Di setiap budaya dan negara disebabkan beberapa faktor diantaranya seperti aliran kepercayaan terhadap suatu ilmu filsafat, kepercayaan terhadap agama, atau sebuah kebaktian.
Para sosiolog membagi beberapa jenis bunuh diri diantaranya bunuh diri egoisitis, bunuh diri tipe ini biasanya dikarenakan tekanan faktor-faktor yang keras, bencana, dan kondisi yang tidak menyenangkan dalam keluarga maupun lingkungan tertentu. Kedua bumuh diri anarkistis, cirinya adalah adanya kekacauan besar dan krisis mengejutkan, yang mendorong sebagian orang untuk menghabisi hidup mereka. Ketiga bunub diri alturistis, seperti kesyahidan, pengorbanan, dan penyelamatan dalam peperangan. Sebenarnya masih banyak jenis-jenis bunuh diri tapi tiga jenis tersebut yang sering terjadi.
Berita online Indonesia mengatakan bahwa angka bunuh diri di Sleman dan Gunungkidul cukup tinggi yakni 14 kasus selama 2017 Di kabupaten Sleman dan Gunungkidul, sementara statistics yang dikeluarkan oleh WHO tahun 2000 menyebutkan bahwa setiap 40 detik terjadi satu kasus bunuh diri. Sampai saat ini juga bunuh diri menjadi penyebab ketiga kematian manusia. Seperti diketahui beberapa tahun terakhir beberapa bintang Kpop meninggal dengan cara bunuh diri. Ya tepat apa yang disebutkan WHO setiap tahunnya akan banyak orang yang bunuh diri terutama di negara industri. Tentu saja angka-angka tersebut bisa dibandingkan dengan berbagai negara dan wilayah, namun kembali lagi angka kematian akibat bunuh diri dipengaruhi oleh faktor agama.
Teori bunuh diri menyebutkan bahwa seseorang memiliki indikasi perilaku bunuh diri dengan ciri-ciri: banyak berbicara tentang bunuh diri, ungkapan rasa tak bernilai, hilang harapan, ide kematian yang mendominasi, berpikir tentang bunuh diri dan merencanakannya, gangguan tidur dan makan, gelisah, takut, kesedihan berkepanjangan, pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya. Meski pun Kita tidak mampu memprediksi dengan tepat orang yang akan melakukan bunuh diri, tapi realitasnya menunjukan bahwa ada beberapa indikasi perilaku yang dapat membantu untuk mengetahui orang yang mungkin menjadi korban bunuh diri. Pakar bunuh diri Durkheim mengatakan bahwa jika ikatan agama, keluarga, dan politik menguat maka angka bunuh diri akan menjadi kecil. Tapi jika semua itu lemah, maka angka bunuh diri akan menjadi besar. Selain teori dari Durkheim juga ada beberapa teori lainnya seperti teori Pskoanalisis+/ (Freud) yang mengatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri merupakan korban dari insting dan naluri permusuhan/sadisme yang gagal mengatakan dirinya, sehingga dia berbalik dalam dirinya sendiri. Mengenai teori terdapat 6 teori yang populer dan ada dalam buku, selebihnya silahkan mencari tahu sendiri.
Kebanyakan agama di dunia menyatakan bahwa bunuh diri adalah dilarang. Dari perspective umunya mengatakan demikian tapi ada beberapa sekte agama yang mempunyai celah tertentu soal bunuh diri. Saya pikir untuk urusan agama, saya silahkan pendengar sekalian untuk menelusuri perspective-perspective sekte maupun agama yang pendengar anut.
Beberapa penyebab bunuh diri telah disebutkan sebelumnya, saya ingin mengingatkanku lagi beberapa faktor penyebab utama bunuh diri diantaranya: penyakit-penyakit jiwa, depresi, schizophrenia, pengguna narkotika ataupun pemabuk berat, krisis kepribadian, penyakit jasmani, faktor genetic, perubahan dalam buraa kerja, kondisi keluarga, pengaruh media massa, dan faktor lainnya.
