Perseteruan semalam memberikan sebuah jalan yang harus diyakini dan dikerjakan. Sesuatu yang memang sulit untuk diterima oleh hati yang masih bernafsu menikmati kedamaian yang menenangkan. Hati memang selalu kalah oleh otak di hampir setiap kepala lelaki. Mungkin akan berbeda jika terjadi pada perempuan yang selalu menggunakan bahasa kalbu. Otak menjadi akhirnya menjadi pemenang. Kemenangan otak mengharuskan saya untuk merencanakan kembali perjalanan untuk pulang. Apakah menggunakan moda transportasi air dan darat atau udara.
Kerisauan mendera satu hari penuh karena perencanaan perjalanan yang harus ada sementara otak masih dalam fase keterkejutan. Denpasar menjadi titik awal perjalanan melalui moda transportasi udara. Alhamdulillah tiket sudah ada di tangan dengan harga yang lumayan murah ketimbang pesawat merek lainnya. Saya mendapatkan tiket promosi seharga Rp 411.000 dari merek NAM air yang masih seibu dengan Sriwijaya air.
Poin perjalanan ke dua yang bermula dari Banyuwangi ke Surabaya dan poin perjalanan ke tiga dari Surabaya ke Banjar belum bisa mendapatkan kelancaran dalam pemesanan. Pemesanan tiket online saya lakukan dan semuanya sukses namun pembayaran melalui mesin ATM bank BNI terkendala. ATM bank BNI menolak transaksi yang saya ajukan. Tentu saja membuat saya stres karena waktu yang sangat mepet.
Suasana dapur setelah beres menggoreng tempe |
Semua teman di pulau Jawa saya hubungi untuk membantu saya dalam administrasi tiket kereta api. Alhamdulillah dengan ketulusan hati mas Agung membantu saya dalam pemesanan tiket kereta api dan pembayarannya. Saya hanya cukup mentransfer sejumlah uang ke rekening mas Agung. Alhamdulillah semua permasalahan tentang perjalanan semua beres walaupun menyita waktu yang begitu panjang.
Penyitaan waktu untuk mengurus tiket perjalanan kembali saya menghabiskan satu hari penuh jadi hari ini (22/10/16) tidak pergi kemana - mana hanya masak dan menyelesaikan masalah tiket. Ada cerita lain selain rumitnya mengurus perjalanan pulang saya. Saat hendak transfer uang untuk pembelian tiket pesawat dengan rasa penasaran saya membeli kue khas Flores. Saat membeli kue khas tersebut uang saya tidak diterima oleh sang penjual karena saya hanya membeli 2 biji saja sementara harga satu biji kue hanya Rp 1000. Jelas ditolak karena uang sebesar itu tidak ada lagi di.koleksi uang mereka.
Tidak ada rasa kue khas Flores ini. Tawar dan tawar memang sedikit aneh bagi saya yang selalu makan roti yang dicampur dengan krim manis ataupun coklat. Cukup sulit untuk menemukan makanan khas Flores di Labuan Bajo mungkin Anda harus berkendara lebih dari satu jam untuk masuk ke pelosok Manggarai demi mendapatkan makanan tradisional tersebut. Seperti halnya di Bima kebanyakan pedagang berasal dari Jawa yang menjual makanan khas Jawa juga.
Komentar