Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Buletin Ranesi Nomor 36|2007

Ranesi kali kedua menerbitkan buletin seperti pada buletin sebelumnya. Ukuran buletin menjadi besar dengan 8 halaman berisikan artikel sementara satu halaman besar terdapat informasi susunan acara, gelombang dan frekuensi di SW radio, dan informasi tentang nama satelit penerima siaran dan sinyalnya.

Halaman Muka
Halaman muka buletin nomor 36 ini layaknya menu pada Microsoft Windows versi ke 10 ataupun menu pada telpon genggam pintar Lumia dengan balok kotak berwarna dan terdapat beberapa foto seperti Juli Wajahna sedang mewawancarai Dubes RI, Junus E Habibie, Tari barongsai di Amsterdam dalam rangka perayaan imlek, dan di kotak paling kanan bawah terdapat foto para pengamen asuhan Ranesi yang sedang latihan untuk membuat persembahan.

Ranesi dan Mahasiswa
Halaman kedua dan ketiga dihiasi oleh artikel yang berjudul "Ranesi Melibatkan Mahasiswa Indonesia di Eropa"  dan di halaman ke tiga "Dubes RI Tidak Keberatan Kena Kritik" selain itu di halaman dua ada beberapa kolom yang berisikan artikel/berita singkat terutama dari program RNW dari berbagai seksi bahasa.

Perayaan imlek di Amsterdam
Ranesi merupakan salah satu radio yang peduli dengan rekan mitra yang berada di Indonesia hal ini terlihat saat kepulauan Nias yang berada di barat pulau Sumatra mengalami bencana alam. Ranesi berperan aktif dalam pembangunan Nias terutama dalam pembangunan informasi dalam radio. Salah satunya membangun kembali radio mitra Ranesi yakni Mitra Darma FM Nias yang hancur karena bencana. Di sini Ranesi membantu rekan mitra untuk bangkit kembali dengan membangun kembali dan memberikan seperangkat peralatan penyiaran. Peliputan Ranesi di Nias bukan hanya saja soal berita radio yang tanpa gambaran secara visual akan tetapi Ranesi melaporkan beritanya dengan sebuah video yang nantinya disiarkan di websitenya.

Ranesi untuk Nias
Cina merupakan salah satu komunitas terbesar di seluruh dunia bahkan setiap negara pasti mempunyai komunitas Cina. Tak kalah dengan negara lainnya Amsterdam sebagai kota Eropa mengadakan perayaan imlek. Bari Muchtar sebagai muslim yang dibesarkan pada zaman orde baru yang saat itu komunitas Cina dibungkam kebebasannya. Tentu saja Bung Bari mempunyai pengalaman tersendiri dalam meliput perayaan ini.

Sekapur sirih Ranesi
Salam biasanya berada di depan ataupun halaman kedua sebuah halaman sebagai sambutan ataupun mukadimah namun di buletin ini Ranesi memilih menempatkan di halaman ke enam tepatnya kalau dilipat akan menjadi halaman paling belakang. Ranesi berujar di halaman ini bahwa tahun 2007 adalah tahun yang istimewa karena ianya berumur 60 tahun!  Istimewa bukan?!

Kru Ranesi
Sebagai seksi paling tua di RNW, Ranesi tentunya ingin berpartisipasi penuh dalam acara ini. Perayaan yang diselenggarakan Ranesi mempunyai format berbeda dan cukup unik karena melibatkan para pengamen di Ambarawa, Jawa Tengah. Selain itu Ranesi juga menyelengarakan pertemuan di Erasmus Huis di Jakarta.

Sambutan Direktur Ranesi
Beranjak ke halaman selanjutnya di halaman 7 Ranesi mengisi penuh halaman ini tentang persiapan dan latihan para pengamen Ambarawa yang akan tampil di acara ulang tahun RNW. Tentunya pertunjukan ini akan sangat menarik untuk ditonton ataupun di dengarkan.

Perayaan dengan pengamen
Lagi - lagi Ranesi menempatkan sambutan ulang tahun RNW yang disampaikan oleh Jan C Hoek sebagai direktur utama RNW di halaman terakhir (halaman 8) karena halaman delapan ini jika dilipat akan berada di dalam atau tengah - tengah jadi syah syah saja ya.

Jadwal acara ranesi
Halaman susunan acara berada di dalam lipatan dan salah satu kolom terbesar karena memuat peta dunia, susunan acara yang berurusan besar tentunya. Di tahun 2007 tepatnya masa periode 25 Maret sampai dengan 27 Oktober 2007 frekuensi Ranesi di gelombang SW mengalami perubahan begitu nyata terutama dengan pengurangan gelombang di siaran pagi yang tadinya 3 gelombang menjadi satu gelombang saja. Untuk siaran malam tidak ada pengurangan gelombang (masih 3 frekuensi). Untuk acara tidak ada perubahan ataupun penambahan acara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...