Bunuh diri bukan saja berdampak pada si korban melainkan juga kepada yang lainnya seperti kerabat/teman yang menimbulkan perasaan terpukul, pengingkaran, perasaan sedih, kelapangan dan malapetaka. Selain efek pskologi yang dialami teman dan kerabatnya juga berdampak pada ekonomi dan sosial. Efek yang mebahayakan dari sebuah bunuh diri adalah timbulnya sebuah rasa kehilangan yang mendalam ataupun hal lainnya yang mengakibatkan pada depresi, setelah depresi makan akan muncul bibit untuk bunuh diri. Memang bagi saya ini seperti sebuah lingkaran setan yang terus berputar. Maka untuk memecah lingkaran setan perlu adanya pencegahan yang sesuai.
Usaha mencegah tindakan bunuh diri merupakan tanggung jawab seluruh element masyarakat. Individu, pemerintah, serta lembaga-lembaga pendidikan dan informasi memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dalam usaha ini. Mungkin saja orang di Indonesia belum mengetahui banyak soal perananya dalam usaha mencegah bunuh diri misalnya untuk peran individual, peran ini sangat penting karena dimulai dari yang kecil. Kebanyakan penderita gangguan pskologis tidak mau dianggap sebagai orang gila Dan takut membicarakan masalahnya kepada orang lain, Di sinilah peran individu muncul dimana diharapkan individu memahami, menyadari akan seseorang yang 'sakit' maka Kita akan dapat menolong banyak nyawa. Selain memahami dan menyadari, peran individu seperti menjaga hubungan yang baik, memperhatikan, mendengarkan dan menolong mereka adalah hal utama. Usaha perventif lainnya dilakukan oleh pemerintah mislanya saja mengurangi angka kemiskinan, menyediakan fasilitas pendidikan, sosial, dan kesehatan.
Merupakan tantangan besar untuk semuanya terutama seorang pskiater untuk melakukan terapi terhadap perilaku bunuh diri. Berikut beberapa langkah terapi bunuh diri mencakup: Pertama target terapi, memeperhatikan perubahan yang akan terjadi pada setiap keadaan, mengurangi Rasa frustasi, menghindari adanya bahaya-bahaya masa depan yang berkaitan tentang kondisi ini. Kedua yakni memprediksi keinginan bunuh diri dan kemungkinan terulangnya. Beberapa terapi penunjang sangat dibutuhkan untuk terapi bunuh diri mislanya saja terapi perilaku kognitif yang mana usaha terapi ini berkesinambungan antara pasien dan dokyer, terapi perilaku kognitif bertujuan merubah perilaku bunuh diri dan dampak-dampak yang menyertainya dengan cara memfokuskan diri pada usaha merubah paradigma berfikir. Strategi pemecahan masalah merupakan metode yang sering banyak digunakan dan menunjukan efektifitas klinis dalam mengatasi bunuh diri. Metode terapi ini memberikan dorongan kepada pasien untuk berlatih berbagai kemampuan yang dibutuhkan agar dia merasa bahwa dia mampu mengatasi problem-problem kehidupan yang bermacam-macam. Metode ini mengharuskan pasien untuk memainkan peran yang efektif dan positive dalam mengidentifikasi dan memahami persoalan-persoalannya, serta dalam mencari solusi dan alternative berikut pelaksanaanya.
Permasalahan bunuh diri merupakan masalah dunia global. Bunuh diri dan percobaan bunuh diri memberikan banyak beban, baik kepada individu yang melakukannya, keluarganya, maupun masyarakat. Diharapkan setelah mendengarkan artikel ini semua pendengar mempunyai peran untuk menanggulangi usaha bunuh diri baik itu kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Berpandangan positive kepada kehidupan, menjalin kehidupan sosial, dan mempunyai pemahaman agama yang kuat akan memberikan konstribusi besar terhadap menurunnya angka bunuh diri. Tetap semangat dalam kehidupan!
Komentar